Senyum cerah layaknya matahari terus terukir di wajah bulat wanita berparas cantik bak boneka porselen itu. Bibir plum nya terus mengeluarkan senandung kecil di setiap langkahnya, sedang tangan lentiknya memutar kunci Ferrari yang baru saja ia beli beberapa menit yang lalu.
Setelah keluar dari gedung, Lisa meloncat kegirangan sembari menatap mobil impiannya yang ia beli dari uang hasil curian. Ah tidak, lebih tepatnya uang dari hasil penipuan. Ya anggap saja begitu.
Lisa mengambil foto terlebih dahulu sebelum masuk kedalam mobilnya. Ia sudah tidak sabar mengendarai kuda mesin itu sekarang. Dengan hati-hati ia pun menyalakan mesin lalu menancap pedal gas hingga mobil itu melaju membelah jalanan kota Seoul siang itu.
Ia bernyanyi kecil, sesekali tersenyum menatap dirinya sendiri dari kaca spion ditengah mobil. Sesekali ia juga menatap ke samping, memandangi gedung-gedung pencakar langit yang menjulang tinggi, tapi itu tidak berlangsung lama kala sebuah Marcedes-Benz hitam tiba-tiba menyambar mobilnya.
BRAK
"Fuck!" pekiknya saat melihat kaca spion sebelah kanannya hancur, berhamburan di tengah jalan. Lisa mengeram kala mobil hitam itu terus melaju seolah tidak melakukan kesalahan apapun. Oh bahkan si pengemudi kini mengejeknya dengan mengeluarkan jari tengahnya tak lupa sebuah kertas bertulisan loser dengan tinta hitam yang begitu kentara.
"Sialan, beraninya keparat itu!" Lisa mengganti gigi lalu menginjak pedal gas, mengejar mobil itu yang tampaknya memang sedang menantangnya.
Lisa terus menambah kecepatan hingga mobilnya sejajar namun tampaknya si pengemudi masih ingin bermain-main dengannya karena kini mobil itu berbelok, masuk kedalam gang kecil yang hanya muat satu mobil.
Lisa tertawa kecil melihat itu. Ia tahu arah gang itu berakhir dimana, karena tak ingin membuang waktu, ia pun berbelok ke kanan menerobos lampu merah, mengabaikan bunyi klakson yang bersahut-sahutan ke arahnya. Sayup-sayup Lisa mendengar suara sirene, dan ya, saat ia melihat kaca spion, ia sedang di kejar oleh dua mobil polisi.
Salah satu dari polisi itu berseru menyuruhnya berhenti bahkan mengancamnya akan menembak. Tapi ia tidak peduli, karena saat ini ia hanya ingin menangkap si brengsek untuk meminta ganti rugi karena telah membuat mobilnya hancur begini.
Oh ayolah, ini mobil barunya dan brengsek itu dengan tanpa dosa telah merusaknya.
Lisa terus menambah kecepatan, ia meremat setirnya kala lampu hijau berkedip-kedip menandakan waktunya akan habis dan akan di gantikan dengan lampu merah. Untung saja ia berhasil lolos dari lampu tanda berhenti itu membuat mobil polisi yang mengejarnya tertinggal dan terperangkap disana.
Sesuai dugaannya mobil hitam itupun keluar dari gang, Lisa menginjak pedal gas, menyesuaikan kecepatan mobilnya dengan mobil hitam itu hingga mobil mereka sejajar. Ia pun menurunkan kaca seraya berteriak— "BERHENTI ATAU AKU AKAN MENEMBAKMU!" sambil mengarahkan pistolnya kearah mobil itu.
Pengemudi Marcedes-Benz itu juga menurunkan kaca mobilnya, bukannya takut dengan ancaman Lisa, ia justru membuat gestur pistol dengan jarinya dan mengarahkannya pada Lisa, seolah sedang mengejek gadis itu.
"AKU TAK MAIN-MAIN BAJINGAN! BERHENTI!" teriak Lisa lagi tapi malah mendapat acungan jari tengah dari pengemudi itu. Oh ingin sekali rasanya Lisa melepaskan pelurunya pada keparat bertopeng itu.
Sial. Mobil itu berbelok lagi. Kemarahan dan emosi benar-benar telah menguasai Lisa saat ini. Sirene polisi pun kini terdengar kembali dibelakangnya. Untung saja jalanan itu tidak terlalu ramai membuat Lisa bisa menghindar dengan terus melajukan mobilnya secepat mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
STORY OF US
Fanfiction[MATURE] Ini hanya berisikan cerita Oneshoot atau Twoshoot Kim Taehyung dan Lalisa Manoban. Start : 23 Sep 2020 Revisi : 22 Nov 2021