Lan Wangji memiliki kehidupan yang teratur. Karena Lan Wangji tidak punya Ibu dan ayahnya sangat sibuk, sejak SD Lan Wangji bersekolah di sebuah boarding School SD-SMP-SMA yang didirikan keluarganya sejak puluhan tahun yang lalu yang kini dipimpin oleh pamannya.
Ia akan tidur jam 9 malam dan bangun jam 5 pagi setiap hari untuk bersiap-siap kelas pagi. Tidak seperti murid lainnya, Lan Wangji memiliki kamarnya sendiri tanpa teman sekamar. Dan tidak seperti murid lainnya juga, sarapan di antarkan ke ruangannya.
Lalu Lan Wangji kecil akan membawa ranselnya dan memasuki kelasnya sendirian, tidak seperti teman sekelasnya yang datang berdua atau dalam kelompok kecil. Dia tidak punya teman karena tidak ada yang ingin berteman dengan anak yang jarang berbicara sepertinya. Saat sudah duduk, ia akan membuka buku pelajarannya dan belajar materi yang nanti akan dijelaskan gurunya.
Di dalam kelas dia menjadi anak kebanggaan karena dapat menjawab semua pertanyaan dari gurunya, dia dapat membantu temannya yang tidak dapat menjawab pertanyaan, dan ia memperhatikan pelajaran dengan cermat. Ia akan menulis hal yang tidak ia mengerti, dan saat sudah kembali ke kamarnya, dia akan mencari penjelasannya di buku dan menulisnya di buku catatannya. Saat di tengah semester, Buku Lan Wangji sudah akan terisi penuh.
Saat makan siang, Lan Wangji kecil akan pergi ke kantin sendirian dan begitu pula tempat duduknya. Tidak seperti temannya yang lain, makanannya diantarkan kepadanya dan dia tidak akan repot-repot mengantri. Lalu ia akan makan sendirian dengan diam, karena makan sambil berbicara dilarang di sekolahnya dan keluarganya.
Dari tempatnya, Lan Wangji kecil dengan matanya yang bulat besar dapat melihat teman sebayanya berbisik-bisik saat makan lalu mereka menahan tawa mereka dengan tangan mereka. Lan Wangji tidak mengerti apa yang mereka bicarakan dan apa yang lucu, jadi dia mengalihkan pandangannya dan menggegam sendoknya sedikit lebih kencang. Ia merasakan sesuatu yang aneh, dan tiba-tiba rasa makanannya lebih hambar dari biasanya. Lan Wangji tidak menyukainya. Tapi menghambur-hamburkan makanan dilarang keluarganya.
Saat pelajaran olahraga, Lan Wangji akan menjadi pelari yang tercepat, pelompat yang paling tinggi, dan menjawab teori olahraga dengan sempurna. Tapi Lan Wangji tidak pernah memasukan bola ke dalam gawang atau ke dalam ring karena tidak ada yang mengajaknya bermain dan dia akan duduk sendirian di samping gurunya sampai pelajaran olahraga selesai.
Lalu sepulang sekolah, Lan Wangji akan pulang sendirian. Dia akan memasuki kamarnya dan menghabiskan sisa sorenya untuk belajar, mengulang apa yang dia pelajari hari ini. Lalu saat malam, dia akan belajar materi yang akan dibahas gurunya besok.
Saat hari minggu, tidak seperti temannya. Lan Wangji akan mendapat pembelajaran tambahan tentang cara bermain Gu Qin, seni bela diri, dan sejarah keluarganya. Bagaimana cara menjadi penerus Lan yang hebat, bagaimana menjadi cara pria yang dapat diandalkan.
Lan Wangji selalu sendirian. Tapi Lan Wangji tidak mempermasalahkannya karena ia punya kakaknya walapun jam makan siang mereka berbeda, walaupun mereka berbeda angkatan dan kelas. Setidaknya dia akan menemui kakaknya setiap hari minggu. Dan ia juga mempunyai pamannya jika dia tidak mengerti penjelasan dari buku, jika jarinya terluka karena senar gu qin atau badannya memar setelah berlatih dan jika ia pulang, masih ada rumah pamannya yang hangat.
Tidak apa-apa walaupun sebelum tidur dan sesudah bangun tidur tidak ada orang di sampingnya. Setidaknya Lan Wangji masih mempunyai kakak dan pamannya di luar ruangannya.
Lalu itulah yang ia lakukan hingga belasan tahun. Hingga akhirnya dia lulus.
Saat dia lulus, kakaknya membawanya untuk berkuliah di tempat yang sama dengannya. Lan Wangji tidak keberatan karena dimanapun kakak beradanya, dia tidak akan sendirian. Dan benar saja, bahkan kakaknya tinggal bersama dengan orang lain. Lan Wangji selalu kagum dengan kakaknya sedari dulu, kakaknya bisa selalu mudah berbaur dengan orang lain tidak seperti dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daily life of Rainbow [MXTX Fanfiction]
FanfictionKeseharian absurd dan tidak jelas dari bujang-bujang yang menjelajahi apa arti persaudaraan, pertemanan, dan percintaan dari sudut pandangnya masing-masing. Belajar bagaimana menghargai kehidupan sederhana mereka dengan cara melengkapi satu sama la...