5: Closer

494 64 1
                                    


Tay menatap tangan New yang bergelayut di bahunya. Ia mengeratkan gendongannya. Hendak Arm membuka mobil,

" Hey siapa kalian membawa temanku. Sedari tadi aku mencarinya." Podd menghampiri Tay, Off dan Arm.

Tay yang sedang memapah New segera memasukkannya ke dalam mobil lalu bugh.

Tay menonjok perut Podd dengan kepalan yang sudah memerah, menahan emosi. Off dan Arm kaget karena tonjokan tak terduga itu.

" Kau meninggalkannya sendirian! Apakah kau tau dia tadi hampir dilecehkan?!" Teriak Tay sambil menarik kerah Podd.

Podd yang mendengarnya sangat terkejut. Ia mendorong badan Tay dan menghampiri New yang sudah berada di dalam mobil.

Benar saja keadaannya New sangat berantakan. Sudut bibirnya mengeluarkan darah, matanya sedikit membengkak, belum lagi baju yang dipakainya robek dibagian kerah, serta New sudah tak sadarkan diri.

" New New." Panggil Podd, ia sangat panik.

Tay mendorong Podd menjauh.

" Aku akan membawanya ke rumah sakit. Kau minggir." Tegas Tay.

" Aku yang membawanya kesini jadi aku harus bertanggung jawab." Cegah Podd menahan Tay yang hendak menutup pintu mobil.

" Kau tak becus. Minggir." Jawab Tay dengan wajah dinginnya.

" KAU YANG MINGGIR SIALAN!" Podd sedang menarik kerah Tay. Bahkan sekarang Podd dan Tay beradu pandang.

"Kalian ini, bukan saatnya pandang-pandangan, kita harus membawanya ke rumah sakit!" Seru Off menengahi.

" Baiklah, ini barang bawaan New." Podd akhirnya menyerah. Ia memberikan bawaan New ke Tay.

.
.
.
.

" Bagaimana keadaannya?" Tanya Tay ke dokter yang menangani New.

" Dia sudah siuman. Pasien hanya mengalami shock ringan. Dia akan segera pulih setelah beristirahat. Pasien akan kami berikan obat pereda mabuk juga. Besok dia bisa langsung pulang." Terang dokter dan berlalu pergi.

" Uhm jadi Tay bisa kau ceritakan, Ada apa? Kau sangat peduli padanya. Itu tak biasa. Kau tak pernah peduli pada orang lain yang tak dekat denganmu." Tanya Off.

Tay berdeham pelan, " Aku hanya berhutang budi padanya. Kemarin malam saat aku kabur, aku tinggal dengannya. Ini hanya balas budi. Mengerti?"

Arm dan Off mengangguk tanda mengerti.

" ini sudah malam. Dia tak apa kita tinggal?" Tanya Arm.

" Aku akan tinggal disini." Jawab Tay, ia berjalan ke arah sofa dan duduk disana. " Lagian pula, aku masih kabur." Lanjutnya.

" Kau bisa menginap ditempatku, Tay. Kau kan sudah sering menginap disana ketika kabur." Tawar Off.

" Kau tidak perlu sampai seperti ini hanya untuk berbalas budi. Aku curiga padamu. Jangan-jangan..." Curiga Arm menyipitkan matanya ke arah Tay.

" Ckk, pergi kalian. Aku capek." Tay membawa dirinya terlentang di sofa. Cukup nyaman.

" Oke kita pergi Tay."

.
.
.
.

New mengerjapkan matanya. 'Buram' penglihatan New tidak bisa fokus. Bagaikan kamera yang memiliki filter blur. Indra penciumannya menangkap aroma yang tak asing.

"Rumah sakit? " Tanyanya di dalam hati. Kepalanya terasa pening. Lintasan memori menyergapnya. Matanya melotot dan dirasa jantungnya mulai memompa dengan cepat.

Dusk Till Dawn || TayNewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang