I'm so sorry baru bisa lanjut sekarang.
Happy reading~Itachi mengusap pergelangan tangan adiknya dengan lembut. Bekas jeratan semalam membuat kulit putih Sakura memerah. Sakura masih tertidur setelah bersetubuh dengannya semalam.
Bibir pria tampan itu tersenyum puas. "Tidurlah dengan nyenyak, sayangku..." ujarnya pelan.
Tak lama ponselnya berdering. Tanpa melihat siapa yang menelepon, Itachi segera mengangkatnya.
"Halo. A-"
"Apa yang kau lakukan sialan?!"
Suara marah seseorang yang familiar baginya membuat pria berkuncir panjang itu menjauhkan ponselnya sepersekian detik.Itachi mengancingkan kemejanya seraya berjalan keluar kamar. Menutup pintu kemudian menatap ponselnya yang masih tersambung dengan penelepon diseberang sana dengan acuh.
"Kau benar-benar licik, Itachi! Kau-"
Itachi hanya merespon umpatan dan kata-kata kasarnya dengan diam.
"Hei, kau dengar sialan?!"
"Mengamuklah sesukamu, Sasuke. Kau pun tak jauh berbeda."
Sasuke diseberang sana pun semakin berang. Merasa tidak sama dengan kakaknya yang tingkahnya semakin tidak masuk akal.
Sasuke tahu benar bahwa Itachi memasukkan sesuatu ke dalam minuman Sakura sehingga ia bisa menyetubuhinya dengan leluasa.
"Aku tidak-"
Itachi menyeringai. "Tidak perlu munafik. Kau hanya tidak ingin mengakuinya."
"Sialan. Itu kau. Aku tidak akan melakukan hal seperti itu." Sasuke membela diri seraya mengingat kembali apa yang dilakukannya pada Sakura tidak 'separah' yang dilakukan oleh Itachi.
"Aku tidak akan lupa hari itu. Kau yang menjebak semua pria yang menyukainya. Kau bahkan mematahkan tangan dan kaki mereka, bukan?"
"Mereka bahkan pantas mati. Seharusnya mereka berterima kasih kepadaku. Mengapa aku harus merasa bersalah untuk itu?"
Itachi menatap tajam adiknya yang berjalan menuju ke arahnya. "Tidak. Kau memang tidak perlu merasa bersalah atas itu."
"Lalu, mengapa kau ingin menyalahkanku?" Sasuke mematikan sambungan teleponnya seraya menatap tajam iris onyx kakaknya.
"Setidaknya kau harus lebih pandai menyimpan kameramu, Otouto." bisik Itachi.
"Cih, kau menemukannya rupanya."
"Kau bahkan lebih menjijikkan." desis Itachi seraya berlalu.
Sasuke meremas kepalan tangannya hingga berdarah. Itachi telah menemukan 'rahasia kecil'nya, beberapa kamera CCTV di kamar Sakura. Jangan bertanya bagaimana ia bisa memasang kameranya hingga sang empu kamar tak mengetahuinya.
Bayangkan bagaimana reaksi sang adik tercinta ketika mengetahui kedua kakak tirinya sangat mengerikan. Mungkin ia lebih memilih terlunta-lunta di jalanan daripada tinggal dengan kedua pria tampan yang psiko.
--------------------------------
Sakura menggosok tubuhnya berkali-kali dengan tangan yang memerah karena dingin. Air matanya berderai hingga membuat matanya merah, terlalu banyak menangis.
Ia tentu tak akan pernah lupa perbuatan nista Itachi semalam. Membuat luka lamanya kembali menghantuinya. Sakura merasa dirinya sangat naif. Percaya bahwa Itachi telah berubah.
"Hiks hiks hiks... a-apa yang harus kulakukan? Aku sangat kotor... " Sakura kembali membenamkan dirinya dalam air.
Kedua matanya terpejam. Kepalanya memberat. Badannya pun dingin. Kesadarannya menghilang. Dia pingsan.
Kakashi yang mengetuk pintu kamar Sakura untuk ketiga kalinya. Ia merasa aneh karena tak ada respon dari dalam.
"Nona Sakura? Anda didalam? Boleh saya masuk?" tanya Kakashi khawatir.
Kakashi mencoba membuka pintu kamar Sakura yang langsung terbuka dan tidak menemukan siapapun didalam.
"Nona? Anda dikamar mandi?"
Kakashi mengetuk pintu kamar mandi yang tertutup dengan cepat. Suara shower yang menyala terdengar olehnya.
"Nona? Anda mendengar saya?"
"..."
Lagi-lagi hanya suara shower yang terdengar. Kakashi merasa khawatir. Ia benar-benar merasa ada yang tidak beres disini.
"Maafkan kelancangan saya, Nona." ujar Kakashi sambil mendobrak keras kamar mandi Sakura hingga terbuka lebar.
Tampak Sakura yang telungkup didalam jacuzzi nya.
"Nona Sakura?!" teriak Kakashi seraya menghampiri Sakura dan menariknya dari dalam air.
Kakashi menggendong Sakura dan menidurkannya diatas kasur. Tanpa memperhatikan apapun Kakashi langsung menarik selimut untuk menutupi tubuh Sakura yang telanjang.
"Ya Tuhan, bagaimana Anda bisa seperti ini? Apa yang harus aku lakukan, Nona?!" Kakashi mengusap pipi Sakura dengan wajah sendu.
Ia segera menelepon sahabatnya yang juga dokter untuk memeriksa keadaan Sakura.
Di lain tempat, seseorang menyetir mobilnya dengan kencang hingga menimbulkan keributan ditengah kota.
Klakson mobil berbunyi nyaring hingga beberapa orang menutup telinganya seraya mencari mobil mana yang bersuara sekeras ini.
"Minggir sialan! Aku akan membunuh kalian yang berani menghalangiku!" teriak Sasuke kesetanan setelah melihat keadaan Sakura dari CCTV kamarnya.
Jangan tanya bagaimana ia mengetahuinya. CCTV dikamar Sakura terhubung dengan ponsel dan PC nya. Tentu mudah baginya untuk melakukan hal itu.
Sebenarnya yang lebih membuatnya marah adalah Kakashi yang seenaknya menyentuh Sakura-nya. Bahkan ia juga melihat Sakura tanpa sehelai pakaian pun!
"Kau benar-benar mencari mati, Kakashi!" umpatnya penuh amarah.
Segini dulu ya... 🤣🤣🤣
Besok lanjut lagi inshaAllah
Tangan udh pegel, mata ngantuk. Hehe maklum kerjaan di RL ga selesai2 😴😴😴
KAMU SEDANG MEMBACA
Kill This Love
FanfictionWarning!!! 21+ Beberapa part akan di private (follow dahulu sebelum membaca) Hidup terasa tidak mudah bagi Sakura. Setelah kematian ayahnya, ia harus tinggal bersama dua kakak tirinya yang gila. Kalau bukan karena surat wasiat ayahnya dia tidak ak...