Kedua

19 6 15
                                    

"Kalo bisa kita mati dalam keadaan bahagia, bukan dalam keadaan penuh luka."


——————————————————

Sebelumnya di apartemen Haven.

"Itu kan Air, bego!" teriak Asse.

Ero menggelengkan kepala. Masih tidak menyetujui perkataan Asse.

"Air, kan bilang dia belum balik. Masa tiba-tiba udah pindah sekolah aja? Kalo ada apa-apa Air pasti ngasih tau," ucap Ero.

Asse berkacak pinggang. Merasa kesal dengan Ero yang menurutnya bodoh. Sudah jelas-jelas itu memang nama depan Air temannya.

"Ero ganteng. Kan lo tau, yang namanya Airin di SMA satu itu cuma ada satu. Terus kenapa lo masih gak percaya?"

"Mending kita cek aja ke sekolah," ucap Haven.

"Nah, kuy!" seru Asse.

Langkah Asse tertahan saat sebuah tangan menahan lengannya. Tapi, dengan cepat ia tepis dengan kasar.

"Homo, njing!" sarkasnya.

Ero berdecak.

"Apaan, sih. Kita mau ke sekolah. Kan lagi di skors, gimana cara kita masuk?!" ucap Ero.

"Astaga, Aeron Aguilero Orsk! Sejak kapan lo taat aturan? Lagian, kan ada Haven bege!" ucap Asse kesal.

Entah kenapa kali ini Asse berpikir Ero terlihat sangat lemot. Sudah tau ada Haven. Kalo gak ada juga, kan bisa lewat pintu ke mana saja nya doraemon.

"Mending sekarang langsung ke sekolah daripada debat. Mumpung bentar lagi jam istirahat. Rencananya juga abis jam istirahat selesai bakal balik cepet, karena ada rapat," ucap Haven.

"Rapat apa, kok tumben?" tanya Ero.

"Rapat komite orang tua kelas sepuluh," ucap Haven lagi.

Asse dan Erro hanya ber-oh ria.

"Ya, udah. Ayok, ligat! Kunci motor gue mana lagi?" panik Asse.

Haven berdecak kesal.

"Pake mobil gue aja. Biar nanti pulangnya Air bisa ikut," final Haven yang diangguki mereka berdua.

***
"Ai-Air," ucap Asse tersengal-sengal.

Tadi sesampainya mereka di sekolah, ketiga lelaki itu dipergoki Mr. Dayat guru BK paling galak di sini. Bahkan kekuasaan Haven tidak membuat guru itu melepaskan siswa bandel seperti mereka di sini.

"Kalian katanya gak sekolah?" tanya Air polos.

Mereka bertiga mendengkus kasar. Santai sekali pertanyaan perempuan itu.

"Ya lo katanya belum balik?" tanya balik Ero.

Air hanya diam tidak menanggapi pertanyaan Ero. Dia tidak ingin berbicara di depan banyak orang. Sedangkan sekarang, atensi semua orang berada pada mereka. Bahkan sampai anak kelas lain ikut melihat keributan mereka. Bukan, tapi untuk melihat ketiga pangeran kodok di depannya itu.

Asse berjalan mendekati Air yang diikuti Ero dan Haven. Tatapan ketiganya tajam, karena merasa kesal sudah dibohongi perempuan itu.

"Kenapa diem, Ai?" tanya Asse dingin.

Perempuan itu masih bergeming. Tidak ingin menjawab. Dalam hati ia memaki kasar mereka bertiga. Sudah tau dirinya tidak bisa berada di kerumunan seperti ini, masih saja lanjut bertanya.

"Dasar gak peka situasi!" maki Air dalam hati.

Air menatap Haven yang juga tengah menatapnya datar. Lewat bola matanya, dirinya mengkode Haven untuk tidak bertanya di sini. Tapi sayangnya, Haven tidak merespon apa-apa. Sial.

We Are Bad FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang