"Oke! Maaf, gue udah manfaatin lo. Jadi lo bisa minta apa pun dari gue." Tawar Ana di dalam mobil Achilleo. Matanya menatap malas cowok itu.
Achilleo mengerutkan dahinya tak mengerti dengan ucapan Ana. Ana sudah merubah modenya menjadi seperti biasanya, yaitu ganas.
"Untuk apa minta maaf?" Achilleo membalas tatapan Ana.
"Jadi, tadi di kantin gue manfaatin lo. Nah, sekarang lo boleh minta apapun dari gue."
Achilleo mengangguk mengerti, Achilleo menatap Ana dengan tatapan dalam. Ana mengedipkan matanya beberapakali, Ana seolah mengerti jika permintaan Achilleo merujuk pada 'hal itu'.
Ana mendekat lalu membingkai wajah Achilleo. Ana mengecup bibir Achilleo bebetapa detik lalu melepaskannya.
"Nah udah," kata Ana. "Urusan gue sama lo udah beres." Ana bergegas untuk segera keluar dari mobil namun lengannya di cekal oleh Achilleo.
"Saya belum mengucapkan permintaannya" hal itu membuat Ana menunjuk Achilleo dengan tidak percaya.
"Ta-tadi kan udah." Teriak Ana gelagapan membuat Achilleo menutup telinganya sakit.
"Sutsss. Saya 'kan memang belum mengatakannya," balas Achilleo menyungingkan senyum. "Tadi hanya bonus."
"Heh! Jangan minta aneh aneh. Bonus, bonus, pala lu peyang. Udah, itu ucapan makasih sama permintaannya." Ana menutup wajahnya malu.
"Dalam bisnis itu belum beres, Amore." Achilleo menoel dagu Ana.
Achilleo segera melajukan mobilnya. Dalam perjalanan, Ana hanya menggerutu karena kesalahannya tadi.
Achilleo tersenyum melihat Ana yang meninju udara. Tampaknya Ana sangat kesal dan menyesal atas kesalahannya yang langsung mencium Achilleo.
"Om, permintaan lo apa?" Tanya Ana namun tak di gubris oleh Achilleo.
"Woy, Om!" Senggol Ana namun Achilleo masih acuh.
Ana menghela napas. Mungkin Achilleo tidak akan mendengarkannya karena dia tak suka di sebut 'Om' oleh Ana.
"LEO! Permintaan lo apa?" Teriak Ana di telinga Achilleo.
Achilleo terkesiap kemudian menatap Ana sekejap. "Berapa permintaan?" Tanya Achilleo. Menfokuskan kembali pandangannya ke jalanan.
Ana berpikir. "Eumm... 3. Tiga deh karena gue suka metalll," balas Ana mempragakan metal dengam jarinya yang menyisakan tiga di tangannya karena dua jari Ana di lipat agar terlihat lambang metal.
Achilleo tertawa kecil mendengarnya. "Saya minta kamu selalu mengunjungi saya di kantor." Jawaban Achilleo membuat Ana mendengus.
"Kalo gini ceritanya gue pasti ketemu terus." Batin Ana tak terima.
"Heem... yang kedua." Ana malas mendengar permintaan Achilleo yang kedua.
"Di cicil," jawab Achilleo tersenyum manis.
"Hutang kali ya di cicil." Sewot Ana
***
"Sumpah! maluuuuu." Gerutu Ana duduk di sofa kantor Achilleo.Dari pertama kedatangan Ana di kantor Achilleo, semua pegawai menatapnya. Terdengar sayup sayup obrolan yang mengikut sertakan Ana dalam gosipannya.
"Pasti mikirnya aneh aneh deh." Tebak Ana.
Achilleo membuka jasnya lalu menggantungkannya di tempat biasa. Achilleo menyodorkan sebotol air mineral kepada Ana.
Ana menerima lalu di teguk olehnya karena haus setelah berdebat panjang dengan Quena dan Lisna. "Kalo ada berita aneh aneh, itu semua salah lo!" Tunjuk Ana.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PAST
FantasyAnastasya James Aliandra. Cewek jurusan hukum. Dia memiliki syarat untuk pria yang akan menjadi pacarnya. Diary hitam logo hati merah pekat, buku yang menjadi curhatan semua rahasia Ana. Aneh. Kata itu mewakili hari Ana saat pria tinggi, berwajah ba...