O6

334 59 9
                                    

"Kau yakin mau berangkat sekarang? Ini masih terlalu pagi, sayang. Bahkan Yuta pun belum datang menjemputmu"

Taeyeon menatap khawatir anak satu satu nya itu yang duduk di seberang meja makan.

Taeyong memilih menghabiskan susu pagi nya, dan beranjak berdiri untuk berpamitan pada ibu nya.

"Aku ada piket hari ini eomma. Aku tidak mau menunggu si Jepang itu, dia sangat lambat, aku bisa dimarahi guru Kim nanti karna tidak melaksanakan piket kelas. Lagipula aku berangkat dengan bis, aku tidak akan lelah"

"Tapi kau terlihat sedikit pucat. pasti kau juga pusing karna kehujanan semalam, diluar dingin kau bisa sakit, Taeyongie"

Taeyong memeluk leher ibunya yang sedang duduk di kursi makan, "Aku baik baik saja, eomma. Lihat, aku sudah memakai jaket tebal, aku tidak akan kedinginan. Aku juga membawa payung agar nanti tidak kehujanan lagi. Jangan khawatir, okay?"

Menghela nafas, Taeyeon sudah menyerah membujuk Taeyong agar menunggu Yuta untuk berangkat sekolah. Anak nya ini memang keras kepala.

"Baiklah, janji jangan sakit ya?" Taeyeon menarik tangan Taeyong untuk mendekat dan mencium kening nya dengan lembut. Ya, Taeyong masih suka dicium seperti itu oleh ibunya walau dia sudah dewasa.

Taeyong sangat menyayangi ibunya, karna ia hanya memiliki Taeyeon di hidup nya, setelah ayahnya meninggal dalam kecelakaan ketika ia masih berumur dua tahun.

"Ah, bahkan kulit mu sedikit hangat, sayang"

"Aah eommaa, aku baik baik sajaaa" Taeyong mempoutkan bibir nya dan merenggut imut, membuat Taeyeon terkekeh gemas.

"Baiklah baiklah sayang. Hati hati di jalan ya, fighting my sunshine"

"Sure, Mom" Taeyong mengecup kedua pipi ibu nya dan beranjak keluar dari rumah. Dia akan berjalan kaki untuk sampai ke halte depan kompleks, lalu menaiki bus sekolah.

Ya, memang nya dia mau memakai apa? Selama ini dia bergantung pada Yuta. Tapi tidak untuk kali ini, untuk sementara dia ingin menghindari namja Jepang itu dulu.

Taeyong menatap sekitar nya sebelum keluar dari pagar rumahnya, memastikan kalau Yuta belum datang menjemputnya.

Setelah yakin, ia segera berjalan menyusuri jalan kompleks nya untuk keluar ke gang depan kompleks. Ia akan menunggu bis sekolah di halte depan kompleks.

Sekarang pukul enam lewat empat puluh lima menit, masih terlalu pagi memang, tapi apa boleh buat? Dia masih tidak ingin bertemu dengan Yuta dulu. Kejadian kemarin masih membuat nya sakit. Dia tidak ingin menangis ketika menatap wajah namja Jepang itu.

***

Setelah kaki Taeyong melangkahi gerbang sekolahnya, ia menatap sekitarnya yang masih sepi. Tentu saja, siswa mana yang akan repot repot datang pagi pagi ke tempat yang selama ini membuat mereka pusing.

Menghela nafas, Taeyong melanjutkan langkahnya untuk menuju kelasnya. Ia berharap, hari ini akan berjalan lancar tanpa kejadian menyakitkan seperti kemarin.

Langkah kakinya terdengar jelas di sepanjang koridor. Laki laki manis itu menatap sekitar nya dengan seksama.

Udara masih terasa dingin karna hujan lebat semalam, untungnya ia memakai jaket tebal, jadi ia tidak merasa kedinginan.

Sesampainya di depan kelas nya, Taeyong menghentikan langkahnya.

"Tidak. Jika aku berada dikelas, tetap saja nanti aku akan bertemu Yuta" monolognya pada diri sendiri.

Taeyong akan kemana? Piket? Aha, itu hanya kebohongan tentu saja. Ia benar benar sedang tidak ingin menatap wajah namja Jepang itu sekarang.

Setelah beberapa saat berdiri di depan kelas seperti orang linglung, Taeyong memilih membalikkan badannya dan berjalan menjauhi kelasnya.

Heather | YuTaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang