O9

322 53 28
                                    

Taeyong mengaduk ngaduk makanannya tanpa selera. Tatapannya kosong dengan pikiran yang bercabang cabang. Ia bahkan tak mengindahkan ramainya suasana kantin saat ini.

Namja manis itu terus memikirkan ucapan Jaehyun kemarin. Bahkan semalam ia tidak bisa tidur dengan tenang.

Matanya melirik namja yang sedari tadi memenuhi pikirannya. Yuta terlihat sibuk dengan ponsel digenggamannya sembari tersenyum tidak jelas, ntah apa yang sedang ia lakukan. Bahkan makanannya tak ia sentuh sama sekali.

Bibir mungil Taeyong mengeluarkan helaan nafas kembali. Bagaimana jika nanti Yuta tau ia adalah seorang gay? Apalagi Taeyong menyukai namja tampan itu. Apakah Yuta akan menjauhinya? Apakah Yuta akan membencinya nanti? Atau sebaliknya? Ah, Ini semua melelahkan.

Menghela nafas, lantas Taeyong kembali fokus pada makanannya. Dan akhirnya ia tersadar, ternyata makanannya sudah tak terbentuk, amburadul. Itu semakin membuat mood Taeyong memburuk.

"Kenapa, Yong?"

Taeyong menoleh kearah sampingnya dan menatap Jaehyun yang sedari awal sudah keukeuh ingin duduk disampingnya. Untung anak yang lain tidak keberatan.

Taeyong menggeleng, "Tidak apa apa" jawabnya dengan senyuman tipis.

Jaehyun berdekhem pelan, "Maaf. Pasti karna ucapanku kemarin ya?" tanyanya.

Taeyong tidak menjawab, ia memilih fokus pada makanannya. Berusaha mengabaikan bentuk makanan itu dan menyuapi mulutnya. Mau bagaimana lagi? Bisa bisa asam lambungnya kambuh jika tidak diisi.

Ah iya, tentang Jaehyun yang mengetahui alamat rumahnya kemarin, namja tampan itu sudah menjelaskan padanya. Katanya, Jaehyun kebetulan tahu saja alamat rumah Taeyong. Ntah ia tahu dari mana, Taeyong tak terlalu mempersalahkan itu.

Saat tengah sibuk dengan makanannya, Taeyong merasa suasana dimeja itu menjadi lebih tenang. Padahal tadi ramai dengan perbincangan teman temannya.

Namja manis itu mendongak untuk memperhatikan sekitar, dan ia melihat.... Nayeon?

Wanita itu berdiri disamping Yuta dan tersenyum malu karna menjadi pusat perhatian anak anak dimeja itu.

Taeyong mengerutkan keningnya, sedang apa wanita itu disini? Ia melirik teman temannya. Terlihat mereka semua tersenyum meledek kearah Yuta. Seakan baru saja menciduk pasangan yang tengah dimabuk asmara.

"Eum, maaf mengganggu acara makan kalian, aku hanya ingin mengembalikan sweater milik Yuta. Setelah ini aku akan pergi kok" ujar Nayeon pelan. Wanita itu menyodorkan paperbag pada Yuta.

Bukannya menerima paperbag itu, Yuta malah menarik tangan Nayeon untuk mendekat.

"Kenapa terburu buru? Sekalian saja makan disini bersama kami" ujar Yuta dengan senyum menawannya.

Anak anak lain yang melihat itu bersorak meledek Yuta, membuat namja Jepang itu berdecak kesal. Sedangkan Taeyong tetap diam dan memperhatikan.

"Tapi sepertinya disini sudah penuh" jawab Nayeon.

Menyadari itu, Yuta segera bergeser. "ck, kalian bergeserlah sedikit. Jangan duduk seperti gajah" seru Yuta pada teman temannya.

"Sabarlah sedikit. Dasar pria dimabuk asmara" gerutu Mingyu seraya menggeser kursinya memberi ruang.

Johnny tergelak pelan, "Hahaha, dimohon pengertiannya, Mingyu. Maklum, Yuta barusaja bertemu dengan— awh!" belum selesai Johnny berbicara, ia sudah terkena lemparan sedotan dari Yuta.

"Diam kau" seru namja Jepang itu.

Semuanya tergelak melihat muka memerah Yuta, kecuali Taeyong dan Jaehyun. Namja manis itu masih terdiam menahan panas dihatinya. Ia cemburu tentu saja. Sedangkan Jaehyun sedari tadi diam diam memperhatikan Taeyong. Ia tahu bagaimana perasaan namja manis itu sekarang.

Heather | YuTaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang