Si Bad Boy

Mau anak berapa?

Happy reading

(Banyak typo ges)

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

🍂🍂🍂

Nafizah dan Fernandro sedang duduk sambil menikmati masakan buatan Mama dan Bunda di acara tunangan kak Umaira.

"Naf" ucap kak Umaira membuat Nafizah dan Fernandro menoleh kearah kanan

"Eh kak, btw selamat ya udah tunangan aja nih, padahal mah kak Umaira kemarin bilangnya gak mau nikah dulu mau belajar dulu sampe sukses eh gak taunya malah tunangan" ucap Nafizah

"Ish apaansih Naf" ucap kak Umaira lalu menoyor kepala Nafizah pelan

"Woy" ucap kak Lauren menghampiri mereka

"Cie yang udah tunangan, cimiw" ucap kak Lauren

"Ish apaansih Ren" ucap kak Umaira

"Kak Umaira udah tunangan kak Lauren kapan?" tanya Fernandro

"Nah loh" ucap Nafizah

"Dia mah jomblo, gayanya aja tomboy, sama kaya Nafizah cuma karena Nafizah pake kerudung aja jadinya dia gak terlalu keliatan tomboy, lah elu Ren udah gak pake kerudung tiap hari kelakuannya kaya cowok mulu" ucap kak Umaira

"Tau lu" ucap Fernandro

"Ya maap, lagian juga gue udah mantep kok mau pake kerudung tapi ada satu yang kurang" ucap kak Lauren

"Apa?" tanya kak Umaira

"Gua belum lancar baca Al-Qur'an" ucap kak Lauren

"Sans aja ntar gua ajarin" ucap kak Umaira

"Nah ini baru sahabat gua" ucap kak Lauren lalu merangkul leher kak Umaira

"Eh btw makan yok Ra gua laper nih" ucap kak Lauren mengajak kak Umaira makan

"Ayok atuh" ucap kak Umaira

"Kita makan dulu yak" ucap kak Lauren lalu kak Umaira dan kak Lauren pun pergi meninggalkan Fernandro dan Nafizah untuk mengambil makanan

"Fer" panggil Nafizah

"Hm" dehem Fernandro

"Kamu kalo punya anak maunya berapa?" tanya Nafizah membuat Fernandro tersedak

Uhuk uhuk uhuk

"Eh Fer ini minumnya" reflek Nafizah memberikan minum kepada Fernandro

Fernandro pun meminum air tersebut sampai dirasa batuknya reda, ia pun menatap Nafizah heran kenapa Nafizah menanyakan itu.

"Kamu udah siap?" tanya Fernandro

"Siap? Siap buat apa?" tanya Nafizah polos

"Di unboxing" ucap Fernandro

"Dih kamu kira aku paket apa di unboxing" ucap Nafizah

Fernandro bingung bagaimana caranya membicarakan hal itu kepada Nafizah yang polos ini.