Bab 7

201 9 0
                                    

Ali POV

Aku menendang meja yang ada di basemen. Aku kesal. Aku tahu kalau mereka akan datang untuk menculik Raib, bahkan aku sudah menyiapkan beberapa alat untuk menangkap mereka, tapi sialnya aku tidak cukup cepat menilai situasi. Aku tidak memperhitungkan bahwa mereka akan menggunakan selaput, atau pun mengganti Ron dengan yang palsu, atau langsung mengeksekusi rencana mereka. Bagaimana mungkin aku yang jenius ini tidak sampai memikirkan hal yang begitu sepele?

Untung saja Ron sudah ditemukan dibelakang rumah Raib, terikat dengan jaring perak. Mereka bahkan tidak sempat untuk menyembunyikannya. Ini membuktikan bahwa mereka baru akan memulai rencana mereka, dan langsung kami pergoki.

"Arghhhhh."

"Jangan menendang meja Ali."

Sekarang kekesalanku bertambah dengan mulut cerewet ILY.

"Yang kau butuhkan adalah rencana baru Ali, bukan menendang meja."

"Aku tahu itu, dasar cerewet."

"Aku tidak cerewet, tapi aku logis."

Kamipun diam sejenak.

"ILY, pindai—"

"Sebelum kau menyuruhku, aku sudah melakukan pemindaian di klan bumi, tapi tidak ada satupun tanda-tanda yang menimbulkan anomali. Kau harus tenang."

"Kenapa kau memotong perkataan ku? Bagaimana aku bisa tenang saat Raib diculik, hah?" Kataku agak menaikkan suara.

Aku kembali berjalan bolak-balik. Ingin aku rasanya mematikan suara ILY, tapi aku juga butuh saran dari orang atau lebih tepatnya mesin yang punya kepala dingin saat ini.

"Kau yakin tidak ada yang terlewat?" Kataku memastikan.

"Tidak ada satupun keanehan yang ada di klan bumi, jika mereka akan menculik Raib, mereka pasti menyiapkan tempat yang tidak dapat ditembus, apalagi dengan kekuatan berbicara dengan alam milik Raib. Lagipula, dengan adanya Raib saja itu sudah menimbulkan anomali kekuatan dipetaku."

"Kau benar, ILY. Tidak ada anomali yang terbentuk di klan bumi." Kataku sambil menggeser peta hologram yang ada didepan mataku. "Tidak di klan bumi." Aku tersenyum.

"Perlukah aku memanggil Seli untuk ikut? Kau tidak akan pernah pergi sendiri, Ali!"

Aku langsung mematikan mode bicara ILY, dasar cerewet. Tentu saja aku akan pergi sendiri. Tapi tetap saja aku tetap mengabari Seli. Aku membongkar beberapa alat yang dapat kugunakan untuk mencari Raib, dan satu alat untuk merekam pesanku ke Seli. Kalau Raib ada di sini, pasti aku akan dimarahinya karena pergi sendiri tanpa mengajak Seli, kalau Raib ada..... Aku menggeleng cepat.

Kekuatanku memang belum kembali, tapi aku masih memiliki otak genius milikku, jadi tentu saja aku masih bisa bertarung dengan beberapa alat, termasuk piringan yang Eins berikan padaku saat mengejar Lumpu semester lalu dan alat itu sudah aku perbaiki. Aku masih memiliki gen milik Seli dan Raib yang belum disuntikkan, tapi aku mengurungkan niatku untuk itu, karena Raib sudah melarangku untuk membahayakan diri sendiri dengan tegas. Aku hanya mengiyakan saja sih, dan tentu saja aku akan melanggar. Tapi setelah beberapa kali aku pikirkan kembali, aku membatalkannya. Raib benar, jika aku membahayakan diriku, bagaimana aku bisa melihatnya lagi? Aku kembali menggeleng cepat dan memasukkan gen tersebut kedalam tas klan bintang untuk berjaga-jaga.

Berita terkait penculikan Raib sudah tersebar diantara beberapa orang saja, termasuk om dan tantenya Raib, dan kepala sekolah, yah walau kepala sekolah bersikeras untuk mengumumkan ini, untung saja Miss Selena langsung mencegahnya dengan alasan mencegah terjadinya kepanikan masal menimpa para murid. Mereka hanya membuat cerita rekaan bahwa Raib sedang sakit yang sangat menular, sehingga tidak dapat dijenguk; untuk menutupi hal ini. Ren dan Ron kembali ke rumah eyang mereka, dan ada satu fakta menarik yang aku dapat dari mereka, ternyata mereka adalah sepupu dari pihak papa Raib, lebih tepatnya kakaknya papa Raib, dan mereka memang sudah dekat dengan keluarga mama Raib sejak orang tua Raib pacaran. Padahal aku sempat berpikir kalau mereka anak Tante Anita. Om dan Tantenya Raib langsung menelpon polisi saat mendengar kabar tersebut. Bahkan mereka juga menyewa detektif swasta setelah berembug dengan pihak keluarga yang lain. Jujur aku iri dengan hal itu, karena tidak akan ada yang mencari ku saat aku pergi.

Aku berencana untuk pergi hari ini juga untuk mencari beberapa informasi di klan bulan. Salah satu tempat yang membuat kacau kemampuan kekuatan berbicara dengan alam milik Raib adalah Distrik Gunung Gunung terlarang di klan bulan, dan aku berencana untuk pergi ke sana. Dengan tambahan itu merupakan markas Tamus dan Fala-tara-tana VI. Salah satu orang yang ku curigai adalah mereka. Tamus adalah orang yang akan melakukan apapun untuk mencapai tujuannya, yaitu untuk menciptakan dunia paralel yang hanya dihuni oleh orang-orang yang memiliki kekuatan, begitu juga dengan mantan ketua konsil matahari itu, yang hanya memikirkan tentang kekuasaan. (Lihat novel Lumpu)

Aku pergi ke rumah Raib dengan ILY. Aku sengaja pergi pada malam hari agar tidak ada yang ribut saat aku pergi. Akhirnya aku sampai. Rumah ini kosong dan gelap, karena tidak ada orang. Aku menyuruh ILY untuk menunggu di dekat jendela kamar Raib di lantai dua. Selaput yang menghalangi rumah itu pecah saat Miss Selena memecahkannya dengan teknik yang aneh. Padahal saat itu dia sudah tidak memiliki kekuatan lagi, tapi dia dengan mudah membuat selaput itu meletus setelah mendatangi beberapa titik.

Aku menggunakan sarung tangan agar tidak ada sidik jariku yang tertinggal, lalu membuka pintu rumahnya dengan gel peniru yang aku buat mirip dengan milik Meer. Aku tahu Raib bakalan marah karena aku membobol rumahnya, tapi itu aku kesampingkan sekarang. Pintu pun terbuka, aku melihat sekeliling, tidak ada yang berubah dari ruangan ini. Aku kembali menutup pintu, agar tidak ada yang curiga. Aku mengenakan kacamata yang menyesuaikan dengan cahaya yang ada, sehingga aku bisa melihat dalam gelap. Ini adalah kacamata night vision, tapi ini lebih canggih. Aku berjalan sambil mencari sidik jari yang mungkin ditinggalkan oleh pelaku. Aku melihat remote tv dan memeriksanya. Disana hanya ada sidik jari Raib, Seli, Aku, Ren, dan Ron. Semua database sidik jari orang yang aku kenal di kacamata ini. Termasuk milik Tante Anita, sidik jarinya lumayan sulit didapatkan karena dia jarang berkunjung, malah aku mendapatkannya saat pemakaman.

Penculik ini sangat teliti, dia bahkan tidak meninggalkan sedikit bukti bahkan sidik jari pun tidak ada. Aku berkeliling di lantai satu, tidak ada apapun. Aku pergi kebelakang rumah, dan kembali mencari apapun itu yang bisa mengarahkan aku ke Raib. Tapi tidak ada satupun. Bahkan jaring perak yang digunakan untuk mengikat Ron sudah aku periksa untuk yang kelima kalinya saat aku tiba di rumah ini. Aku kesal, ingin rasanya aku menendang sesuatu, tapi itu malah akan menyebabkan kekacauan yang tidak perlu. Aku akhirnya naik ke lantai dua, dan kembali mencari bukti, tapi hasilnya nihil, tidak ada apapun. Aku melihat pintu kamar Raib yang terbuka, aku menimbang-nimbang masuk atau tidak, dan tentu saja aku masuk. Kamar ini tetap rapi seperti saat terakhir aku menyelinap masuk kedalam. Aku kembali mencari, di lemari baju, meja belajar, tapi tidak ada apapun. Saat aku akan pergi, aku baru sadar ada tas klan bintang diatas meja, Raib tidak pernah meletakkan apapun sembarangan, apalagi jika itu terkait dengan dunia paralel. Aku mengecek isinya, dan itu adalah Buku Kehidupan, hanya itu. Tidak ada sarung tangan bulan miliknya, berarti dia memakainya. Dan itu berarti bahwa penculiknya adalah orang yang berbahaya dan kuat, dan dia tahu kalau Raib adalah putri bulan. Kecurigaanku terhadap Tamus dan kelompoknya semakin membesar. Aku merogoh tas klan bintang milikku, dan mengambil sebuah remote yang berfungsi untuk membuka portal kecil di klan bumi. Aku mengambil kertas dan menulis untuk Seli agar menyimpan tas ini dengan baik dan tidak membawanya kemanapun. Saat ini kita tidak boleh menyatukan Raib dengan bukunya, karena kita belum mengetahui apa rencana mereka sesungguhnya.

Aku mengirim tas itu dengan kotak rekaman yang sengaja aku buat, tidak lupa pula aku menuliskan cara penggunaannya, lalu aku kirim langsung ke kamar Seli. Aku mengetuk jendela kamar Raib, memberikan tanda ke ILY untuk membuka pintunya. Aku membuka jendela dan belalai ILY langsung menyambar. Tidak lupa pula aku kembali menutup jendela itu.

Aku langsung mengemudikan ILY, dan langsung membuat portal ke klan bulan.

Hei, hei hei!!
Azz disini.
Sorry sudah seminggu ini tidak update, kan Saiya sudah bilang kalau Saiya tidak punya hp, hp rusak. Jadi Saiya harus rebutan dengan adik saya.

Jangan lupa vote and comment kalau suka, eh follow Saiya juga dong.......

Kan lucu nulis GK ada yang follow, malah cuma satu yang follow, itupun akun sendiri yang jarang dipakai, heheh.

Follow ya🥺🥺🥺🥺🥺

And see ya.

The light after the darkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang