Ketiga

18 6 18
                                    

"Gak usah sok kayak manusia paling banyak beban. Semua orang punya beban, tapi ga diperlihatkan aja. Emangnya lo, yang carmuk!"
Ero.

........................................................................

Malam ini, sesuai kesepakatan mereka untuk mengadakan pesta perayaan kepulangan Air di rumah Ero. Sepulang dari sekolah Air harus pasrah mengikuti para lelaki itu yang menariknya untuk masuk ke mobil Haven. Sehingga sekarang dirinya masih memakai seragam sekolahnya.


"Gak enak, ih. Gue mau balik dulu mandi terus salin." Gadis itu merasa risih dengan badan yang lengket dan sedikit gatal, karena belum mandi.

"Gak papa elah. Mandi juga ntar kotor lagi," sahut ringan Asse.

"Puser lo gak papa. Lengket gila. Mau nanti kalian pingsan karna nyium bau keringet gue?"

"Gue gak nyium apa-apa, tuh." Air siap melayangkan kepalan tangannya ke wajah Asse, tapi tertahan karena dering ponsel seseorang.

"Ero, someone call you!" teriaknya.

Ero yang tadi sedang menyiapkan proyektor miliknya untuk mereka menonton menghentikan kegiatannya mendengar teriakan Air. Lelaki berjalan mendekati perempuan itu.

"Siapa?" tanya Ero.

Air mengerutkan keningnya saat membaca nama si penelepon itu. Haven yang melihat raut aneh perempuan di sampingnya ini mencoba melihat nama yang tertera di ponsel Ero.

"Anciana?" ucap Haven.

"Maksudnya?" tanya Asse yang tidak paham.

"Anciana itu na-"

Ucapan lelaki itu terpotong ketika dengan gerakan cepat Ero merebut kasar ponsel di tangan Air. Membuat perempuan itu sedikit tersentak.Setelah mendapatkan ponselnya, Ero langsung melangkah menjauhi teman-temannya.

"Anciana itu pacarnya, ya. Kok Ero langsung social distancing sama kita?" tanya Asse.

Haven hanya mengedikkan bahu tidak tau. Sedangkan Air, perempuan itu nampak berpikir. Pacar, sepertinya sekasar-kasarnya Ero, tidak mungkin memberi nama kontak begitu. Buktinya Ero menamakan kontak Air dengan Hada yang artinya peri di ponselnya.

"Lo kenapa, Ai?" tanya Haven.

Air menatap Haven dan Asse bergantian."Gue bingung aja. Masa pacar dikasih nama wanita tua. Janda, dong."

"Maksudnya Ero pacaran sama janda?" ceplos Asse.

Air mengangguk ragu menjawab ucapan Asse. Dirinya juga tidak yakin jika Ero berpacaran, apalagi dengan seorang janda? Gak mungkin sekali.

"Gue kira itu nama," ucap Haven.

"Ero kayanya mau pindah kewarganegaraan, deh. Kontaknya pake bahasa Spanyol semua," ucap Air.

"Gak cinta tanah kelahiran gitu lah," cibir Asse.

Tiba-tiba Ero muncul dari dapur mendekat ke arah mereka dengan wajah tanpa ekspresi. Membuat ketiganya saling menatap.

We Are Bad FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang