Prolog

48 5 0
                                    

Hai gais ini cerita ke dua aku setelah lost mind.

Gatau si kalian bakal suka apa enggak. Tapi di coba baca dulu barangkali suka.

Aku tunggu bomb comment and votenya sayang sayang :*

Happy Reading

-***-

Hanya satu menit setelah ia keluar gedung ia melihat langit cerah namun mengapa sekarang langit akan menurunkan air hujan? Awan hitam ada dimana-mana, bahkan ia tak membaea payung untuk melindungi dirinya dari air hujan yang mulai turun setetes demi setetes.

Matanya menatap langit dan bertanya, apa salahnya? Mengapa harus turun hujan disaat ia sedang kacau? Ia rasa ia mulai gila karena disaat orang-orang mulai berlarian mencari tempat untuk meneduh hanya ia yang berdiam diri ditengah derasnya hujan.

Dan bodohnya ia tak membawa uang sama sekali. Ia hanya berjalan melewati derasnya hujan tanpa tahu kearah mana kakinya akan berjalan, tatapan matanya seolah tak ada minat lagi untuk hidup. Ia hanya ingin menabrakkan dirinya ke mobil di jalan atau terjun ke sungai Han, hanya saja ia terlalu takut untuk mati. Sejujurnya ia belum ingin meninggalkan dunia ini hanya saja minat untuk hidupnya semakin menurun. Terlebih lagi setelah melihat ibunya yang selalu di pukuli ayahnya.

Di persimpangan jalan, ia mulai kedinginan dan memilih untuk berteduh di halte sebrang taman. Kepalanya yang tertutup hoodie berwarna hitam itu tertunduk, ia ingin sekali menangis. Tapi rasanya airmatanya semakin kering sehingga tak ada lagi yang bisa keluar selain helaan nafas yang dalam.

"Jika kau memiliki masalah berat. Ada baiknya kau bermain hujan seperti mereka."

Suara bariton disebelahnya membuatnya menoleh, senyuman kecil dari orang itu membuatnya terpana sesaat. Ia mengedipkan matanya beberapa kali, lalu segera mengalihkan pandangannya ke arah yang di tunjuk oleh pemuda disebelahnya.

Ditaman sebrang halte, ia melihat anak-anak bermain hujan sembari tertawa. Mereka menggunakan jas hujan dan sepatu booth mungil yang pas di kaki mereka. Di kejauhan mereka di awasi orangtua mereka yang ikut tertawa karena aksi konyol anak-anaknya. Seketika hatinya terasa tenang. Senyuman kecil terpatri di wajahnya.

"Kau mau coba?"

Tanpa aba-aba pemuda itu menarik dirinya ke tengah guyuran hujan. Bergabung dengan anak-anak kecil yang semakin senang karena ada orang yang bermain bersama mereka. Gadis itu tertawa sebanyak yang ia bisa. Ia akan melupakan masalahnya untuk saat ini, bermain bersama pria tak di kenal dan anak kecil di tengah taman.

Ia tak akan lupa dengan pria dihadapannya. Pria yang bisa membuatnya sedikit lupa dengan masalah yang terjadi. Menatap pria tersebut membuat hatinya berdebar, dan membuatnya ingin terus bersama dirinya. Entah siapa pria itu yang jelas ia hanya ingin mengucapkan terima kasih kepadanya. Suatu saat nanti jika ia sudah dewasa, bisa di pastikan ia akan membalas kebaikan pemuda itu.

-***-

Hai-hai. Aku comeback dengan cerita terbaru. Bagi penganut happy ending. Ini belum di pastikan akan happy ending atau enggak. But let we see, apakah bakal happy ending atau enggak wkwk.

Kalau kalian penasaran please vote, comment and share yaa ketemen-temen kalian. Saranghae ❤

Oh iya yang belum baca lost mind, dibaca dund

Regard,

Youngsseagull

PetrichorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang