8: my bad decision

819 128 41
                                    

"Being alone is always better than being in a bad relationship"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Being alone is always better than being in a bad relationship"

Kalimat Yoshi sore itu masih setia berputar putar di kepala Karina, apa benar cinta pertama selalu serumit ini? Sudah tiga hari yang lalu sejak kejadian itu dan Yoshi belum menghubunginya sama sekali.

Karina paham betul apa yang dirasakan Yoshi saat ini karna dia juga merasakannya. Yoshi kecewa, dia juga. Mungkin lebih baik kalau hubungan ini mereka akhiri, pdkt tanpa kejelasan sudah cukup melelahkan untuk Karina tapi mengapa sesulit ini melepas Yoshi yang belum sepenuhnya menjadi miliknya atau bahkan tidak sama sekali.

Menghela napas, melamun dan tidur. Tiga hari yang buruk bagi Karina, ya untung saja dia masih berangkat ke kampus. Walaupun telat mengumpulkan tugas setidaknya dia tidak pernah membuat masalah.

"Kariinn, turun sini makan"

Suara mama dari bawah mengagetkannya yang sedang bengong di balkon, tempat galau andalannya. Astaga Karina lupa kalo tadi pagi dia gak sarapan, mau gak mau siang ini harus turun.

"duduk rin" papa Karina menaikkan sudut bibirnya sembari menepuk nepuk kursi disebelahnya.

Karina hanya diam tak membalas, bukan karna dia cuek atau gak dekat sama papanya. Karina memang sedang butuh waktu untuk memulai hidup yang sebenarnya, berusaha tidak stress sebelum skripsi menanti semester depan. Hidupnya terlalu tidak berbobot, rusak berantakan hanya karna cinta.

"pah, boleh Karin pindah agama? " Karina tiba tiba membuka suara ditengah kegiatan makan siangnya itu, pembicaraan extrime yang mengundang keterkejutan kedua orang tuanya.

"maksud kamu? " balas papa Karina dingin, sudah dia duga pria agamis itu tidak akan murah hati. Tampak pula raut wajah dingin yang mirip dengan Karina itu.

"Karin pengen masuk islam" Karina menatap sang papa setelah menyelesaikan kalimatnya, Karina belum benar benar dewasa.

"jangan bercanda kamu! " yang dibayangkannya selama ini terjadi, papanya marah dan sorot matanya tampak sengit.

"udah makan dulu, habis ini kita bicarain lagi" mamanya melerai agar tidak terjadi bentakan dan pemberontakan lainnya.

"aku gak nafsu" Karina pergi meninggalkan meja makan dengan wajah datar khasnya.

"anak itu kenapa jadi pembangkang! "

"makan dulu, biar aku yang urus nanti"

Karina duduk dipinggiran kasurnya, menatap lantai tanpa motif yang sudah jadi kebiasaannya jika sedang ada masalah.

Ketukan pintu terdengar disusul suara mamanya yang halus tanpa ada rasa marah sedikit pun. Karina membukakan pintu untuk mamanya yang sudah berdiri tersenyum menatapnya.

"boleh mama masuk? " tanya wanita yang genap berusia empat puluh delapan tahun itu. Karina mengangguk sebagai jawaban.

"kamu ada masalah apa rin? " lagi lagi mamanya bertanya dengan lemah lembut.

Here We Are (Yoshinori x Karina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang