21

1.1K 195 6
                                    

Hyunjae melipat kedua kaki didepan dada lalu tersenyum geli saat melihat Juyeon duduk dihadapannya dengan posisi bersila dan wajah penuh bedak tabur karena kalah saat bermain domino. Dia mengulurkan tangan lalu menghapus sisa-sisa bekas bedak menggunakan ibu jari dan mengaduh saat punggung kakinya dipukul.

"Sakit dong."

"Pelan gitu, mana terasa."

"Yaa tetep aja sakit" Balas Hyunjae kesal sembari mengusap wajah Juyeon, "Kebiasaan ringan tangan, aku ga suka."

"Yaudah maaf, mau dicium kakinya biar ga sakit lagi?"

"Kaki aku bau."

"Mana ada" Balas Juyeon dengan mata memejam, "Mau jalan-jalan ga?"

"Ga mau, capek jalan-jalan mulu."

Juyeon menggosok wajahnya sekilas lalu membuka mata, "Ngapain kek, kamu ga bosen?"

"Nonton mau?"

"Nonton apa?"

"Film" Jawab Hyunjae dengan kedua tangan terentang diatas lutut, "Atau mau masak bareng?"

"Aku ga makan."

"Ah bener" Balas Hyunjae hati-hati, "Aku mau nanya, boleh?"

Juyeon mengangguk.

"Kalo kamu ga makan, gimana cara kamu mengatasi rasa lapar?"

"Aku ga punya rasa takut, lapar, sedih atau senang" Jawab Juyeon santai, "Aku ga bisa ngerasain apapun yang bisa manusia rasain."

"Kok?"

"Dalam dunia Vampire, semua cuma tentang rasa haus akan darah, ga ada lagi yang lain."

"Terus?"

"Vampire cuma minum darah selama mereka hidup."

"Dan masih bertahan hidup?"

Juyeon mengangguk.

"Eh aku baca kalian katanya ga tidur, bener?"

Juyeon mengangguk.

"Terus kalo ngantuk gimana?"

Juyeon terkekeh sembari menggelengkan kepala lalu menggenggam tangan Hyunjae, "Vampire adalah mayat hidup, paham."

Hyunjae mengangguk, "Apa ga ngantuk kamu karena ga tidur seribu tahun lamanya?"

Juyeon menggeleng.

"Udah ga tidur, ga makan, ga minum, bisa-bisanya hal senikmat itu semua Vampire ga mau ngerasain, rugi banget."

"Takdir dan ketentuan."

"Ah bener" Seru Hyunjae cepat, "Jadi selama aku kerja dirumah kamu, alasan kenapa selalu ga pernah ada makanan dimeja makan karena kamu Vampire?"

Juyeon mengangguk sembari menciumi punggung tangan Hyunjae, "Kalo masak ga ada yang makan kecuali Pekerja dirumah."

"Terus kalo malem?" Tanya Hyunjae heran, "Aku sering mergokin kamu tidur."

"Darah kamu kecium sampe ratusan meter dari tempat kamu berdiri" Seru Juyeon hati-hati, "Pergerakan aliran darah kamu sangat terasa dan bikin aku tau kamu dimana, ngapain aja."

"Jadi kamu pura-pura tidur?"

"Iyalah biar kamu ga curiga" Jawab Juyeon santai, "Justru aku yang selalu ngeliatin kamu tidur sampe matahari hampir terbit."

"Huh, ngapain?"

"Aku seneng liat wajah tenang dan teduh kamu saat tidur, seneng liat hidung mancung kamu, seneng liat bibir tipis kamu, seneng liat kelopak mata kamu."

Hyunjae merasakan wajahnya panas lalu menarik tangannya, "Kamu ga sopan."

"Hyunjae, pertama kali aku nyelametin kamu didepan gedung Kampus, aku udah ga bisa ngilangin kamu dari pikiran aku."

"Kok bisa?"

"Darah dan semua organ dalam tubuh kamu yang dialiri darah bener-bener mengguggah nafsu aku untuk kembali ingin minum darah manusia."

"Kamu mau coba?"

Juyeon menggeleng kecil, "Ga perlu."

"Aku gapapa kok kalo kamu mau coba."

Juyeon mengecuo urat nadi ditangan Hyunjae, "Hei, kamu harus tetap jadi manusia biar selalu ngerasain bahagia yang bakalan keliatan dari wajah kamu."

"Apa kamu ga tersiksa karena kita selalu deketan?"

"Sedikit tapi aku udah baik-baik aja."

"Juyeon, kalo pada dasarnya kamu butuh aku lebih dari apa yang aku pikirin, ngomong aja" Bisik Hyunjae hati-hati, "Aku bakalan kasih apa yang aku punya biar kamu ga perlu ngerasa kesakitan lagi."

"Kamu hidup baik, nyaman dan damai itu udah lebih dari cukup buat aku" Balas Juyeon santai, "Aku mau liat kamu bahagia dengan apa yang kamu lewatin saat kita bareng dalam keadaan yang berbeda kaya gini."

"Kamu seneng liat aku gini?"

"Aku seneng kamu hidup dengan baik, Hyunjae."

Hyunjae menurunkan kaki lalu merangkak maju dan memeluk Juyeon dengan mata memejam sekaligus menyandarkan pipi dibahu sang kekasih. Dia tersenyum menikmati elusan lembut dipunggungnya dari tangan Juyeon, tangan dingin namun hangat untuknya karena selalu mampu membuatnya tenang dan aman.

Red Blood [JUMIL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang