O1

1K 112 18
                                    

Handphone hitam di atas nakas itu beberapa kali berdering dengan suara yang tidak terlalu nyaring. Tertera nama seseorang yang sedari tadi menelpon sang pemilik handphone tersebut

Nakamoto Yuta

Taeyong, sang pemilik handphone tersebut segera mengangkat panggilan itu. Dia baru saja keluar dari kamar mandi.

"yeobseo?"

"iya Yuta? Kenapa malam malam kau menelpon ku, Nakamoto? Biar ku tebak, kau pasti ingin meminta contekan tugas Fisika kan?" cerocos Taeyong tidak membiarkan Yuta di seberang sana menjelaskan maksudnya menelpon.

"Diamlah Lee. Sekarang segera liat ke luar jendela mu"

"hah? Untuk apa? Oh, kau pasti ingin menakutiku kan?"

"kau banyak bicara Taeyong. Cepatlah lihat ke luar pagar mu, aku menunggu disana" 

Setelah mengatakan hal itu panggilan dimatikan sepihak oleh Yuta. Sedangkan Taeyong yang baru menyadari perkataan Yuta segera melangkahi kaki nya mendekati jendela kamar nya.

Ia mengerutkan kening melihat Yuta diseberang pagar rumah nya dengan motor kesayangan namja Jepang itu.

Yuta melambaikan tangan nya menyuruh Taeyong menghampirinya.

Sejenak Taeyong menoleh ke arah pintu kamar nya, berharap ibu nya tidak memergokinya keluar rumah malam malam begini.

Dengan masih memakai piyama tidur dan handphone di genggaman nya, Taeyong bergegas keluar melalui jendela kamar nya. Langkah nya hati hati ketika melewati halaman rumah nya yang tak terlalu luas itu.

"kenapa kau hanya memakai piyama?" tanya Yuta kepada Taeyong yang sudah menutup pagar rumah nya dengan pelan.

Taeyong menoleh dengan bingung. "memang nya kenapa? Lagipula sedang apa kau disini?"

Sejenak Yuta menghela nafas dan menarik tangan Taeyong mendekati motor kesayangan nya.

"hey hey, Nakamoto! Kau mau membawaku kemana? Kau mau menculikku ya?"

"untuk apa aku menculikmu, Lee. Lagipula badan kurus mu tak akan laku mahal jika aku menjual mu"

Taeyong hanya mendengus mendengar jawaban menyebalkan dari mulut namja Jepang itu.

"lalu kita mau kemana? Ini sudah malam, jika aku ketahuan oleh ibuku, bisa mampus. Dan aku juga kedinginan, bodoh"

Yuta menoleh ke arah Taeyong, piyama tipis yang dikenakan Taeyong memang tidak cocok untuk udara dingin seperti ini.

Yuta melepaskan sweater yang ia pakai, menyisakan hoodie abu abu yang tidak terlalu tebal di badan nya. Setelah itu melempar sweater itu pada wajah Taeyong lalu menaiki motor nya.

"pakai itu dan cepat ikut aku"

Taeyong semakin bersungut sungut mendapat lemparan sweater dari Yuta. Ia segera memakai nya dan menaiki motor Yuta

"kita mau kemana?"

***

Namja berwajah manis itu menatap danau didepan nya yang memantulkan cahaya bulan yang indah. Ia merapat kan sweater yang dikenakan nya ketika angin sepoi berembus pelan.

"Taeyong, ambil ini"

Taeyong menoleh ke arah Yuta yang menyodorkan eskrim stroberi kesukaan nya. Dengan senang hati ia mengambil nya dan langsung melahap nya.

Yuta duduk di atas rumput tepat di samping Taeyong. Ia menyeruput coklat panas yang ia beli di pasar malam dekat danau yang mereka tempati.

Sesekali Yuta melirik Taeyong yang menjilati eskrim nya seperti anak kecil, sehingga menyisakan beberapa noda di ujung bibir nya.

"kau ini masih saja seperti anak kecil. Kau tidak tau cara makan dengan benar ya?"

Taeyong hanya melirik sekilas dan melanjutkan acara makan eskrim nya.

"biarkan saja"

Yuta hanya berdecak dan mengeluarkan sarung tangan dari saku celana nya dan memberikan nya pada Taeyong.

"pakai ini, lama lama kau terlihat seperti badut"

"ishh baiklah baiklah. Dasar cerewet" Taeyong segera membersihkan noda di sekitat mulut nya dengan sarung tangan itu.

"ngomong ngomong, untuk apa kau mengajak ku kemari?"

Taeyong menanyakan hal yang membuat nya bingung sedari tadi lalu lanjut menghabiskan eskrim nya.

"ntahlah. Aku hanya ingin mencari udara segar saja"

Taeyong mengerutkan kening. "kau ada masalah?"

"tidak ada"

"lalu kenapa kau mengajak ku? Ini sudah malam, bodoh. Seharusnya aku sekarang sedang bergelung dibawah hangatnya selimut"

Yuta hanya terkekeh dan beralih menidurkan badan nya dengan kedua tangan sebagai bantalan kepala nya. Dia menatap gemerlap bintang di atas sana.

"ntahlah... kurasa akan lebih seru jika mengajak teman"

Setelah mendengar hal itu, Taeyong hanya mengendikkan bahu dan mulai memainkan handphone nya.

Kedua nya sama sama terdiam dengan pikiran nya masing masing. Hanya terdengar suara suara samar dari pasar malam dekat danau itu serta suara jangkrik dan beberapa hewan malam lain nya disekitar danau. Suasana yang menenangkan.

Sekali lagi, Yuta melirik ke arah Taeyong. Memerhatikan namja itu yang terlihat agak tenggelam dengan sweater nya di badan mungil Taeyong.

"Lee"

Taeyong hanya bergumam dan tetap fokus pada handphone nya. Ntah sedang melakukan apa.

"kau terlihat lucu dengan sweater itu"

"lucu bagaimana? Aku terlihat seperti badut maksud mu?"

Yuta terkekeh. "bukan. Tapi agak sedikit menggemaskan. Badan mu agak tenggelam dengan sweater ku yang kebesaran"

Jari Taeyong yang sedang memainkan handphone terhenti. Pipi nya memerah dengan cepat sampai ke telinga. Segera ia sedikit menundukkan kepala nya agar tidak terlihat oleh Yuta.

Untung nya Yuta tak melihat hal itu. Dia kembali melamun dengan pikiran nya.

Jantung Taeyong tidak berhenti berdebar. Ia melirik Yuta dan bernafas dengan lega.

Kau selalu saja membuat ku jatuh, Yuta. Kau tidak tahu, betapa aku menyukaimu.

TBC


Aku tau kalian para tim Yuta seme mengdepresot cari ff Yutae.

Lanjut?

Or

Unpub?

Vote nya yh cyk, muahh

Heather | YuTaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang