KEANEHAN BERULANG

97 5 0
                                    

Sesampainya di rumah, Firdha terdiam di ruang tamu. Meyla, sang anak menghampirinya.

"Mama … ," sapa Meyla dengan nada polos..

Firdha berusaha tersenyum. Dia peluk anaknya yang menghampirinya. 

"Nak, maaf ya mama pergi terlalu lama," kata Firdha.

Ayah dan Ibunya menghampirinya. Sang ayah bertanya pada Firdha.

"Nak, perumahan Anyelir seingat papa gal terlalu jauh. Tapi, koq baru sore kamu datang?" tanya Ayahnya.

Firdha terdiam. Dia menyuruh anaknya masuk ke dalam. Ibunya menemani Meyla masuk le ruang tengah. Setelah itu, Firdha mulai menceritakan keanehan yang menimpanya. 

"Pa, ternyata pemesan kue itu sebenarnya sudah meninggal 6 bulan lalu, " kata Firdha.

"Apa? Bagaimana bisa, Nak?" tanya ayahnya keheranan.

"Entahlah, Pa. Firdha bingung," kata Firdha.

Firdha kembali diam. Namun, dia kembali tersadar. Dia bersiap berangkat ke toko kue miliknya. Firdha segera berpamitan pada orang tuanya, dan berangkat ke toko kue miliknya. 

Malam harinya, Angga yang baru pulang dari tempat kerjanya lansung masuk ke dalam rumah. Dia bersalaman pada mertuanya, dan langsung menemui anaknya dan menemaninya bermain.

Sementara Itu, di lokasi lain tampak sebuah kejadian aneh. Seorang preman tergeletak tak bernyawa. Wajahnya membelalak seolah ketakutan. Seorang polisi yang tengah melakukan olah TKP menggelengkan kepalanya.

"Aneh, korban ini lehernya patah. Pelaku seertinya begitu profesional. Sama sekali tak meningglkan jejak," kata polisi itu.

Seorang penyidik tampak sibuk menyelidikinya. Di teliti mayat itu, dan secara tak sengaja, penyidik itu menemukan foto Lina.

"Loh, kok foto ini bukannya korban tabrak lari enam bulan lalu?" pikirnya sambil melihat foto itu.

Penyidik itu menyerahkan foto Lina pada temannya. "Koq aneh? Korban sebelumnya juga begjni. Kasus ini aneh sekali. Seperti pembunuhan berantai saja," kata temannya. 

Polisi itu memberikan laporan pada komandannya. Komandan Polisi itu keheranan. 

"Loh, korban ini memiliki ciri yang sama. Kayaknya, kita harus mencari garis merh dari kasus ini. Baiklah, bawa mayat itu untuk di visum. Oh ya, jangan lupa nanti saya minta berkas tabrak lari enam bulan lalu untuk pengembangan kasus itu," kata Komandan Rizky, pemimpin investigasi itu.

"Baik, Pak. Siap laksanakan," kata polisi itu.

Dia menghormat pada komandan, dan langsung mengambil mayat itu untuk di visum. Seoran polisi memasang police line di tempat kejadian perkara. Sementara, dari kejauhan sesosok misterous memandangi tempat kejadian perkara. 

Dia mengenakan hood dan masker untuj menutupi wajahnya. Tampak sinar kepuasan dari sorot matanya. Setelah puas melihat, dia segera pergi dari tempat itu.

Malam makin larut. Tak terasa, jam telah menunjukkan pukul 19:30 malam. Waktunya Firdha menutup toko kue miliknya. Kedua pegawai itu melakukan tugasnya dengan baik. Sambil tetap melayani sisa pembeli, Firdha bersiap untuk pulang. 

Setelah pelanggan terakhir pergi, Firdha yang telah selesai berkemas mematikan lampu toko dan membiarkan sebagian menyala. Setelah kedua pegawainya pulang, Firdha menutup rolling door dan menggemboknya.

Ketika dia berbalik, Lina tiba-tiba sudah berada di belakangnya. Wajahnya begitu pucat, dan air mata menetes di pipinya. 

"Kyaa!! Lina, kamu sudah beda alam." Firdha berteriak ketakutan. 

Sebuah Tabir Kasus LamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang