9.1 Behind Story

59 9 4
                                    

Point of View: Cipta

"Kenalkan ini dokter residen baru, namanya Yasmin," ucap Dokter Aufa sambil menunjuk seorang gadis berpakaian mirip seperti beliau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenalkan ini dokter residen baru, namanya Yasmin," ucap Dokter Aufa sambil menunjuk seorang gadis berpakaian mirip seperti beliau. Rambutnya ia gelung rapih.

Aku melihatnya yang menunduk padaku sambil kembali memperkenalkan dirinya. Sepertinya ia sebaya denganku, atau malah lebih muda? Btw, dia cantik hehe. Aku tersenyum membalas perkenalannya.

"Salam kenal, Dokter cantik, hehe,"

***

"Hhh..."

Aku terdiam ketika mendengar helaan napas kasar dari arah tangga darurat rumah sakit. Aku mengintip untuk melihat siapa itu. Hm, sebenarnya aku takut tiba – tiba terjadi hal buruk tapi kalau memang iya aku bisa saja mencegah itu bukan? And guess what! Aku menemukan Yasmin, maksudku Dokter Yasmin, yang tengah duduk menunduk sambil meremas rambutnya. Ah, sepertinya ia sedang merasa stress.

Aku kembali terdiam untuk memikirkan suatu cara untuk menghiburnya. Akhirnya aku melangkahkan kakiku ke mesin minuman yang tidak jauh dari sini dan membeli sekaleng minuman isotonik untuk Dokter Yasmin. Sambil menungggu minumannya keluar aku memikirkan berbagai lelucon atau cerita lucu yang bisa menghiburnya. Namun, saat aku membalikan badanku untuk melangkah menuju tempatnya, aku melihat Dokter Yasmin yang keluar dari tangga darurat sambil mengepalkan tangan. Bibirnya bergerak, sepertinya sedang menyemangati dirinya. Ia berlalu menuju ruangannya.

Aku tersenyum. Aku bersyukur ia bisa kembali bangkit. Saat melihat Dokter Yasmin hari itu membuatku semakin semangat untuk menjalani hidupku ini. Otakku mulai bekerja untuk membuat pertunjukan – pertunjukan kecil di ruang bermain. Lumayan untuk menghibur orang – orang di sini karena aku yakin yang terpuruk tidak hanyalah Dokter Yasmin saja. Tapi, semoga saja Dokter Yasmin juga melihatnya sih, hehe.

Ah ya, aku melupakan minuman isotonik yang aku genggam. Sepertinya suasananya sudah lewat jika aku memberikan pada Dokter Yasmin sekarang. Aku menoleh dan menemukan seorang perawat laki – laki yang baru saja menyimpan box – box entah apa itu isinya. Perawat yang sangat aku kenal baik karena aku selalu bersenda gurau dengannya.

"Perawat Dikta! Ini untukmu, hehe. Terima kasih sudah membantuku sejauh ini,"

***

Semenjak itu, ruang bermain menjadi tempat pertunjukanku setiap siang. Entah itu bernyanyi atau sekedar membacakan cerita. Pokonya yang bisa menghibur orang – orang di sekitarku terutama Dokter Yasmin, hehe. Walau aku tidak tau ia mendengarnya atau tidak. Setidaknya aku sudah berusaha bukan? Woah, tunggu. Apa aku mulai menyukainya?

Sejujurnya setiap lagu dan cerita yang aku siapkan, dalam pikiranku terbersit melihat Dokter Yasmin yang tersenyum karena terhibur dengan apa yang sudah aku siapkan. Ah, wajahku pasti memerah sekarang. Aku mengibaskan tanganku di depan wajah, berharap dapat menghilangkan warna merah ini. Seketika aku merasa bodoh, sepertinya aku perlu air dingin sekarang.

Between You & ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang