Part 10 [Satu lawan satu]

116 16 0
                                    

Suasana kantin kampus sedang heboh karena Lisna membuat story instagram dengan foto Ana dengan Achilleo sedang makan siang. Didalam foto itu Ana sedang menatap Achilleo yang sedang menyuapi burger kepada Gerald.

Senyum licik terukir di bibir Lisna setelah melihat beberapa orang menatap Ana dan teman temannya dengan tatapan merendahkan, gosip beredar jika itu adalah sugar daddy Ana. Dan tak sedikit orang yang beranggapan jika itu adalah saudaranya Ana.

"Nay, ada gosip apa ini?" Bisik Gisella kepada Kanaya. Kanaya yang menjadi sumber informasi bagi teman temannya menggeleng tak tahu.

Ana tak menyadari suasana sekitar, wajah Ana tampak binggung melihat teman temannya sedang tidak nyaman di tempatnya.

"Lo pada kenapa? ambeyen?" Tanya Ana.

"Misi... ada yang namanya Ana?" Seorang cewek berpenampilan mencolok menghampiri Ana beserta antek anteknya.

"Gue Ana," kata Ana, hal membuat cewek dengan pakaian minim dan kacamata hitam menghampiri.

"Ouhhh... Ini yang namanya Ana? Gak cantik cantik banget. Ah, iya gue mau nanya dong," ujar cewek itu merasa jijik melihat penampilan Ana. Padahal penampilan Ana terbilang modis, ya meskipun tidak seperti cewek jaman sekarang.

"Apa?" Tanya Ana berdecih.

"Lo punya berapa sugar daddy?" Tanyanya dengan tawa membuat antek anteknya ikut tertawa.

"Itu si Quena kan? Kakak si Lisna?" Bisik Jasmine kepada Lavina.

Lavina mengangguk. "Mau nyari masalah dia."

"Maksud lo?" Tanya Ana tak mengerti dengan konteks pembicaraan Quena.

Quena tertawa lepas. "Jangan pura pura gak tau deh. Di transfer berapa lo sama sugar daddy? Hahahaha."

"Apa sih gak jelas lo." Acuh Ana membuat Quena terkekeh mencela.

Kanaya dan Gisella yang sudah mengetahui awal mula masalah pun segera memberitahu Ana.

"Na, nyari mati si Lisna." Tunjuk Kanaya ke hadapan Ana sebuah story instagram Lisna.

Ana menghembuskan napas. Dia tidak ingin mencari masalah dengan kedua wanita ini. Jika dia terbawa dengan permainan mereka, itu menandakan jika api yang di sulut Lisna berhasil.

"Lah bodo amat anjir. Orang dia pacar gue, masalah buat kalian. Cakep ya pacar gue?" Tanya Ana membuat Quena merasa malu dengan adiknya.

"Mana ada ... Lo nya yang ngaku ngaku." Sindir antek antek Quena dengan nada merendahkan.

Ana berdiri dari duduknya. "Buat apa gue ngaku ngaku? ada manfaatnya buat gue. Ya enggak lah," ujar Ana dengan tenang di hadapan Lia yang menyindirnya barusan.

Sudahlah, dia tak bisa sabar dengan kedua ular ini. Ana akan buktikan jika dia adalah perempuan yang lebih terhormat di bandingkan keduanya.

"Lisna! keluar lo!" Teriak Jasmine ikut merasa jengkel dengan kedua kakak beradik ini. Lisna berjalan dari arah belakang Ana dengan gestur badan yang di buat buat.

"Apa?" Tanya Lisna dengan wajah menyebalkannya.

Ana melirik Lisna. "Lo apa apaan! Hah?" Bentak Ana.

"Gue? nanya ke gue?" Ana yang mendengar ucapan Lisna ingin mencakar dan merobek wajah Lisna sekarang juga.

"Ke lonte!" Sindir Jasmine. Quena yang melihat adiknya di kata katain pun mendekat ke arah Jasmine.

"Apa lo bilang? jangan macem macem," kata Quena kepada Jasmine.

"Lah ngancem, siapa yang duluan? adek lo!" Ujar Jasmine.

THE PASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang