Left Behind

8.4K 490 18
                                    

Married You••
__________________

•••

"Kalau P'Drake tak tau berarti tak ada pilihan lain selain aku yang harus bertanya langsung pada ayah." gumam Win pelan.

Win kembali melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda. Ketika pintu utama terbuka, pandangan Win langsung jatuh pada seorang wanita paruh baya berparas cantik yang sedang menata beberapa bunga tulip bermacam warna pada sebuah vas meja kecil.

"Bunda~~"

"Kau sudah pulang dari butik?"

Win memeluk pundak sang bunda dan tak berniat menjawab sama sekali. Ia hanya mendengus pelan membuat sang bunda berbalik dan menatapnya khawatir.

"Semua baik-baik saja kan?"

"Semuanya berantakan."

"Apa maksudmu sayang?" tanya sang bunda sembari menggiring Win untuk duduk di sofa panjang.

"Si Bright sialan itu–"

"Win!"

"E-eh hm anu maksudku Bright membatalkan semuanya rencananya Bunda."

"Kenapa? Apa kau mengatakan sesuatu yang membuatnya marah?"

"Apa? Aku? Kenapa Bunda berkata seperti itu!? Aku tidak melakukan apapun."

Win mengatakan yang sebenarnya, bukan? Saat Win datang, Bright sudah dalam emosi tak stabil. Tapi, emosinya baru di keluarkan saat Win mengatakan hal yang menyinggung perasaannya, mungkin?!

Entahlah, Win tak mau ambil pusing dengan pria arogan itu.

"Aku tau kau sayang. Jangan berani membohongi Bunda."

"Kenapa Bunda lebih memihak pria itu?!"

"Tentu saja. Dia kan calon menantu Bunda."

Win hanya mendengus kesal melihat tingkah bundanya. Ia mengerucutkan bibir merahnya imut membuat sang bunda terkikik geli.

"Aiyoo... Anak Bunda yang cantik ini cemburu yah?"

"Aku ganteng Bun."

"Tapi kok yang Bunda lihat Win itu cantik dan manis."

"Bunda! Win itu pria tulen."

"Memangnya ada yah pria tulen itu jadi uke?"

"Uke apa lagi sih Bunda!?"

"Lupakan saja." acuh sang bunda mencoba menggoda Win lalu pergi begitu saja, membuat Win semakin kesal pada bunda tercinta nya itu.

"Bunda!? Kenapa bunda pergi? Bunda belum menjawab pertanyaan anak kesayangan mu ini!" teriak Win menyusul sang bunda ke arah dapur.

Sedangkan sang bunda hanya dapat menggelengkan kepalanya pelan sembari menahan tawa.

"Bunda~"

"Kenapa lagi sayang? Bunda kan sudah bilang tadi, lupakan saja."

"Aku memang ingin melupakannya."

"Lalu?"

"Aku lapar Bunda~"

"Kau ini."

"Hmm... Ini semua karena Bright sialan itu Bunda!"

"Win!"

"Dia memang pria sialan... Dia dengan seenaknya membatalkan jadwal hari ini lalu tadi dia marah-marah dan membentak–"

"Apa?"

"Huh? A-apa?"

"Bright marah dan membentakmu?"

"Tadi dia marah-marah dan membentak asisten nya Bunda." elak Win cepat. Bukannya Win tak mau mengatakan yang sebenarnya, tapi Win hanya mencoba berpikiran dewasa. Ia juga tak ingin menambah beban pikiran sang bunda. Bukan karena ingin melindungi Bright, itu jauh dari niat Win. Ia melakukan ini karena ini masalah perusahaan, menyelesaikannya dengan sang ayah adalah jalan satu-satunya.

[END] Married You -brightwin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang