part 8

97 18 5
                                    

Hari berganti hari, dan Dalgun masih tak henti menganggu ketenangan hidup Haeri. Malah ia semakin menunjukkan keberadaannya.

Tiap hari ia meninggalkan tanda kehadiran. Kadang berupa bunga yang diselipkan pada pagar gerbang kokoh nan tinggi, terkadang meninggalkan surat di kotak surat yang terdapat pada samping gerbang.

Sayang Haeri memilih tak peduli. Ia tidak merasa perlu berhubungan dengan pria seperti Dalgun. Go sekeluarga bahkan sengaja membiarkan barang peninggalan Dalgun begitu saja, agar pria itu sadar  kehadirannya tak diharapkan.

Haeri kini pun tak lagi berdiam diri dirumah. Wanita energik ini mencari kesibukan lain, membantu ayahnya menangani bisnis.

Sesaat lagi, ia akan bertolak ke Kiria untuk mengurus masalah tenaga kerja. Duduk pada ruang tunggu, gadis cantik berambut gelombang ini terlihat mengemut permen lollipop, kebiasaan baru seorang Go Haeri.

Gadis yang tadinya tidak menyentuh permen jenis apapun, akhir-akhir ini malah menyukai makanan manis, apalagi jenis permen bertangkai. Kini dalam sehari saja ia bisa menghabiskan puluhan permen.

"Apa yang sedang kau lihat?" Masih dengan permen di mulut, ia menatap Seojoon yang saat ini duduk disebelahnya, menatapnya aneh.

"Bagaimana rasanya? Apa tidak terlalu manis buatmu?" Tanyanya datar.

"Tidak, ini rasanya enak. Coba saja kalau kau tak percaya." Menarik keluar permen bertangkai, hendak memberikannya pada Seojoon.

"Tidak. Terimakasih. Untukmu saja"

"Kalau tak mau ya sudah" dengan santainya wanita berbadan dua itu kembali memasukan permen bertangkai ke mulut. Kali ini ia mengemut lebih dalam, menikmati rasa manis.

"Kau sungguh tak menyesal?"

"Maksudku, tidak ingin menerima pria itu. Apa kau tidak akan menyesal nantinya? Tidakkah kau ingin memberinya kesempatan?" Pandangannya tak lepas dari Haeri.

"Tahu apa kau tentangnya? Untuk apa aku berhubungan dengan pria sepertinya. Aissh yang benar saja, kau mengganggu kesenanganku." kesalnya.
Netra'nya kini menatapi permukaan perut yang sedikit membuncit. "Jangan khawatir, aku takkan memaksamu menikahi'ku."

"Itu, bukan itu maksudku."

"Sebenarnya ada apa denganmu? Kemana perginya bodyguard pendiam ku? Tetaplah bersikap seperti dulu. Kau membuatku tak nyaman dengan pertanyaanmu."



_




Tiga tahun kemudian,

Terlihat bocah kecil asyik bermain bersama Ji-won dan Changwook di taman sebuah apartment. Bocah berpipi chubby tersebut terlihat begitu aktif dengan permainan yang ada.

"Paman, apa kabar?"

Barusan ia berlari menghampiri pria tinggi berkulit tan dengan setelan jas. Tunggu dulu, pria yang dipanggil dengan sebutan 'paman', bukannya Cha Dalgun? Yup, dia Dalgun.

"Ah, Hoon_ apa yang sedang kau lakukan disini?" Menyentuh puncak kepala bocah yang memanggilnya. Sesaat netra'nya beralih pada tetangganya. "Ah~ sedang bermain dengan ayah dan ibumu." Menundukkan kepala memberi salam pada Ji-won dan Changwook.

"Siapa bibi ini? Netra berbinarnya terlihat tertarik pada wanita yang berada disamping Dalgun.

"Ah~ ini kenalkan, bibi Minyang."

"Apa kabar bibi? Bibi sungguh cantik. Apa bibi akan menikah dengan paman?" Tanyanya polos.

Minyang tidak menjawab, sebaliknya ia tersenyum kecil. Dalgun menatap sesaat pada Minyang. Memberinya senyum. "Hoon benar, paman dan bibi ini akan segera menikah." Memamerkan cincin yang tersemat dijari manisnya. Hoon terlihat kecewa. Ia berlari meninggalkan Dalgun dan Minyang yang terlihat bingung oleh kelakuan tak terduganya.

Memories on Kiria [Completed]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang