OTTO

369 52 7
                                    

Minjoo POV

Kau tahu apa yang membuatmu merasa berharga di dunia ini? Dicintai oleh orang yang mencintaimu. Awalnya kukira aku tidak akan pernah jatuh cinta dengan puluhan pria yang selalu menawariku cinta di luar sana, tetapi aku salah. Ada seorang pria yang benar-benar membuat dirinya mampu untuk membuatku merasakan apa itu cinta.

Yang akhirnya kutemukan pada diri Ahn Yujin.

Setelah perpisahan kami di dermaga, Yuri dan Yena selalu bertanya dengan penasaran siapa sebenarnya Yujin yang selalu tidak pernah kujawab dengan pasti kecuali dengan senyuman membuat mereka mati kutu.

Seminggu setelahnya, Yujin muncul di hadapan publik dengan jas berwarna hitam formal miliknya yang sangat mahal bagaikan seorang pebisnis kelas atas. Ia bersama pria yang mirip dengannya, berkata bahwa mulai saat ini ia akan mengambil alih Ahn Corporation bersama sang kakak. Berita itu membuat gempar Seoul termasuk diriku.

Bukan hanya itu kejutan yang ia berikan.

Tiga hari setelahnya, Yujin muncul di depan pintu apartemen milikku yang hendak berangkat bekerja. Ia datang dengan menggunakan setelan lengkap miliknya yang sangat rapi dan sebuah buket bunga penuh mawar untukku. Tentu saja aku terkejut.

"Aku merindukanmu, Minjoo," ucapnya mengecup keningku.

Aku mendengus padanya, "Kenapa kau ada disini?"

"Kenapa kau ketus seperti itu? Apakah kau tidak merindukanku, sayang?"

Tentu saja aku merindukannya. Bahkan aku sempat menangis senang melihatnya muncul di tv tiga hari yang lalu. Meski hanya seminggu kami berpisah, Yujin terlihat sangat tampan dan tenang seperti biasanya.

"Ini untukmu," ucapnya menyerahkan buket besar yang sedaritadi ia bawa.

Aku mengambilnya dan mencium mawar merah yang sudah mereka penuh itu. Harum yang sangat menenangkanku saat menciumnya dan aku menyukainya. Kenapa Yujin tahu aku menyukai mawar merah?

"Kau menyukainya, bukan? Aku tidak akan menyia-nyiakan pengetahuanku tentang dirimu yang sudah kudapatkan dengan susah payah," ucapnya dengan senyum menggoda.

Ah, benar juga. Ia menyelidiku.

"Stalker."

"Aku menjadi stalker hanya untukmu, sayang," ucapnya mengecup bibirku.

Bibirnya yang basah dan harum citrus membuatku gila. Awalnya terasa manis dengan sentuhan-sentuhan bibirnya yang kemudian menjadi lumatan-lumatan penuh gairah disana. Lidahnya bahkan sudah bermain dengan ahli di dalam mulutku membuat kakiku tidak bisa menahan berat tubuhku lagi. Aku merasa melayang.

"Hati-hati, Minjoo," ucapnya menahan pinggangku tepat sebelum aku terjatuh.

Mata cokelatku menatap mata hitamnya yang sudah lama kurindukan. Mata itu tidak juga berubah. Masih sanggup untuk menghipnotis diriku untuk mengikuti kemauannya apapun itu. ini benar-benar tidak bagus.

"Uhm.. Yujin, kalau tidak keberatan, bisakah kau lepaskan aku?"

"Kenapa?"

Aku memutar mataku, "Kita di depan pintu apartemenku."

"Kau tidak mengundangku masuk?"

"Aku ingin berangkat bekerja," ucapku.

Ia mendesah dan melepaskan pinggangku dengan berat hati, "Minjoo, kau menghancurkan mood."

Mengambek, huh?

"Maaf. Kau sendiri? Bukankah kau sekarang tidak mempunyai waktu luang seperti dulu lagi?"

CruiseWhere stories live. Discover now