Menurut orang-orang kehidupan Vee sangatlah sempurna. Bagaimana tidak, pria itu dikaruniai wajah tampan seperti dewa, badan tegap seperti ksatria, dan otak cerdas layaknya cendikia. Maka tak heran diusianya yang tergolong masih muda sudah mampu memimpin perusahaan raksasa milik keluarganya yang sudah turun temurun. Well meskipun dia adalah pewaris satu-satunya tapi tentu ia tidak akan bisa memimpin perusahaan jika ia memiliki otak dengan IQ sederhana bukan?.
Terlahir menjadi putra tunggal dan satu-satunya cucu laki-laki digaris keturunan asli Xavier membuat Vee begitu di anak emaskan oleh keluarga besarnya. Ayah, paman, dan kakeknya sangat menyayanginya, maka tak heran karena mendapatkan perlakuan demikian membentuk sifat Vee yang begitu egois dan keras kepala. Semua yang ia inginkan harus ia dapatkan bagaimana pun caranya, walaupun harus menggunakan cara kotor sekalipun. Toh meskipun ia berbuat kejahatan, Vee tidak akan di hukum karena ayah dan kakeknya akan berdiri paling depan tuk melindunginya, tidak peduli jika harus berhadapan dengan penegak hukum negara sekalipun.
Oh jangan lupakan power klan Xavier yang menguasai hampir seluruh kota dibenua Eropa. Jika kau berani mencari masalah dengan mereka maka kau harus siap tuk dilenyapkan. Mereka pembunuh berdarah dingin yang takkan segan-segan mencabik-cabik mu hingga tak tersisa.
Belum lagi para wanita yang selalu mengejar-ngejar Vee, menggilainya bukan main, bahkan memujanya layaknya dewa. Hanya dengan seringai tipis disudut bibirnya, para wanita takkan ragu tuk melemparkan tubuh mereka diatas ranjangnya. Bahkan diantara mereka tak segan-segan rela melepaskan keperawanan pada Vee walaupun mereka tahu jika mereka hanya digunakan sebagai pemuas birahi semata. Katanya itu tidak masalah karena yang menjadi poin utamanya Vee menyentuh mereka.
Bagaimana, bukankah hidup Vee sangat sempurna?
Ya begitu pula yang Vee pikirkan. Seharusnya semua yang ia inginkan dimuka bumi ini, bisa ia dapatkan dengan begitu mudah tapi ternyata ada satu hal yang tidak bisa ia raih begitu saja, yaitu Alyssa Leyla Brüschweiler.
Gadis berdarah campuran Eropa dan Asia itu sangat dingin padanya. Tatapan memuja yang selalu ia dapatkan tak pernah ia temukan di bambi rusa gadis itu.
Sebagai pria yang selalu mendapatkan perhatian dari para wanita membuat harga diri Vee terasa terinjak-injak karena perlakuan Alyssa. Bahkan Vee kadang bercermin dan bertanya pada asistennya apakah ketampanannya berkurang atau tidak.
Vee masih ingat saat ia pergi kesalah-satu anak perusahaannya yang bergerak di bidang fashion, yang dipimpin oleh sahabatnya, Suga Atalas. Saat itu ia hanya berniat mengunjungi Suga sekaligus mencari mangsa untuk dibawa bersenang-senang dengan peluh diatas ranjang. Dan saat itu pula ia bertemu dengan Alyssa yang hanya menyapanya sebagai atasan lalu pergi begitu saja.
Oh Vee bahkan merekam dengan jelas bagaimana ekspresi Alyssa yang gadis itu tunjukkan padanya. Raut datar, tak ada binar kekaguman bahkan sangat acuh membuat Vee sedikit tertarik dengan Alyssa.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
