part 18

77 10 1
                                    

5 tahun kemudian.

D' Houses Club, Shanghai. China.

Kelab malam yang pemilik usahanya adalah warga negara asing, yakni Korsel. Hampir 80% tamu yang datang kemari adalah mereka yang berkewarganegaraan serupa. Selebihnya warga lokal maupun mancanegara.

Satu dari sekian banyak tamu yang datang, tampak diantara mereka tengah menikmati hiburan adalah Haeri. Dia duduk seorang diri di meja paling ujung dengan beberapa botol alkohol yang sudah kosong. Tak satupun teman terlihat menemani.

Meski sudah meneguk banyak minuman, ia masih terlihat baik-baik saja. Sepasang mata indahnya bahkan saat ini masih bisa berpusat pada seorang tamu pria yang mencuri perhatiannya.

Dia tersenyum sendiri saat merasa melihat seseorang yang pernah hadir dimasa lalu. "Kau gila. Ku rasa kau sudah benar-benar gila, Go Haeri." Wanita aneh, dia merutuki diri sendiri.

Botol cairan yang ada diatas meja kini ia pindahkan isinya ke dalam gelas kosong. Hanya sisa beberapa tetes, ini takkan cukup menghilangkan rasa dahaga.

"Pelayan! Beri aku dua botol lagi." Ucapnya, pada pria berseragam yang kebetulan berada di meja sebelah. Pria itu menoleh sekilas padanya, tersenyum mengiyakan. Nampan berisi pesanan pada tangannya kini ia pindahkan diatas meja yang disinggahi. Setelahnya ia kembali menghampiri Haeri. Netranya teralih pada meja yang telah dipenuhi beberapa botol kosong. '1,2,3,4,5,6' hitungnya dalam hati. Ini tidak benar, tamunya sudah menghabiskan 6 botol bir, dan dia masih akan menambah?

"Maaf, nona_" pekerja itu melihat pada wajah tamunya. Keningnya mengerut, memikirkan bagaimana cara menyampaikan pada si tamu, agar tidak menyingung perasaannya. Dan, sepertinya Haeri cukup peka. Ia tahu arah pandang pria tersebut.

"Jangan khawatir, seperti yang kau lihat, aku baik-baik saja." Wanita setengah mabuk ini menggoda pria yang tampak lebih muda darinya dengan mengerjapkan sebelah mata.

"Aku datang bersama temanku." Tunjuknya pada arah dimana beberapa pria sedang bercengkrama. "Mereka akan mengantarku pulang," tambahnya. Dengan tampang polos pelayan mengangguk paham. Dia akan mengambilkan pesanan Haeri. Haeri terkekeh karenanya.

"Dia mengingatkanku pada diriku yang dulu. Saat aku sepuluh tahun lebih muda daripada sekarang" monolognya. Matanya kembali berpusat pada pria yang sama. Kini dengan menopang dagu, Haeri memperhatikan.

"Kau benar-benar sudah tak tertolong lagi. Kesepian membuatmu berhalusinasi." Wanita aneh ini kembali berbicara.

Begitu pesanan ditempatkan, dengan segera ia dipindahkan dalam gelas dan diteguk. Sudut bibir yang basah, diusapnya asal.

"Tidak bisa. Akan ku pastikan ini nyata." Dia mengangguk mengiyakan. Berjalan sedikit sempoyongan dengan tubuh berbalut jaket bulu dan celana hitam ketat, Haeri menghampiri meja di mana beberapa pria berada.

Brakk..

Dua tangannya menggebrak meja, nenyebabkan beberapa pria kaget olehnya. Satu diantara mereka membulatkan mata begitu melihat kehadirannya.

"Dasar wanita aneh." Dia akan mengajarkan Haeri kesopanan, tentunya dengan memberi pelajaran. Lewat gelengan kepala, seorang dari mereka menghentikan.

"Kau mengenalnya?" Tanya yang lain.

"Uhm." Netranya beralih pada Haeri yang masih memperhatikan. "Kenapa kau ada disini? Dengan siapa kau kemari?" Kini mencari seseorang yang mungkin dia kenal.

Wanita itu tersenyum bodoh. "Park Seojoon? Jadi, ini memang benar dirimu?" Masih sempat menoel kening Seo-joon sebelum ambruk dan kehilangan kesadaran.

Memories on Kiria [Completed]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang