Bagian 4

4.5K 629 155
                                    

Seorang bocah lelaki berumur enam tahun dengan heboh menggoyangkan tangan seorang pria berumur sekitar dua puluh tahunan.

"Kenapa Dongpyo-ie?" Tanya pria tampan nan tinggi itu pada bocah berumur enam tahun itu. Tangan bocah itu menunjuk pada bocah seumuran dengannya yang sedang memilih es krim bersama ibunya. Pria itu menatap tidak mengerti pada bocah itu.

"Itu teman Dongpyo!" Balas Dongpyo dengan semangat.

"Dongpyo mau menghampiri teman Dongpyo itu?" Tanya pria tampan dan tinggi itu.

"Iya, paman!" Balasnya. Pria tersebut pun menggandeng bocah tampan keponakannya tersebut ke arah bocah lelaki yang merupakan teman dari keponakannya.

"Lele ya!" Panggil bocah tampan bernama Dongpyo itu kepada bocah bernama Chenle. Bocah bernama Chenle itu memekik senang.

"Dongpyo-ei!" Pekik Chenle dengan semangat.

"Mama... mama... ini teman Lele! Namanya Son Dongpyo ! Lele seling memanggilnya dengan Dongpyo-ei!" Chenle memperkenalkan Dongpyo pada Renjun. Renjun tersenyum lebar melihat kebahagiaan yang terpancar dari sorot mata Chenle.

"Hai... Son Dongpyo."

"Hai tante!" Renjun sedikit terkejut dengan panggilan Dongpyo untuknya.

"Dongpyo-ei harus memanggilnya paman juga." Nasihat pria tampan itu pada keponakannya.

"Tidak! Mana ada paman yang cantik sepelti mama Lele?! Paman itu halusnya tampan sepelti paman Alin!" Protes Dongpyo pada pamannya yang ternyata bernama Guanlin.

"Maafkan keponakan Saya." Ujar Guanlin pada Renjun dengan tidak enak. Renjun terkekeh pelan dan membelai surai Dongpyo dengan lembut.

"Lele-ya, bagaimana kalau kita pelgi ke taman belmain? Nanti Dongpyo sama Lele dan bialkan mama Lele sama paman Dongpyo-ei?" Guanlin menggaruk tengkuknya canggung mendengar permintaan dari keponakannya. Ia menatap ke arah Renjun dengan pandangan menyesal.

"Mama! Lele ingin pelgi ke taman belmain! Mama juga halus ikut! Ya ya ya?" Renjun tidak bisa menolak permintaan dari sang anak yang sudah menatapnya dengan tatapan anak anjing terbuang.

Memang setiap sabtu dan minggu Renjun diberi kebebasan alias tidak bekerja. Dan ia berterima kasih karena dengan begitu, dua hari dia bisa menghabiskan waktunya dengan putra tercinta.

"Lebih baik kita keluar dulu. Kita bicarakan saja di luar." Usul Renjun dan dianggukki oleh Guanlin dan kedua bocah lelaki itu. Renjun mengambil satu es krim lagi dan berjalan menuju kasir. Setelahnya dia keluar ke arah putranya yang tengah duduk di depan mini market bersama Dongpyo dan Guanlin.

"Ini es krim untuk Lele dan Dongpyo." Ujar Renjun sambil memberikan dua es krim tersebut kepada Chenle dan Dongpyo. Guanlin yang pada awalnya hendak membeli es krim untuk Dongpyo tidak jadi karena keponakannya itu sudah menyeretnya untuk segera keluar.

"Siapa nama Anda?" Tanya Guanlin pada Renjun sambil menjulurkan tangan ke arah Renjun. Renjun lalu menjabat tangan itu sambil tersenyum.

"Oh... namaku Huang Renjun. Bagaimana denganmu?" Tanya Renjun. Sepertinya pria di depannya lebih muda darinya.

"Lai Guanlin." Balas Guanlin sambil tersenyum memamerkan Gummy Smilenya. Tautan tangan mereka pun terlepas.

"Renjun-ssi terlihat masih sangat muda. Apa Renjun-ssi memang menikah di usia yang sangat muda?" Tanya Guanlin. Ia cukup penasaran, karena Renjun terlihat sangat sangat muda.

Renjun diam sebentar. Haruskah dia mengatakan yang sebenarnya?

"Ayah Chenle sudah meninggal." Balas Renjun dengan senyum kecil. Terlihat Guanlin yang membuka mulutnya tidak percaya.

Let It Be -NOREN- (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang