07

1.2K 252 8
                                    

Hyunjae keluar dari kamar mandi setelah selesai membersihkan diri lalu menyalakan lampu kamar dan menyipitkan mata sembari memperhatikan jam dinding, sudah pukul setengah enam pagi. Dia membuka pintu pembatas antara kamarnya dan kamar Juyeon dengan hati-hati lalu berjalan menuju ruangan besar berisi pakaian sang atasan.

"Sekarang hari senin berarti pake setelan warna biru dongker" Bisik Hyunjae sembari membuka lemari pakaian Juyeon, "Ga ngerti kenapa urusan warna baju aja pake ditentuin."

"Baru bangun?"

Hyunjae berjengit kaget lalu memutar tubuh menghadap Juyeon, "Oh udah kok, mau mandi sekarang?"

Juyeon mengangguk lalu berjalan menjauh dari ruang besar pakaiannya dan memasuki kamar mandi.

Hyunjae mengedikan bahu lalu menarik gantungan kemeja, celana dan jas kerja Juyeon lalu menaruhnya ditepi ranjang sang atasan. Dia membuka laci berisi pakaian dalam dan dasi Juyeon lalu menelan ludah payah, kenapa harus sekali sampai pakaian dalam juga menjadi tugasnya dalam bekerja.

Hyunjae membuka pintu kamar mandi Juyeon dengan pelan lalu masuk kedalam dan meringis canggung saat melihat punggung tegap sang atasan dari balik kaca bilik shower. Dia mengetuk pintu kaca bilik shower dengan hati-hati lalu memejamkan mata saat Juyeon membuka pintu bilik shower dengan santai.

"Kenapa?"

"Jangan telanjang" Bisik Hyunjae dengan kedua tangan menutupi wajahnya, "Kan udah dibilang ga boleh telanjang kalo emang mau dimandiin."

"Pake celana dalem kok."

Hyunjae membulatkan mata lebar lalu menurunkan sedikit tangannya dan menatap Juyeon, "Kan bisa pake boxer atau celana pendek lainnya."

"Ini mau mandi, ngapain pake boxer?"

"Yaa malu dikit dong."

"Cepetan, ini mau berangkat kerja."

Hyunjae memutar bola mata malas lalu mematikan kran shower sekaligus menarik botol shampo dari rak dan menggosok rambut Juyeon.

"Ga usah kenceng-kenceng gosoknya, bersih kok kepalanya."

Hyunjae berdehem lalu menggosok seluruh kepala Juyeon dan menyalakan kran shower, "Jongkok, ga sampe ini tangannya."

Juyeon berjongkok dan membiarkan Hyunjae membilas air shampo dari kepalanya lalu kembali berdiri.

Hyunjae menuang sabun diatas telapak tangan lalu merentangkan tangan Juyeon sekaligus menyabuninya, "Muter."

Juyeon memutar tubuh dengan kedua tangan diatas sembari memejamkan mata lalu berdiri dibawah kucuran shower.

Hyunjae menyipitkan mata sembari menggosok sekaligus membilas tubuh Juyeon dari air sabun lalu keluar dari bilik shower dan berjalan keluar kamar mandi diikuti sang atasan.

"Puter balik" Seru Juyeon cepat lalu menurunkan handuk dan memakai pakaian dalamnya, "Udah."

Hyunjae menarik kaus dari atas ranjang dan mengkerutkan kening heran, "Perutnya kenapa?"

"Luka."

"Luka kenapa?"

Juyeon mengedikan bahu, "Ga ngerti."

Hyunjae mengulurkan tangan dengan hati-hati lalu mengelus luka diperut Juyeon, "Ow, banyak banget."

Juyeon melirik bagian perutnya, "Susah ilang, ga tau kenapa."

Hyunjae mengangguk lalu memakaikan kaus Juyeon, "Nanti sore selesai mandi biar diobatin."

Juyeon mengangguk.

Hyunjae kembali memakaikan kemeja dan celana kerja Juyeon dengan cepat, saat pertama kali membaca persyaratan pekerjaan ini dirinya sudah berpikir akan mengurus Kakek-kakek tua yang kaya raya dan masih bekerja sebagai Pengusaha tapi tidak bisa melakukan semua pekerjaan sepele seperti memakai baju atau mandi seorang diri hingga membutuhkan seorang Pelayan pribadi. Dia mengalungkan dasi dileher Juyeon dan tertawa dalam hati jika mengingat justru bukan Kakek-kakek tua yang tidak bisa mengurus dirinya sendiri melainkan Juyeon temannya di Kampus yang masih sangat muda.

Red Blood [JUMIL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang