Chapter 3 : Novel remaja, mlm, perpustakaan

282 46 11
                                    

Shen Yuan itu nerd.

Dia sudah lumrah akan fakta tentang dirinya sendiri sedari dulu. Ia lebih suka berkutat dengan dirinya sendiri. Tidak begitu peduli dengan orang lain dan hanya memperdulikan orang yang peduli padanya. Itu cara kerja yang wajar. Kenapa begitu repot?

Dari kecil sudah banyak buku yang dia baca. Sudah banyak genre yang ia jelajahi. Pemegang prinsip jika ada yang bisa dibaca, ya dibaca dulu, urusan bagus atau tidaknya bisa dinilai di akhir. Dia tidak akan begitu pemilih, genre romansa remaja? Ah, asal di akhir tidak ada yang mati karena kanker atau kecelekaan, Shen Yuan akan membacanya hingga habis. Pada plot-plot murah yang menyayat hati seperti itu, Shen Yuan sudah kebal. Ia sudah banyak menangisi buku-buku yang memiliki plot seperti di masa sekolah menengah pertamanya. Bergadang hanya untuk membaca romansa remaja yang penuh bunga dan duri sudah makanannya setiap hari. Senang sendiri, menangis sendiri. Membanting diri ke atas kasur jika ada momen menggemaskan, mengunci pintu kamar saat adegan dewasa.

Saat SMP, dari novel-novel remaja itu, Shen Yuan menemukan dirinya sendiri memiliki standar yang tinggi terhadap orang lain. Ia tidak kenal karakter teman sekelasnya, yang Ia kenal adalah karakter CEO muda tampan dan kaya dan gadisnya yang miskin tapi perkerja keras. Ia tidak kenal karakter guru-gurunya, yang ia kenal adalah karakter dewa penunggu mata air tertentu dan gadisnya yang kuat namun tidak peka.

Tidak ada yang karakter yang ia pahami di realitanya. Tapi jika ia membaca karakter romansa picisan, hanya pada kalimat 'Pria dengan pita putih yang melingkari dahinya, menjawab pertanyaan riang beruntun itu hanya dengan, "Mn."' Shen Yuan sudah tahu jika pria itu adalah pria yang akan menunggu kekasihnya sampai kapanpun bahkan hingga 13 tahun.

Ekhem.

Intinya. Shen Yuan SMP sangat tertarik dengan novel remaja yang penuh dengan intrik percintaan ringan yang kadang sedikit tidak masuk akal. Maksudnya, diantara putri yang sudah belajar dari kecil dan pelayan lemah modal kerja keras, kenapa pangeran memiliki pelayan? Tidak masuk akal kan?

Walaupun begitu, semakin dewasanya Shen Yuan, semakin dia menemukan genre romansa seperti itu menjadi semakin membosankan. Ya dia menikmati dirinya saat membaca itu semua, tapi makin lama, ia pikir sudah waktunya dia membaca sesuatu yang baru. Semakin dewasa, waktunya untuk membaca semakin terkuras, jadi dia tidak bisa membiarkan dirinya membaca novel yang memiliki plot yang sama seperti 20 novel lainnya di rak bukunya.

Lalu begitulah masa SMA Shen Yuan tentang bukunya berubah menjadi makin dalam dan disisi lain makin liar. Kisah semi-fiksi dewa-dewi mitologi? Dia akan membacanya. Kisah detektif penguras emosi yang penuh pertanyaan 'kok?' saat membacanya? Dia akan membacanya. Kisah historical jaman peperangan? Dia akan membacanya. Bahkan kisah yang berjudul 50 lapis warna abu-abupun dia baca.

Dalam? Bisa jadi. Liar? Pasti.

Dan itu yang membuat Shen Yuan pada saat SMA dicap aneh tapi disisi lain dikagumi beberapa temannya. Dan dia sadar dia bukan tipe aneh yang aneh karena dia bersosialisasi sewajarnya dan memegang bukunya di hanya waktu-waktu yang sewajarnya. Dia bukan tipe aneh yang akan membawa buku novel tebalnya saat makan sendirian di kantin, dia bukan tipe yang akan membaca walaupun di ajak ngobrol seseorang. Dia bukan tipe yang akan bilang 'Aku lebih suka membaca daripada kamu' dengan gamblangnya seperti orang aneh lainnya. Ia aneh karena membaca lebih daripada teman-temannya dan teman-temannya menghormati itu, tidak lebih.

Ah jika ditanya apa efek membaca buku di masa remajanya, Shen Yuan akan menjawabnya. Pertama, itu menghabiskan waktu yang bisa ia gunakan untuk belajar Matematika. Kedua, matanya, minus hampir tiga karena sering membaca gelap-gelap, karena adegannya di gelap-gelapan, ekhem. Tapi untungnya ada teknologi bernama soft lens sehinggan Shen Yuan masih bisa melihat dan bernampilan sesuai keinginannya. Shen Yuan akan jujur, kaca mata akan membuatnya terlihat udik. Jadi saat di luar akan memakai soft lens, dan kaca mata saat di rumah.

Daily life of Rainbow [MXTX Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang