part 4

125 24 7
                                    

Terganggu sinar mentari, Haeri berupaya membawa tangan menutupi kedua mata. Dan, disaat akan bergerak, ia merasa seperti tangannya menyentuh tubuh lain. Kaget, seketika ia membuka mata. Benar saja dirinya tidak sendirian, ada pria lain yang tidur disampingnya.

Apa-apaan ini? Pria ini bertelanjang dada, dan dirinya? Membekap mulut, Ia tidak percaya. Oh my Gosh, Ini gila. Bagaimana bisa..??
'aku harus secepatnya menemukan pakaian dan pergi dari sini.'

Dimana pakaianku? Oh.. Tuhan.. habislah aku. Haeri_Go Haeri, fokus! Cari, cari lagi..! Masih membatin.
Menarik selimut, menutupi tubuh polosnya. Karena tenaga yang lumayan besar, dia berhasil membuat tidur nyenyak pria yang se-ranjang dengannya terganggu. Haeri kini bahkan bisa melihat tubuh polos pria itu. Dalgun bergerak, pria itu akan segera membuka mata. 'ini gila! Sama sekali tidak boleh terjadi!'

"Jangan buka matamu! Ku mohon. Aku kehilangan pakaianku dan sedang mencarinya. Jadi tolong, jangan buka matamu!"

Dalgun mengangguk dan tidak membuka mata. Sedangkan dia berusaha mengalihkan pandangan dari tubuh tanpa busana pria itu.

Membawa selimut menutupi tubuh, masih berupaya menemukan pakaian miliknya. Gila! Pakaiannya tidak ada dikamar! Ia sudah mencari hingga dibawah kolong tempat tidur. 'aku hanya perlu lebih berusaha lagi.' "Ingat! Jangan buka matamu, atau kau akan mati di tangan'ku!"

Keluar dari ruang kamar, ia menyeret selimut. Benar saja pakaiannya, mulai dari cd, bra, sampai pakaian luar, semuanya berpencar. Kemarin dirinya pasti benar-benar mabuk.

Pria yang masih berada didalam kamar sudah membuka mata. Bukan karena takut akan ancaman Haeri, Dalgun tetap memejamkan mata untuk melindungi harga dirinya. 'sinting, kau gila? Lagi_ kau melakukannya?' pandangannya teralih pada bercak darah di sprei.

Menyentuh kening, mengusap wajah frustasi. Melakukan hal begini bukan sesuatu yang baru baginya, tapi memerawani anak gadis orang, ini hal yang berbeda. Sangat tidak boleh dilakukan. Ini sama saja merusak masa depan nya. 'Mustahil. Wanita se-berandal dirinya tidak mungkin masih perawan. Cha Dalgun amat frustasi.

Saat mendengar suara pintu dibuka, Dalgun kembali menutup mata. Ia bisa mendengar suara langkah kaki wanita yang menjadi teman tidurnya semalam. Sepertinya wanita itu berada didekatnya saat ini. 'Apa yang akan dilakukannya padaku? Membunuh, meracuniku?'

"Kau__"
Pada akhirnya ia membuka mata dan bertemu tatap dengan netra Haeri. Begitu se'tatap, secepatnya Haeri menoleh ke arah lain.

"Aku kehilangan dompet dan ponselku. Kau tahu dimana?"

"Tidak."

"Aku pinjam uangmu untuk ongkos taksi." Nada suaranya terdengar bergetar, tangannya menadah.

"Eoh, sebentar." Bersikap wajar, layaknya seorang pemain. "Mengenai masalah semalam.."

"Lupakan! Mari lupakan saja" Potong Haeri. "Kita melakukannya karena mabuk."

Setelah mendapat sejumlah pinjaman, cepat ia melangkahkan kaki dan pergi. Diperjalanan melewati lorong apartment, hingga memasuki lift, tak henti ia merutuki kecerobohan. Bagaimana bisa ia terlibat dengan pria seperti Dalgun.

Bukannya tidak tahu siapa pria itu, kenal pertama kali saja ia sudah tahu kalau Dalgun pria brengsek. Salahkan saja kemarin malam ia terbawa perasaan karena Joon, kini menyesal pun tiada guna. Ia hanya berharap tidak akan pernah terjadi hal-hal yang biasa terjadi pada cinta semalam. Kehadiran nyawa baru yang tak pernah diharapkan, lalu terjadi pernikahan konyol dan berakhir dengan perpisahan. Kejadian ini tidak boleh sampai terjadi pada kehidupan seorang Go Haeri.

Memories on Kiria [Completed]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang