13

1.2K 224 4
                                    

Juyeon mengayunkan stik lalu memukul bola golf dengan kecepatan kencang dan memperhatikan gerakan bola lalu mengumpat saat bolanya melenceng jauh dari area Pin. Dia mengedikan kepala kecil lalu melambaikan tangan cepat pada Caddie dan kembali fokus pada bola golf lalu memukulnya dengan kecepatan sedang dan tersenyum miring saat bolanya masuk kedalam Pin.

Hyunjae mengulurkan tangan dan memberikan botol minum untuk Juyeon dengan kepala tertunduk.

Juyeon menghela nafas panjang melihat Hyunjae, "Mau coba ga?"

Hyunjae menggeleng.

"Seok, Ver satu kali lagi" Seru Juyeon cepat, "Kalo kalah taruhannya satu orang."

"Curang lo anak sialan" Sahut Vernon kesal, "Lo terlalu pinter main golf."

"Skor kita jadiin satu aja" Seru Wooseok santai, "Biar aja Juyeon sendirian."

"Brengsek" Umpat Juyeon santai, "Satu lawan satu, ok?"

"Ga mau" Jawab Vernon cepat lalu memberikan stik golfnya pada Caddie, "Gue udahan."

"Kok lo curang?" Tanya Wooseok heran, "Main dulu baru kalah."

"Lo liat nanti malem, Seungkwan ga akan boleh kerumah" Sahut Juyeon santai lalu kembali fokus pada permainannya, "Jangan bikin gue kesel."

"Ngancem aja terus kerjaannya" Balas Vernon kesal lalu kembali mengambil stik golfnya, "Kalo kalah Wooseok yang cari orangnya."

Juyeon tersenyum miring dengan tubuh sedikit merunduk lalu menganyunkan stik golfnya hingga bolanya terlempar jauh dan menegapkan tubuh sekaligus tersenyum sembari menatap Vernon dan Wooseok saat bolanya memasuki Pin.

"Udah gue bilang pasti kalah" Seru Vernon malas, "Masih aja Juyeon dilawan."

"Gue istirahat" Sahut Wooseok santai sembari melepas sarung tangannya, "Siapa yang mau ke bawah?"

Juyeon menggeleng lalu melepas sarung tangannya dan menarik botol dari tangan Hyunjae lalu melemparnya asal, "Sini deketan."

Hyunjae maju selangkah lalu berjengit kaget saat tangannya ditarik, "Mau apa?"

Juyeon menarik stik golf lalu membiarkan Hyunjae memegangnya, "Pegang yang kuat stiknya."

Hyunjae menelan ludah payah sembari membenarkan pegangan sekaligus mengencangkan pegangannya pada stik golf.

"Liat Pin deket bendera putih disana" Bisik Juyeon sembari menangkup tangan Hyunjae, "Butuh berapa kekuatan buat bolanya masuk kedalem Pin?"

Hyunjae mengkerutkan kening lalu menundukkan kepala sembari berhitung dan menggigit bibir bawahnya bingung, "Perlu dijawab?"

Juyeon mendengus malas, "Ga beneran dihitung."

Hyunjae mengangguk kecil, "Terus?"

Juyeon mengeratkan kepalan tangannya pada tangan Hyunjae yang memegang stik golf lalu menatap Pin didekat bendera, "Ayun stiknya dengan seperempat kekuatan saat mukul orang."

Hyunjae menarik nafas panjang lalu menghembuskannya perlahan sekaligus menganyunkan stik golf dibantu Juyeon dan memukul bolanya hingga terlempar jauh.

"Soal waktu itu, aku minta maaf" Bisik Juyeon sembari fokus menatap gerakan bola, "Aku minta maaf."

Hyunjae menolehkan kepala hati-hati dan langsung disuguhkan wajah Juyeon yang masih fokus menatap ke lapangan.

Juyeon menolehkan kepala saat Hyunjae tidak berhenti menatapnya hingga mereka saling tatap dengan tubuh sedikit merunduk, "Kenapa?"

Hyunjae memejamkan mata saat dahinya disundul lalu mencebikkan bibir kesal, "Sakit~"

Juyeon menegapkan tubuh lalu memutar kepala dan mengkerutkan kening heran melihat Vernon, "Kenapa?"

Vernon menggeleng canggung lalu tersenyum lebar, "Ayo pulang."

Juyeon mengangguk sembari melepas topinya dan melemparnya asal kedalam tas.

Hyunjae membulatkan mata lebar lalu melirik kebelakang saat mendengar pintu ruang pribadi golf Juyeon tertutup dan menghembuskan nafas panjang sembari mengadahkan tangan heran karena sikap sang atasan. Dia menggeleng heran sembari merapikan barang-barang Juyeon lalu keluar dari ruang golf dan mencibir sekaligus tersenyum geli saat sadar sang atasan masih berdiri disamping pintu.

Red Blood [JUMIL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang