THE BRIDE OF MISSION 01

57 13 0
                                    


Sore ini, ibukota diguyur hujan gerimis sejak semalam. Itu sangat menyebalkan. Ntah kenapa gerimisnya tak langsung berhenti. huh.

Gerimisnya memang tidak besar  tetapi, terlalu hemat. Dan aku malah terjebak dirumah ibuku. Akukan jadi malas. Padahal sekarang aku ada janji temu dengan professor Arnold .

Tapi apa yang aku lakukan sejak tadi? malah sibuk menonton film sambil menguyah camilan. Uhhhh itu nikmat sungguh.

" Hahhh. Apakah sudah waktunya?? Aku harus ke kampus !"

Dengan Tergesa gesa aku berpamit pada ibu .  Lalu segera pergi ke kampus sebelum terlambat.

****

Suasana kampus cukup ramai sore ini. Ahhh...malas sekali padahal di jam jam seperti ini paling enak ya tidur rebahan, ditambah cuaca mendukung.

Ck ckkk...sebenarnya kesel juga kenapa Pak tua itu membuat janji tak tau waktu. Maunya apasih???  Hilihhhh kalau bukan bapaku sendiri. Rasanya ingin ku rombak kumisnya itu.

Tapi aku masih belum menerima kenyataan. Kenapa harus bapaku?? Kenapa tidak dosen atau professor yang lain. Yang masih muda gitu kan aku biar bisa pdkt. Kasian aku tuh sama diri sendiri yang masih jomblo. padahal temanku saja banyak yang sudah punya gandengan. Lah aku sorang sorang jahhh. Ah sialan.

Jadi biar kujelaskan Professor Arnold atau dosenku itu benar ayahku. Tapi dia itu...sudah pelit nilai ,otoriter, galak pula, ditambah mahabenar. Paket komplite untuk menidas mahasiswanya yang nyali krupuk. yahhh seperti aku ini.

Walaupun aku anaknya ya baginya sama saja seperti mahasiswanya yang lain. Intinya bapaku itu tidak mau pilih kasih. Semua dimatanya sama rata.

Miris sekali ya nak Azura.

Sudahlah daripada ngedumel tidak jelas alangkah baiknya aku segera ke ruanganya. Dengan berlari ria melewati lorong koridor yang amat panjang. Serta menapaki anakan tangga yang jumlahnya beribu ribu. Ehh gak sampe segitunya sih.

****

Akhirnya aku sampai di depan ruangan professor Arnold. Dengan nafas yang masih memburu aku menyeka butiran butiran Kristal eh kringat ding yang besarnya sebesar biji jagung. Dan langkah terakhir memastikan penampilanku di cermin andalaku agar aku tidak amburadul.

Ok aku siap...

Aku melangkah masuk keruangan bapaku. Tapi apa yang kulihat? Dia tidak ada Sana . Dimana coba bapaku itu? . Dengan segala inisiatifku sendiri  aku akan menunggunya.

Huhh 10 menit berlalu tapi bapaku tidak ada tanda tanda akan muncul. Jadi aku segera bangkit untuk menyusuri setiap inci ruangan. Tidak ada yang menarik. Semua sama saja seperti Kantor pada umumnya.

Sampai akhirnya mataku tertuju pada tas kerja yang terbuka sedikit muncul sesuatu. Seperti buku?. Hmm aku bingung apakah aku tetap diam saja. Menunggu sampe mampus dengan alasan Menghormati privasi bapaku itu. Atau aku mengambilnnya saja toh akukan anaknya kan pasti bolehkan kan hihihiiii.

" Okk fiksss cuman sebentar bolehlah nanti di balikan lagi hhheehe maaf yahhh Bapak aku pinjem dulu sebentar hihihiiii. "

Aku meraih buku tersebut. Hal pertama yang ku lihat adalah Sampulnya. Sangat  unik seperti design klasik kuno . Mungkin seperti karya jaman jaman romawi atau abad pertengahan. Yang jelas aku tidak tahu. Tapi aku suka.

Buku itu berjudul...

"The Legend of the Bridal Island"

Legenda Pulau pengantin?? Tapi tak ada nama penulisnya. Aneh. Aku mulai membaca lembar lembar pertama . Tapa apa ini . Kenapa tulisanya seperti aksara . Duhh akukan jadi berasa buta huruf.

Meski begitu aku terus malanjutkan lembar demi lembar. Sampai dipertengahan buku tersebut terdapat sebuah gambar seperti simbol perhiasan. Bentuknya unik sekali.

Tapi... tiba tiba aku merasakan sesuatu dari gambar tersebut ..hmm seperti ada kebanggaan dan kepuasan dan sesuatu yang lain seperti....KEKUATAN ?.

Aku semakin penasaran pasti ada cerita menarik dibaliknya. Oh bapaku dimana kau menemukan buku penuh misteri ini??? Jiwa keingin tahuan ku ini berasa ingin membludak.

" Apa yang sedang kau lakukan???"

ASTAGA!!! Aku terkejout. Lantas segera memasang tampang polos tak tahu Malu.

" Ehh prof...sudah datang ternyata.."

"Lancang!"

Ehh eehh barusan Pak tua itu.
bilang apa? Lancang?? Really? Enak saja akukan cuma kepo . Itupun gara gara Bapak yang kelamaan hihhh.

"Lho sayakan cuman kepo toh prof. Lagiankan anda yang kelamaan. Janji jam berapa datang jam berapa. Time is money sir." Keselkan aku

"Saya sibuk kamu harus memaklumi"

Heh apan tuh emang situ doang yang sibuk. Hilihhhh akukan juga sibuk. Sibuk meratapi nasib makasudnya.

"Kau sudah membaca ya?"

" Ahhh iya prof , sedikit"

Yah sedikit karena kau tiba tiba muncul macam setan.

"Ok silakan duduk! .... Ada yang ingin Saya diskusikan."

Oh ok jadi apa yang ingin diskusikannya dengan ku ini.

" Saya sedang mengerjakan proyek penelitian buku ini. Tapi Sayangnya Saya harus melakukan beberapa Kegiatan penting untuk berapa bulan kedepan. Jadi Saya membutuhkan peran pengganti disaat Saya sibuk. Dengan kata lain Saya membutukan kamu untuk menjadi pengganti peran Saya. Jadi apa kamu bersedia, Azura??? "

aku memang tertarik dengan buku itu. Tapi mengerjakan proyek penelitian itukan sulit Bapak . Lagi pula mengerti isinya saja tidak. Kenapa harus aku??

"Anda serius ingin Saya yang menjadi pengganti anda? Bukankah masih banyak mahasiswa yang lebih jenius dibanding Saya ini prof??"

ohoyy Mari Kita merendahhhh.

" Kau tidak mau?? Oh baiklah Saya akan memberikan pada yang lainya saja. Padahal proyek seperti ini bisa menjadi peluang Karir sebagai arkeolog. Tapi Sayangnya kau mma..."

" Ehhh prof siapa bilang aku tidak mau. Aku bersedia kok prof. Sangat bersedia sekali hehehehe"

Uhh untung saja aku menyela. Kalau tidak kesempatanku untuk menjadi arkeolog hilang seketika.

" Bagus. Kalau kau bersedia . Tapi kau harus ingat proyek ini bukan untuk main main. Kau harus serius mengerjakanya!!."

Duhh Bapak aku harus seserius apa sihh. Pake acara bukan main main lagi.  Yakali aku anak tk.

" Iya prof paham sangat."

" Baiklah ini kau membutuhkan dia untuk menjadi rekan mu."

Kenapa Pak tua ini memberikan Id card .

" Devano Rafaleon Adhitama, CEO perusahaan Mobilesoft global. Dia seorang pengusaha. Tapi kenapa dia yang harus menjadi rekanku??"

" Tentu saja harus dia. Kau pikir bisa melakukan proyek itu seorang diri?? Kenapa kau sangat lucu sekali. Asal kau tau dia itu mahasiswaku dulu. Dia memiliki hobi untuk mengoleksi sesuatu yang bersifat sejarah. Jadi kau harus bisa membuat nya terkesan. Ingat jangan sampai mempermalukan nama ku itu penting !! "

Wahh aku tercengang kawan. Ck ck kata katanya tidak difilter sekali. Awas saja Pak tua aku akan membuktikan bahwa aku itu berkompeten. Enak saja kau pikir kau siapa hah?? Tentu saja kau bapaku.

Ahhh sudahlah aku lelah. Mari menurut saja. Kasian bapaku sudah tua. Jadi aku harus ekstrak sabar yah bund.




The Bride of MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang