Part 31 [Lorong Waktu]

86 12 0
                                    

Bulan purnama. Gadis cantik tengah tertidur dengan piyama putihnya, dia sangat tenang dalam tidurnya.

Diary yang di anggap sebagian dari kehidupannya ia letakan di nakas.

Tepat pukul dua belas malam tanpa ada angin halaman demi halaman dari diary itu terbuka hingga halaman terakhir Ana tulis.

Pernikahan dengan kuda putih akan membawa aku kepadamu, dan sebuah cincin akan kamu sematkan di jemari manis ku. Sebuah kecupan awal dari kehidupan baru kita akan kamu berikan kepada bibir manis ini.

Kertas itu terobek melayang di udara hingga ujungnya terlihat percikan api dan membuatnya terbakar di udara.

"Nyonya Anastasya."

Tempat tidur Ana di kelilingi perempuan berbaju putih. Mereka tampak sama. Cantik dengan wajah berseri.

"Sudah saatnya Nyonya."

Mata indah Ana terbuka perlahan, dia sedikit tersentak karena di kelilingi wanita cantik. Yang pastinya lebih cantikan Ana.

"Apa gue di kayangan gitu? kalo iya kayaknya gue salah ruangan deh. Harusnya ada cowok ganteng." Gumam Ana.

"Nyonya Ana. Sudah saatnya, mari saya antarkan."

Wanita dengan sarung tangan putih menggapai tangan Ana untuk membantunnya bangun. Kaki jenjang Ana turun di lantai dengan karpet merah yang tertuju pada balkon kamar.

Betapa terkejutnya Ana, dia melihat seekor kuda putih yang terbang di udara. Di kedua sisi balkon ada seorang pria tampan dengan pakaian besi yang sangat indah.

"Mari Nyonya."

Pria itu membantu Ana untuk menaiki kuda. Keterkejutan Ana masih sama, ada sebuah tangga yang tiba tiba muncul saat kakinya terangkat.

Ana duduk di atas kuda itu, tidak ada penolakan. Sayap dari kuda di kepakan, kuda putih membawa Ana hingga ke udara yang tinggi. Dari belakang, Ana bisa melihat ada dua pria tadi dengan kuda hitam.

Diebelah kanan, Ana dapat melihat indahnya bulan purnama. Dia tersenyum lebar bisa melihat indahnya kota Jakarta dengan menggunakan kuda ini.

Selang beberapa menit. Sekarang mereka berada di area hutan, tapi dari kejauhan Ana dapat melihat ada sebuah kastil mewah yang sangat bercahaya. Semakin mereka mendekat, telinga Ana bisa mendengar suara pesta yang klasik.

"Wih pesta ya. Banyak makan tuh."

Kuda turun dengan sempurna. Tangga itu muncul ketika Ana ingin turun. Ana tersentak melihat badannya yang sudah terbalut gaun indah berwarna abu abu.

Ana celingukan, dia tidak tahu harus kemana. Untung saja kedua pria tadi membantu Ana untuk menuju pintu utama.

Sepatu hak tinggi bersentuhan dengan lantai tangga. Gaun indah yang membaluti tubuh indah Ana bersinar setiap langkahnya. Di samping pintu, semua pelayan menundukan kepalanya hormat.

"Silahkan Nyonya."

Pintu terbuka. Mata Ana dengan cepat melihat punggung Achilleo dengan tepat, degub jantung Ana semakin membara ketika wajah Achilleo menatapnya dengan senyuman manis khas milik pria bermata biru itu.

Yang pastinya, Ana tidak tahu menahu kenapa dia ada di sini dan kenapa ada sebuah kastil di kawasan Jakarta. Dan yang paling Ana tidak mengerti adalah kuda yang bisa terbang tadi.

Tangan hangat Achilleo terulur lembut kepada Ana. Achilleo membawa Ana ketengah ruangan, disini mereka berhadapan dengan tatapan penuh cinta dan sayang.

Disekitar ada beberapa orang yang tidak Ana ketahui, mereka berpakaian bak orang kerajaan yang elit pada masa itu.

"Malam yang indah, dan pasangan yang begitu sempurna untuk di satukan. Mereka seperti seorang reinkarnasi dari keturunan kita dahulu. Mungkin, memang mereka adalah reinkarnasi dari pemimpin kita dahulu." Pria tua berjengot putih panjang mengeluarkan suara di atas panggung.

THE PASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang