🥂 Hot Daddy

27.9K 889 184
                                    


Suara alarm yang terus berdering membuat gadis cantik berumur tujuh belas tahun itu terpaksa bangun dari mimpi indahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara alarm yang terus berdering membuat gadis cantik berumur tujuh belas tahun itu terpaksa bangun dari mimpi indahnya. Dengan nyawa yang masih belum terkumpul seutuhnya, Elisa berjalan gontai menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan bersiap-siap menuju ke sekolah.

Tak cukup waktu lama gadis itupun turun menuju lantai satu untuk sarapan. Dan hal pertama yang Elisa lihat saat sampai disana adalah pemandangan yang sangat menyebalkan menurutnya. Dimana dua sepasang manusia tengah berciuman mesra dengan begitu intim.

"EHEM!" Elisa tersenyum kala membuat sepasang manusia itu kaget dan segera saling menjauhkan diri.

"Apa aku mengganggu waktu kalian?" Elisa mendudukkan dirinya disalah satu kursi kosong disana. Melahap sarapannya tanpa merasa canggung sama sekali, justru sepasang manusia itulah yang terlihat canggung padanya.

"Tidak sayang, kau tidak menggangu sama sekali," Seanna menyunggingkan senyum hangatnya pada Elisa yang dibalas decihan malas oleh gadis itu.

"Aku sudah selesai," Elisa beranjak dari duduknya, mengambil tasnya dari maid yang berdiri dibelakang sebelum keluar dari sana.

"Kau tak mengecup pipi Mommy sayang?" Elisa memutar bola matanya malas mendengar pertanyaan menyebalkan sang ibu. Dengan dengusan kentara, gadis itu pun berbalik, mengecup pipi Seanna seperti yang wanita itu pinta. Tapi saat ia ingin beranjak, lagi-lagi Seanna bertanya, "How about your Daddy?"

"He is not my Dad, He's just your husband," Elisa melirik pria matang berumur tiga puluh sembilan tahun yang terlihat begitu tampan dan manly. Tapi Ugh ingin sekali rasanya ia memukul wajah datar pria itu kala menatapnya begitu dingin.

"Eli...." peringat Seanna membuat Elisa mendengus.

"Fine! I will kiss him too," Elisa menarik wajah sang ayah tiri mendekat membuat pria itu sedikit tersentak karena tindakannya yang tiba-tiba.

CHUPP

"Aku pergi," ujarnya lalu segera menghilang dari sana.

"Apa ia selalu seperti itu?" Vee bertanya setelah memastikan Elisa benar-benar pergi dari sana.

Seanna mengangguk. "Dia selalu sinis padaku sejak dia berumur tiga belas tahun. Saat itu aku terkejut karena dia tiba-tiba berubah dan menjadi sangat acuh."

"Kau tahu penyebabnya?"

Seanna menggeleng lalu sekejap kemudian mengecup bibir Vee. Ia cukup tersentuh kala menangkap tatapan khawatir pria itu. "Kau tak perlu khawatir, karena sekurang ajar apapun Elisa, dia masih dalam batas wajar."

"Kau memang wanita terbaik, aku tak salah memilihmu," puji Vee yang mengundang semburat merah dikedua pipi Seanna.

"Oh ya, maaf baru memberitahumu hal ini, sebentar siang aku akan pergi ke Berlin. Sepertinya aku akan seminggu disana."

STORY OF US Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang