19

1.1K 211 7
                                    

Juyeon bersandar pada kursi mobil sembari menunggu Hyunjae keluar dari dalam rumah, mereka akan pergi bersama kerumah Tuan Lee untuk merapikan barang-barang yang sudah tidak dipakai agar bisa disumbangkan. Dia membuka kunci pintu saat kaca jendelanya diketuk lalu kembali menyalakan mesin mobil dan mengendarainya jauh dari rumah Hyunjae.

"Udah makan belum?"

Juyeon mengangguk.

"Sekali-kali makan bareng, aku bete makan sendirian terus."

Juyeon mengangguk.

"Punya mulut dipake jangan cuma dijadiin pajangan."

Juyeon mengangguk.

"Kenapa si?"

Juyeon menggeleng.

"Marah?"

Juyeon menggeleng.

"Kenapa ga ngomong?" Tanya Hyunjae sembari mengulurkan tangan dan menggenggam tangan Juyeon, "Kalo ga ngomong aku marah."

"Apa?"

"Kenapa si ditanyain malah gerakin kepala doang?" Tanya Hyunjae sembari menatap Juyeon, "Kalo marah ngomong dong, jangan diem aja."

"Ga ada yang marah."

"Terus kenapa diem aja?"

"Yaa gapapa."

"Bohong."

"Kalo dikasih tau" Balas Juyeon santai, "Mau makan apa?"

"Kalo kamu ga makan, aku ga makan."

Juyeon melirik Hyunjae sekilas lalu melepas genggaman tangan mereka dan mengusak pucuk kepala sang kekasih, "Jangan keras kepala."

"Biarin" Balas Hyunjae kesal sembari mencebikan bibirnya, "Kita makan berdua atau ga usah makan sama sekali."

Juyeon mengangguk, "Iya makan berdua."

Hyunjae tersenyum manis hingga kedua pipinya mengembang, "Kita ke meat and grill."

Juyeon mengangangguk dan menciumi punggung tangan Hyunjae sembari menyetir.

. . . . . . . . . .

Hyunjae meregangkan otot-otot tubuh lalu merebahkan tubuh dilantai setelah selesai merapikan barang-barang sang Ayah dan mengkerutkan kening heran saat sadar tidak ada Juyeon didalam kamar.

"Juyeon..." Bisik Hyunjae lalu bangun dari tidur dan berjalan menuju jendela kamar, "Kemana lagi malem-malem pergi sendirian."

Hyunjae membuka gorden sekaligus jendela kamar, "Juyeon, ngobrol sama siapa?"

Juyeon membulatkan mata lebar dan mendorong lawan bicaranya lalu memutar tubuh menghadap jendela kamar, "Ga ada sayang."

Hyunjae membulatkan mata lebar dengan wajah merah lalu menutup gorden jendela, "Gue salah denger pasti."

"Hyunjae?" Tanya Juyeon heran, "Kenapa?"

"Ngapain diluar situ?"

Juyeon tersenyum kecil lalu loncat keatas jendela dan menahan tubuh Hyunjae saat akan terjatuh, "Hati-hati."

"Kamu..."

"Kenapa sayang?"

Hyunjae membulatkan mata lebar sembari menatap Juyeon, "Kok bisa?"

Juyeon turun dari jendela lalu menegapkan tubuh Hyunjae, "Kalo capek tidur disini aja."

"Ngobrol sama siapa tadi?" Tanya Hyunjae sembari duduk ditepi ranjang, "Kenapa ga ngobrol diruang tamu aja?"

"Ga ngobrol sama siapa-siapa" Balas Juyeon cepat lalu mendorong Hyunjae agar tertidur diatas ranjang dan melepas kausnya, "Should we use our time?"

Hyunjae memejamkan mata dan melenguh saat lehernya diciumi lalu mengulurkan tangan dan mengalungkannya dileher Juyeon. Dia meremat rambut tengkuk Juyeon saat kulit lehernya disesap kuat-kuat dengan tubuh membusung keatas dan mendesah karena punggungnya diremat.

Red Blood [JUMIL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang