part 7

123 19 5
                                    

Bertahun menjalani rangkaian proses, Changwook akhirnya dinyatakan sembuh. Ia dan Jiwoon memutuskan meninggalkan Daegu, kembali ke Seoul. Ia akan kembali tinggal ditengah-tengah keluarganya, Begitu pun dengan Jiwoon, yang akan kembali tinggal bersama saudara lelakinya.

Jiwoon jadi yatim piatu diusia remaja dan dibesarkan oleh kakak yang umurnya terpaut lima belas tahun. Ji-Sung sendiri sudah berkeluarga. Pria bermarga Kim itu menikah muda dengan gadis yang dirinya cintai. Sayang, gadis yang kini telah menjadi istrinya sangat tidak menyukai kehadiran iparnya. Makanya, sejak saudaranya menikah, Ji-won tak lagi betah tinggal bersama Ji-Sung. Ia kuliah keluar negeri dan disanalah dia bertemu Haeri dan Changwook.

_

Rumah kediaman Go.

Sejak tahu putrinya hamil, Hyesun lebih membatasi ruang geraknya. Ibu dari seorang putri ini setiap hari memastikan putrinya mengkonsumsi ramuan penguat kandungan.

Entah apa yang dipikirkan kedua orang tua Go, mereka jelas berbeda dengan orang tua lain, yang bahkan tak mempermasalahkan kehamilan putri mereka tanpa suami. padahal jelas, Haeri berharap kedua orang tua_nya meminta ia mengugurkan kandungan. Bukan malah sebaliknya, setelah berdiskusi, ibunya bahkan tak pernah lagi bertanya perihal siapa ayah dari janin yang ia kandung.

Aku harus berpikir keras, apa yang sebaiknya ku lakukan? Aku tak ingin mempertahankan kandungan ini, batin Haeri. Gadis Go ini mondar-mandir layaknya orang yang sedang berpikir. Ibunya baru saja keluar dari ruangan usai membawakan minuman herbal dan memastikan ia menghabiskan tanpa sisa.

"Kepalaku rasanya hampir pecah. Sial, bagaimana bisa? Sekali berhubungan  si keparat itu sudah berhasil menanamkan benihnya dalam rahimku." Kesalnya. Ia pikir kejadian malam itu juga termasuk rencana Dalgun terhadap dirinya.

*

"Haeri_ temanmu datang." Hyesun memasuki kamar Haeri guna menyampaikan pesan. Netra'nya tak lepas menanti reaksi Haeri.

"Teman? Siapa, 'bu?"
Tidak merasa memiliki teman di Korea. Lama menetap di Kiria, teman-teman Haeri kebanyakan penduduk setempat yang tak pernah sama sekali menginjakkan kaki di negeri ginseng.

"Pria! Teman pria mu." Tatapan mencurigakan ditujukan Hyesun. Haeri tahu ibunya mungkin sedang menerka hubungannya dengan pria yang tak ibunya ketahui.

"Bu, berhentilah menatapku seperti ini."

-

Segera ia menyambangi ruang tamu.

Ia dikejutkan oleh kehadiran seseorang yang paling ingin dirinya hindari. Siapa lagi kalau bukan pria gengster itu, Cha Dalgun. Netra gadis berambut gelombang kini membulat, segera ia menutup pintu ruangan, usai masuk.

"Hei, apa tujuanmu kemari?" Was-was_nya. Memandang tak suka pada Pria yang sepertinya juga merasa tak nyaman berada dirumahnya. Pria berkulit sawo matang itu bahkan tidak menyandarkan punggung pada sandaran sofa. Duduk dengan menegakkan punggung. Kedua tangan saling bertautan.

Haeri bergerak mendekatinya. Mengucap dengan intonasi yang ia kecilkan. "Kau_" menyelidiki pria yang saat ini terlihat bersalah padanya. "Katakan dengan cepat, apa tujuanmu datang kemari. Kau hanya punya waktu satu menit."

"Mari menikah."

"Apa? Me..menikah?" Kekehnya. "Kau bercanda? Hei_ tuan Cha yang terhormat, Pergi kataku." Tangannya mengisyaratkan pada Dalgun dimana arah pintu.

"Aku minta maaf. Selama ini telah salah menuduhmu." Sesalnya.
Terlihat semakin kesal, Haeri tak ingin bertanya lebih lanjut apa maksud dari pernyataan pria yang sedang duduk berhadapan dengannya. Yang jelas dirinya tak pernah mengharapkan punya hubungan dengan bajingan seperti Dalgun. Selalu dibohongi pria yang berkedok ingin berteman dengannya.

Memories on Kiria [Completed]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang