31

1.2K 71 8
                                    

Reuella Pov

Enam tahun telah berlalu. Aku sangat bahagia karena bisa menghabiskan waktuku dengan bahagia bersama Taehyung.

Selama bertahun-tahun membina rumah tangga, tidak pernah ku alami yang namanya keretakan dalam hubungan ini.

Malah, Taehyung semakin nempel kayak lem pada kertas-tak bisa terpisahkan denganku.

Ngomong ngomong aku telah lulus tahun lalu dari Universitas seni yang selama ini menjadi idolaku.

Selama empat tahun menempuh pendidikan disana, aku juga sama seperti kalian yang pernah merasakan pahit dan manis setiap berada dilingkungan baru.

Seperti waktu tahun pertama misalnya.

Waktu itu aku baru ospek dan anaku Taekwan yang masih berumur tiga bulan tiba tiba deman. Apalagi waktu itu Taehyung sedang keluar kota, hal hasil aku menelpon ibu dan juga mertuaku untuk menjaganya secara bergantian. Aku bersyukur karena mereka tidak keberatan dengan hal itu.

Lalu di tahun ketiga, aku hamil anak kedua. Sebenarnya, aku ingin memukul kepala Taehyung waktu itu karena tidak memikirkan kalau aku masih kuliah. Dia ingin nambah satu anak lagi dan akhirnya aku mengikuti pembelajaran sambil mengandung anak kedua kami.

Dan aku kembali bersyukur karena tidak ada mahasiswa yang memandangku dengan tatapan mata yang risih. Justru mereka malah memperhatikan diriku dan juga membantuku jika aku mengalami kesulitan selama dikampus.

Selama menempuh pendidikan disana juga, banyak yang mengenalku karena tujuh puluh persen anak anak seangkatan ku dulu juga bersekolah disana dan akhirnya aku menjadi adik kelas mereka.

Karena aku hamil, jadi mereka mudah mengenaliku. Mereka juga sering mengajakku mengobrol dan akhirnya tidak ada kemungkinan aku berbohong pada mereka kalau suamiku adalah mantan guru bahasa Inggris mereka.

Awalnya aku takut kalau mereka akan membunuhku karena aku mengatakan kenyataan ini.

Kalian tahu kan? Taehyung itu adalah guru tampan saingan Jimin dan Jungkook di SMA ku dulu. Banyak siswi siswi yang menyukainya.

Dan untungnya mereka tidak melakukan hal yang ada dipikiranku itu.

" Sayang, Taegeuk menangis "

Aku baru saja selesai masak dan Taehyung sudah memanggil ku dari kamar anak anak kami.

" Iya sebentar oppa "

Setelah selesai memasak, akupun langsung pergi ke kamar dimana ada Taehyung yang tengah menenangkan putri kami-Taegeuk.

" Aduh mama, kasian Taegeuk. Sepertinya dia lapar "

Aku melihat ke arah meja belajar, dimana ada Taekwan-anak laki laki pertama kami yang berusia enam tahun sedang belajar.

" Stttt.... Sayang jangan nangis ya... " ucapku menenangkan Taegeuk.

" Sayang, nambah anak lagi mau? "

Aku terkejut saat Taehyung mengusap perutku yang rata.

" Ish, geli oppa " ucapku sambil nahan senyum. " Du-dua saja cukup " Cicit ku.

Taehyung terkekeh lalu mencium bibirku.

" Ayolah sayang, aku suka dengan anak anak. Aku juga ingin sekali memiliki lima anak "

Aku melihat Taehyung dengan mata melotot. Bisa bisanya Taehyung berbicara enteng seperti itu. Apakah dia tidak tahu kalau melahirkan itu mempertaruhkan hidup dan mati?

Atau dia mengira aku itu kucing? Yang bisa membuat anak kapan saja? Ohh astaga, ingin sekali aku menyumpal bibir seksi nya itu dengan gumpalan kertas.

" Tidak oppa, dua saja sudah cukup. Taegeuk juga baru berumur dua tahun, mana mungkin dia bisa menjadi seorang kakak? "

My Teacher [ KTH ]✔ (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang