Ipen Wiken, 13 Maret 2021
Tema: Pembalasan
Majas: Personifikasi
Kata Kunci:
Candu
Sukma
Dentum petasan
Hasrat
Sabu-sabu****
Tubuhku sudah kaku. Nyeri tidak lagi terasa. Lemas tidak lagi merambat dan membebat. Namun, angin belum berhenti berbisik soal kematian. Juga tentang keabadian siksa yang akan merajamku.
Bukan salahku. Aku korban. Namun, angin semakin berisik, terus berbisik bahwa aku akan disiksa. Aku mati dan jasadku tidak akan ditemukan sebelum menjadi tulang-belulang.
Bukan salahku!
Angin terus ribut; membantah.
Biar aku bernafas sekali lagi dan membuktikan semua. Aku juga ingin ditemani, meski dalam buai sengsara dan kesakitan abadi.
****
Tuan—begitu dulu aku harus menyapanya—selalu punya cara untuk menyampaikan hasrat. Kadang, ketika Nyonya menyiduk nasi di meja makan, Tuan bertanya setelah menyeruput sebentar kopi yang baru dihidangkan, apa tidak rindu kampung? Sering pula Tuan sengaja duduk di pelataran belakang sambil membaca koran kemudian berujar, apa tidak ingin libur barang sehari? Tak jarang juga selepas lantai atas dipel, Tuan menyisipkan tiga lembar uang seratus ribuan diiringi bisik, itu untuk jajan.
Memang, menggeleng atas pertanyaan Tuan susah dilakoni, meski bukan lagi dia bujang bertampang mumpuni. Otot-otot yang selalu dia banggakan acap kali berkisah sudah dimakan usia. Sudah kepala lima umurnya. Namun, Tuan memiliki aroma kuat yang setiap disesap terhirup wangi manis yang segar. Wewangian itu membuat mata susah terpejam, jika tidak membayangkan rambut klimis Tuan yang memutih, dan hidungnya yang mancung, serta tatap yang disertai suara lembutnya. Kata orang di pasar, Tuan punya semacam ajian pemikat sekaligus pelindung. Tuan, yang merupakan pemilik dua puluh pintu kontrakan dan satu toko material, mungkin orang kolot yang doyan kasih uang ke dukun. Bagiku, dibanding dugaan susuk yang dipasang di sekujur badan, Tuan tahu bagaimana menangani perempuan. Tidak serta-merta dia membeli apa yang dimau, tetapi memberi apa yang dibutuhkan.
Pernah aku bertanya pada Nyonya seusai kami menyantap makan malam tanpa Tuan, apa dia tidak cemburu? Yang bekerja di rumah ini tentu gadis yang masih lugu, yang kalau disuruh ini-itu pasti mau. Nyonya menyeka mulutnya dan menggenggam tanganku, dia katakan, itu bukan masalah. Tidak ada alasan baginya untuk cemburu. Tuan memang dari dulu seperti itu, baik dan perhatian. Dia ingatkan aku tentang betapa Tuan sangat menyayangi kami. Ditambah, lebih dari lima bulan tubuh tempat sukmaku bermukim saat ini terbaring nyaris mati. Kalau bukan karena pembantu, sudah pasti urusan rumah bisa terlantar. Dan mengambil yang bukan perawan, tambahnya, bisa rawan. Nyonya mengingatkan lagi--—seolah memang raga sukmaku benar lupa ingatan—--soal badan yang tidak cekatan, anak tidak dikasih makan, sering izin pulang kampung, dan yang lebih parah uang di dompet berkurang.
Nyonya tidak tahu, kalau tenaga pembantu perawan mereka tidak hanya tersalur lewat sapu, kain pel, panci, atau mesin cuci. Nyonya tidak menyadari, setengah waktu mengabdi pembantu mereka diserahkan ke Tuan. Tuan mencuri tenaga itu secara terang-terangan, tetapi terselip apik. Kalau sudah sering Tuan minta kopi diantar ke ruang kerja, keluar dari sana membuat urat malu pelan-pelan kendur.
Ruang kerja, tempat di mana Tuan menghabiskan jam saat tidak ke toko, terdapat lukisan yang memenuhi dinding. Seni sangatlah indah, begitu Tuan memulai dan meminta ditemani sebentar. Sambil menyeruput kopi akan dia kisahkan hidupnya. Mulanya, dia tidak meminta lebih, hanya ingin disimak. Nyonya selalu sibuk dengan arisan dan putri mereka, sedang Tuan butuh wadah untuk berbagi keluh kesah. Hingga kagum tumbuh mekar di hati, bak bandar yang membagikan sabu-sabu secara gratis, tuturan Tuan bikin keranjingan. Kalau tidak mendengar sehari suaranya, bakal resah sukma semalaman. Kepincut, itu yang Tuan mau. Jika sudah begitu, Tuan menaikkan permintaan. Mulai menawarkan sesuatu yang lebih dari sabu-sabu; sesuatu yang menantang, yang memenuhi kebutuhan, dan bikin penasaran. Tanpa ragu lagi, diajarinya kode.
KAMU SEDANG MEMBACA
Event Mingguan
Kısa HikayeCerita yang disajikan akan berbeda-beda, sesuai dengan tema yang ditentukan ^_^