"YUJINNNNNNN! BANGUNNN!"
Minjoo berteriak sekuat tenaganya dan mengguncang-guncang tubuh disampingnya dengan tanpa busana itu yang untungnya memakai selimut.
"Ngh.. ada apa Minjoo?"
"Bangun! Ada apa ini?!"
Yujin menampakkan matanya yang masih belum sepenuhnya sadar itu. Ia kemudian merenggangkan otot-otot pada tubuhnya kemudian mengambil posisi duduk.
"Apa masalahnya?"
Minjoo melotot, "Masalah? Masalah besar! Apa yang kita lakukan semalam?!"
Yujin menyeringai setelah sepenuhnya sadar, "Kau semalam liar sekali, Minjoo."
"Jangan bercanda! Kau pasti yang menyerangku semalam, bukan?!"
"Aku tidak bercanda. Mana mungkin aku menyerang seorang wanita mabuk."
Minjoo diam. Ia mabuk? Benarkah ia semalam mabuk hingga tidak ingat apapun lagi? Apakah ia harus mempercayai teman barunya ini?
"Masalah beres." ucap Yujin lalu bermaksud segera berdiri.
"T-tunggu! Semalam.. apa yang terjadi?" tanya Minjoo.
Yujin menoleh pada wanita yang menatapnya dengan mata yang penuh tanda tanya itu. Sepertinya ia memang harus menceritakan apa yang terjadi semalam agar kesalahpahaman ini selesai. Toh mereka berteman, bukan?
"Kau mabuk setelah meminum dengan liar wine keras yang disediakan oleh pesiar ini. Karena aku tidak tahu kamarmu dimana, aku membawamu ke suite room milikku. Kau lalu berkata merasa panas dan membuka bajumu sendiri kemudian tidur begitu saja di tempat tidurku."
Wajah Minjoo memerah mendengarnya. Ia segera menutupnya dengan kedua tangannya yang sedari tadi memegang selimut yang menutupi tubuhnya yang polos.
"L-lalu kenapa kau juga tidur tanpa busana?"
"Hei, aku biasa seperti ini. Aku selalu tidur tanpa busana," ucapnya santai.
"Dan apa yang terjadi pada lehermu?"
Yujin menatap cermin di dekatnya dan melihat lehernya yang mempunyai beberapa bercak kemerahan disana. Ia meringis, "Damn, kau benar-benar ganas. Setelah aku bermaksud untuk tidur disampingmu, kau malah menciumi leherku dan mengigitnya sambil mengatakan 'udang lezat'! Sangat tidak romantis."
Minjoo benar-benar kehilangan mukanya untuk pria setampan Yujin mengetahui bagaimana buruknya ia tidur sekarang. Kenapa diantara semua pria harus teman barunya yang sangat tampan itu yang mengetahuinya?!
Yujin menghela nafas, "Sudahlah ini hanya masalah kecil dan hanya kita berdua yang tahu. Kita teman. Jangan bersikap seperti perawan di luar sana."
Kali ini Minjoo mendelik kesal pada pria disampingnya, "Aku memang masih perawan."
Mendengar hal itu Yujin terdiam dan memperhatikan mata Minjoo mencari kebenaran di matanya yang menatap dengan kesal itu. Yujin merasa bersalah sekarang. Suasana canggung menyelimuti mereka berdua seiring dengan keduanya membuang muka. Sibuk dengan pemikiran masing-masing.