Novia Rismawanto, nama lengkap dari Nyonya Novia, istri kedua dari Tuan Hartono Sastrawiguna. Berdasarkan cerita yang didengar Lintang dari mulut Gwen sendiri, wanita yang menjadi istri kedua papanya ini awalnya adalah rekan bisnis papanya di bidang penerbitan juga.
Dia adalah sekretaris dari pemilik sebuah penerbitan yang pernah menjalin kerjasama dengan Dimensi Aksara. Entah bagaimana ia berhasil merayu dan membuat papanya tergerak ingin menikahi dan membawanya masuk ke dalam keluarganya.
Gwen yang saat itu masih berusia tujuh tahun, hanya diberi pengertian bahwa dia adalah seorang tante yang boleh dipanggilnya mama juga. Ia memiliki putri hampir seusia dengannya--Raline namanya. Mereka akan mulai tinggal serumah dan harus rukun serta saling menyayangi.
Akan tetapi, setelah Gwen beranjak remaja dan mulai mengerti mengenai keterkaitan konsep istri kedua dengan sebuah pengkhianatan, ia mulai membenci mereka berdua. Tak diacuhkannya lagi perintah sang papa, juga nasihat mamanya untuk selalu bersikap sopan dan menyayangi. Ia bersikap acuh tak acuh dan seakan menganggap mereka tidak ada saja, daripada harus berinteraksi dengan mereka sambil menahan gejolak emosi dalam hatinya.
Kali ini Lintang harus menemui si istri kedua yang angkuh dan congkak ini karena terpaksa. Ia ingin mengajukan beberapa pertanyaan mengenai alibinya saat kematian Gwen. Karena kini kecurigaannya, pelaku pembunuhan Gwen yang paling mungkin menurut sisi psikologis dan keuntungan dari kematiannya adalah Nyonya Novia beserta Raline, sang putri.
Dengan menahan diri sekuat mungkin, disiapkannya stok kesabaran dan menebalkan kuping kala mendengar beberapa cemooh yang pasti akan dilontarkan pemilik mulut berbisa itu. Demi menyingkap kasus Gwen, dia harus mengesampingkan dulu egonya.
"Dan ada perlu apa, seorang karyawan sampai datang ke rumah mencariku, Bik?" Ia berkata sambil menuruni tangga, sengaja dengan suara dikeraskan agar terdengar oleh Lintang yang sedang duduk menunggunya di ruang tamu.
Lintang berdiri dan melempar senyum resmi ke arahnya, sambil sedikit menundukkan badan tanda memberi hormat sepantasnya kepada istri pemilik perusahaan, ia menjawab,
"Hanya ingin mengajukan beberapa pertanyaan, bila tidak berkeberatan, Nyonya."
Berhenti di tangga paling bawah, dengan nada lebih angkuh lagi, sang Nyonya berkata,
"Dan atas dasar apa si karyawan ini merasa pantas untuk menanyaiku, Bik?"
Bik Yatmi yang membuntutinya dari belakang karena ia memang tadi yang memanggilkan sang Nyonya dari dalam kamar saat Lintang datang meminta bertemu, tertunduk tak mengerti apa yang harus diperbuat.
Lintang tersenyum santai dan duduk kembali meski belum dipersilakan. Ia harus bertingkah tegas kepada orang tipe seperti Nyonya Novia ini, kalau tidak, dia akan merasa di atas angin dan tidak menghargainya sama sekali. Ia harus menampakkan kesan bahwa ia tahu 'sesuatu' agar mendapakan sedikit respect dari sang Nyonya.
"Anda mungkin akan tertarik mendengar pertanyaan saya kali ini, Nyonya,"
Dijedanya sebentar dalam menjelaskan. Diseruput dahulu minuman yang tadi telah disuguhkan Bik Yatmi selama menunggu. Cukup menyegarkan tenggorokan yang sebenarnya sedang sangat ingin langsung meneriaki wanita angkuh itu dengan banyak makian dalam kepalanya."Tolong agak cepat ya, saya tidak biasa ngobrol terlalu lama dengan orang yang bukan dari kalangan atas."
Astaga! Andai Lintang sedang tidak di dalam rumah keluarga Sastrawiguna dan andai ia tidak butuh mengorek informasi dari wanita ini, tentu Lintang sudah pasti telah menampar mulut sombongnya saat itu juga.
Rahangnya sedikit mengeras menahan amarah, alisnya sudah naik tajam, namun dihelanya napas menenangkan diri.
Ditekannya emosi agar tetap terkendali. Ditariknya napas dalam-dalam lalu mengeluarkannya perlahan.Setelah dirasa emosinya cukup terkontrol, ia mulai mengajukan pertanyaan kepada Nyonya Novia.
"Anda tidak begitu dekat dengan mendiang putri tiri Anda, bukan? Apakah barangkali Anda pernah lihat atau mungkin mencurigai dia sebagai pengguna obat terlarang? Karena kalian serumah, barangkali saja Anda pernah memergokinya?"
Lintang sengaja memancingnya dengan pertanyaan yang seolah memberatkan Gwen. Ia ingin tahu apakah akan dijawabnya dengan kebohongan atau ia akan jujur berdasarkan fakta.
Beberapa saat, yang ditanya tampak ragu, kemudian dijawabnya dengan enggan,
"Entahlah, dia gadis yang cerdas, kalaupun memakai benda terlarang begitu pasti tidak akan sampai ketahuan orang lain."
'Duhh, sialan,'umpat Lintang dalam hati.
Pancingannya meleset. Wanita ini jauh lebih cerdas daripada yang diperlihatkannya."Tentang saat makan malam, apakah Anda melihat tanda-tanda aneh dari mendiang? Misalnya mungkin ada beberapa tingkahnya yang lain dari.biasanya, mungkin?"
"Aku tidak pernah repot-repot memperhatikan orang lain makan. Apalagi dia, kami sudah lama tidak saling berbincang. Kami sama-sama merasa bahwa dengan begitu, semuanya malah menjadi lebih nyaman." Dengan megedikkan bahu ia menjawab enteng.
"Kalau mengenai masalah di Dimensi Aksara yang terakhir ditangani oleh mendiang, Anda mengetahuinya atau tidak, Nyonya?" Dengan hati-hati Lintang menanyakan mengenai permasalahan perusahaan.
Sengaja hanya ditanyakannya hal-hal yang masih berhubungan dengan Dimensi Aksara saja kepada sang nyonya.
Karena sudah jelas dia tidak akan menjawab pertanyaan apapun mengenai alibinya atas kematian Gwen. Ia pasti menganggap Lintang tidak memiliki wewenang untuk itu.Sang Nyonya menjawab bahwa ia mendengar kabar itu baru beberapa hari ini, saat meeting mingguan bersama wakil pimpinan redaksi yang mengambil alih sementara posisi Gwen.
Lintang hanya mengangguk-angguk. Beberapa pertanyaan basa-basi ia ajukan untuk mengusir kecurigaan sang Nyonya bahwa ia sedang mencurigainya. Kemudian saat ia merasa sudah cukup menanyai Nyonya Novia, ia pun segera pamit undur diri dengan mengatakan tidak ingin mengganggu waktunya lebih lama lagi.
* * *
To be continued ...,
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesan Kematian Gwen
Mystery / Thriller"Gwen bukan bunuh diri!" Setidaknya satu fakta itu yang diyakini Lintang untuk menyingkap misteri di balik kematian Gwen, sahabatnya. Berhasilkah ia mengidentifikasi siapa pelakunya? Sebuah cerita tentang persahabatan, cinta dan misteri yang menega...