- Perasaan Tanpa Nama -

77 10 14
                                    

Lebih dari itu,
cinta
belum mampu menjelaskan
perasaan ini.

🥀

Sejak kejadian hari itu, tidak ada satu pun diantara Irene dengan Taehyung yang memulai untuk menghubungi satu sama lain.

Semua terasa canggung.

Irene pergi begitu saja. Tak ada sepatah kata terlontar dari mulutnya sampai Wendy menjemputnya malam itu.

Pun dengan Taehyung, ia tidak berani menghubungi Irene lebih dulu. Ia lebih sibuk memikirkan Kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pada hubungan mereka.

Sudah berhari-hari Taehyung sama sekali tidak bisa belajar dengan baik. Semua literatur yang dibaca seolah terhalang nama IRENE dan semua teori yang diungkap dosennya terhalang nama IRENE di telinganya.

Termasuk hari ini, di sela mata kuliah perencanaan tapak, Taehyung hanya menatap kosong pada layar slide yang digeser dosennya di depan. Pikirannya masih dipenuhi Irene.

Apakah Irene marah dengan yang dilakukannya?

Apakah Irene benar-benar tidak menyukainya?

Apakah Taehyung harus berhenti mengejar Irene sekarang?

Padahal Taehyung sudah menyukainya sejak dulu. Sejak Taehyung dirawat di rumah sakit karena gangguan jaringan otak yang dideritanya sejak kecil. Taehyung akan mengalami Tremor di tangan dan kakinya ketika ia memendam emosi. Selama enam bulan dia mendapat terapi ekslusif di rumah sakit Yonsei, rumah sakit milik keluarga Irene.

Waktu itu Desember baru menyapa, cuaca sedang dingin-dinginnya, Taehyung kecil yang baru berusia tiga belas tahun itu sedang mencoba membunuh kebosanan dengan melukis di taman.  Dia memilih kedinginan daripada bosan di dalam ruangan tunggu. Taehyung kecil melukis ambil sesekali menyusut ingus dengan ujung lengan sweaternya.

Lukisannya bahkan belum setengah jadi, tapi tiba-tiba ia dikejutkan dengan kedatangan seorang anak perempuan. Sebuah bando terbuat dari pita berwarna ungu melintang cantik di kepalanya, begitu kontras dengan rambutnya yang legam.  Anak perempuan itu memakai blazer marun dengan rok kombinasi kotak-kotak khas anak SMU di kotanya. Di papan nama yang tersemat di blezernya tertulis Irene Bae.

Waktu itu, rupanya Irene remaja sedang melarikan diri dari pesta perayaan kenaikan jabatan ayahnya di aula utama rumah sakit Yonsei.

Irene secara tiba-tiba memegang tangan Taehyung yang belepotan crayon. Mata bulatnya yang sembab terpejam. Dan Irene semakin mendekatkan wajahnya pada Taehyung kecil. Sebuah kecupan mendarat tepat di bibir Taehyung.

Irene mengernyit dan mengusap bibirnya "asin."

Taehyung kecil refleks mengusap ingus dengan ujung sweaternya lagi. Taehyung memegang dadanya yang bergemuruh. Tangannya yang biasa gemetar saat mengahadapi situasi tak terduga malah terasa begitu lemas.

Tak lama dua orang laki-laki dengan pakaian resmi membawa Irene dengan paksa. Irene yang berontak terus mencoba meminta pertolongan dari Taehyung. Taehyung kecil tidak bisa berbuat apapun.

Sejak itu, Taehyung sering sengaja duduk di taman rumah sakit Yonsei hanya untuk menunggu kedatangan Irene lagi.

Namun nihil, Irene tidak pernah muncul lagi.

Sampai suatu hari ketika dia mengantarkan Yoona, ke fakultas kedokteran Yonsei, ia bertemu lagi dengan Irene.

Irene Bae yang sama, namun tatapan matanya berbeda. Irene dengan mata sembab itu berubah menjadi Irene dengan tatapan mata perempuan kuat.

LET'S PLAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang