Fifty three

3.9K 263 76
                                    

Enjoy reading...

Taehyung

Aku mengendarai mobil dengan kecepatan di atas rata-rata. Tidak perduli dengan ocehan Jimin yang terus saja menggerutu karena aku tidak berhati-hati saat mengendarainya.

"Astaga Taehyung, kau jangan gila! Kami berdua bisa mati nanti jika kau mengendarai mobil seperti ini. Lihat.. Seokjin hyung bahkan hanya diam dan berpegangan erat," ucap Jimin terus saja berbicara.

"Diam saja kau Jim, duduklah dengan tenang. Kau buka prioritas utamaku saat ini, Youra membutuhkanku." jawabku dengan nada dingin.

"Sialan kau, Taehyung! Aku tidak ingin mati sekarang," ucap Jimin mengataiku.

"Sudah Jim, sudah. Kita berdoa saja." ucap Seokjin pasrah.

Aku kembali fokus menatap ke arah depan dan mengendarai mobil dengan cepat, hingga beberapa saat kemudian aku telah sampai di area apartemen dan segera memarkirkan mobilnya.

Membuka pintu dan turun dari mobil, aku kembali menutupnya dengan kencang dan berlari meninggalkan Seokjin dan Jimin yang masih berada di dalam mobil.

Menaiki lift menuju lantai atas dan berjalan keluar menuju apartemen, aku berlari dengan tergesa-gesa untuk segera bertemu dengan Youra. Dan sesampainya di depan pintu, aku menekan tombol pin hingga berbunyi beeb tanda pintu sudah terbuka.

Dengan tak sabaran aku segera membukanya, namun aku terkejut begitu mendapati Youra dalam keadaan baik-baik saja dan tengah duduk di sofa bersama dengan Misun dan juga Jina.

Aku pun masuk dan segera berjalan untuk menghampirinya.

"Youra... sayang, apa kau baik-baik saja? Ya Tuhan, aku benar-benar khawatir saat Jina menghubungiku dan tiba-tiba panggilannya terputus begitu saja saat ia menyebut namamu beberapa kali. Aku takut jika terjadi hal buruk terhadapmu, sayang. Astaga," ucapku dengan nada resah dan khawatir.

"Aku baik-baik saja, Taehyung. Sungguh. Tapi, kenapa kau pulang? Dimana yang lain? Bagaimana dengan Jungkook dan Hana? Apa pertunangan itu tetap berlanjut?" jawabnya dengan senyum menenangkan, kemudian bertanya tentang Jungkook dan Hana dengan nada khawatir.

"Semua berjalan sesuai rencana dan tepat waktu, sayang. Kau tidak perlu khawatir," jawabku tersenyum mengangguk menatapnya.

Kemudian aku menoleh menghadap ke arah Jina, menatapnya yang kini tengah menyengir bodoh seolah-olah tidak bersalah.

"Apa? Oppa jangan menatapku seperti itu, kau seharusnya berterimakasih padaku karena sudah mengantar pulang kedua ibu hamil ini dengan selamat." ucapnya membuat kedua alisku berkerut bingung.

Semula aku ingin marah kepadanya, namun mendadak kalimat yang Jina ucapkan membuatku mulai berfikir.

"Kedua ibu hamil? Apa maksudmu, Jina?" tanyaku bingung dan meminta penjelasan.

"Oppa, istrimu yang cantik ini sedang hamil. Dia mengandung anakmu, Ya Tuhan!" geram Jina meledekku sekaligus membuatku terkejut.

Mendadak aku kembali terdiam, mencerna baik-baik perkataan Jina yang terdengar seperti bisikan menenangkan.

Aku menatap Youra penuh harap, ia tertunduk malu sebelum akhirnya mengadah menatapku dan mengangguk dengan senyum haru.

Aku tidak percaya ini,

"Apa benar yang Jina ucapkan, sayang? Kau hamil? Calon anak kita?" tanyaku dengan nada gugup dan masih tidak percaya.

"Iya.. Taehyung, kau akan menjadi seorang Ayah." jawab Youra mengangguk kemudian tersenyum dan berlinang air mata.

[M] DESIRE✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang