1O

303 45 25
                                    

Diatas aku cantumin video yt yang jadi salah satu inspirasi aku. Kalian bisa tonton biar feel nya lebih dapet ^^

Well, selamat membacaa :D


---

Sudah terhitung satu bulan sejak kepindahan Nayeon ke Neo School, dan wanita itu masih menjadi topik hangat di kalangan siswa siswi.

Ada rumor yang tersebar jika Nayeon dan Yuta si ketua sepak bola sekolah tengah memiliki hubungan karna kedekatan mereka yang semakin intens akhir akhir ini.

Dan sepertinya itu tidak benar. Maksudnya, belum.

Taeyong sendiri mulai gelisah. Ia merasa sahabatnya itu sedikit demi sedikit berubah. Yuta mulai mengabaikan dirinya.

Namja Jepang itu sering lupa untuk pulang bersama setelah sekolah, sering mengabaikannya ketika sedang berdua, bahkan sering tidak datang di quality time mereka.

Dan penyebabnya.. Ya pasti kalian sudah tau.

Yuta sering memberi Nayeon tumpangan sepulang sekolah, padahal Taeyong sudah menunggunya untuk pulang bersama. Saat sedang jalan-jalan berdua, Yuta juga suka sibuk dengan ponselnya, tidak mengindahkan ocehan-ocehan Taeyong yang berusaha menarik perhatiannya.

Yang paling parah kemarin. Saat Taeyong menyempatkan diri untuk datang ke pertandingan Yuta, namja Jepang itu malah tidak menghiraukannya sama sekali.

Nayeon juga ada disana untuk mendukung Yuta. Dan karna itu Yuta tidak meliriknya sedikitpun, tidak menerima tawaran air minumnya, ataupun mengindahkan ucapan selamatnya atas kemenangan Namja Jepang itu.

Yuta terlalu fokus pada Nayeon.

Dan Taeyong tidak suka itu.

Kini suasana hati Taeyong selalu berantakan ketika berhadapan dengan Nayeon.

Seperti sekarang..

"Ah! Aduh maaf Yongie, aku tidak sengaja"

Namja mungil itu menghela nafas sejenak, menyadari bahwa orang yang tidak sengaja menabraknya adalah Nayeon.

Taeyong berjongkok disamping wanita cantik itu, ikut memungut buku-buku yang berjatuhan karna insiden tadi.

Kini mereka ada dikoridor sekolah. Beberapa menit yang lalu Taeyong diminta bantuan oleh salah satu guru untuk membawakan setumpuk buku paket ke kelas sebelah. Dan saat di belokan koridor, Taeyong tertabrak dengan Nayeon karna kurang fokus. Buku-buku itu sangat berat kau tahu.

Dengan gerakan gesit Taeyong memungut buku-buku itu dan segera berdiri, diikuti Nayeon yang tersenyum menyesal seraya menyerahkan buku yang tersisa.

"Maafkan aku Yongie, aku tidak melihatmu karna terburu-buru tadi. Apa kau baik-baik saja? Apa ada yang terluka?" Tanya Nayeon tidak enak.

Taeyong tersenyum tipis, "Aku tidak apa-apa, Nayeon."

"Syukurlah kalau begitu. Tolong maafkan aku, nee? Ah, bagaimana kalau nanti siang kita makan bersama? Aku yang traktir, sebagai permintaan maafku." Wanita cantik itu menatap Taeyong dengan wajah berbinar, membuat namja manis itu tidak enak untuk menolaknya.

"Ah, kurasa tidak perlu, nanti siang aku.. eum, aku harus mengerjakan beberapa tugas." Tolak Taeyong.

Nayeon memiringkan kepalanya dengan wajah bingung, "Tugas apa?"

Taeyong gelagapan, "A-ah itu, tugas.. Tugas ekskul! Ya, tugas ekskul" Tentunya ia tidak mau menghabiskan waktu dengan orang yang membuatnya merasa buruk akhir-akhir ini.

Wanita cantik itu mengerucutkan bibirnya kecewa.

"Baiklah kalau begitu. Padahal aku ingin lebih dekat dengan denganmu, Yongie"

'Tapi aku tidak' batin Taeyong.

"Mungkin lain kali, Nayeon. Ah aku harus pergi sekarang, permisi" Taeyong melanjutkan langkahnya melewati Nayeon.

Wanita cantik itu hanya memandangi kepergian Taeyong seraya tersenyum kecut, lalu pergi dari sana.

Langkah Taeyong terhenti, ia menoleh kebelakang memandangi Nayeon yang berjalan semakin jauh.

Nayeon adalah wanita cantik yang baik. She's such an angel. Nayeon disukai banyak orang. Begitupun dengan Yuta, dia adalah pria tampan yang berkharisma. Mereka berdua cocok. Tak heran jika banyak orang yang menginginkan mereka bersama.

Tapi tetap saja..

Terkadang..


..Ia berharap Nayeon tidak ada.




---



"Taeyong? Antreannya sudah kosong."

Taeyong tersentak dan menoleh ke belakangnya. Disana Ten menatapnya dengan heran.

"Oh, maaf Ten" Taeyong melangkah maju mengisi antrean stan makanan yang sedari tadi ia tunggu. Mereka berada dikantin sekarang, sedang mengantri makanan untuk mengisi perut.

"Kau melamun? Apa kau memiliki masalah?" tanya Ten seraya melongokkan kepalanya dan menatap Taeyong dari samping.

Yang ditanya hanya menggelengkan kepalanya, "Tidak, aku tidak apa-apa. Aku hanya sedikit memikirkan beberapa tugas akhir-akhir ini" Taeyong tersenyum manis.

"Baiklah kalau begitu. Tapi apa kau tahu?," Ten mendekatkan kepalanya pada Taeyong dan berbisik, "Kau tadi melamun sambil menatap kakak tingkat di meja sebelah" bisiknya dengan memberi kode mata menunjuk meja yang tak jauh dari tempat mereka berdiri.

Taeyong mengerjapkan matanya dan melirik meja yang Ten tunjuk. Dapat ia lihat salah satu kakak tingkat yang ia tahu bernama Kai, memandangnya dengan aneh. Tapi tak lama, pria tan itu segera memalingkan wajahnya ketika bersitatap dengan Taeyong.

Taeyong membulatkan matanya. Ntah apakah ia yang salah lihat atau kakak tingkatnya itu memang terlihat salah tingkah setelah bersitatap dengan Taeyong.

"Astaga, benarkah? Aduh, Ten aku sangat malu" Jerit Taeyong pelan sambil menutup wajahnya dengan telapak tangan.

Ten tertawa melihatnya, "Hey, tadinya kukira kau memang memandangi Kai hyung. Apa kau melihatnya tadi? Dia salah tingkah! Hahaha, sepertinya Kai hyung memiliki perasaan padamu, Taeyongie."

"Aku tidak memandanginya! Maksudku, aku tidak sengaja menatapnya saat melamun. Astaga Ten, itu hanya salah paham. Berhenti membual!" Taeyong merenggut kesal. Astaga, itu hanya ketidaksengajaan. Kalian pasti tau, ketika sedang melamun dan tanpa sengaja menatap orang lain. Itu memalukan.

Ten mencubit pipi Taeyong dengan gemas, "Sudahlah, kau terlalu kaku. Apa kau tidak menyadari betapa cantiknya dirimu? Banyak namja dominan yang menyukaimu, hanya saja kau tak terlalu memperhatikannya"

Taeyong memelototin pria mungil itu, "Apa maksudmu? Aku masih normal!" Ten terkekeh geli dan mendorong Taeyong pelan untuk melangkah maju lagi dan mengisi antrean yang sudah kosong.

"Kau tak perlu malu untuk mengakuinya, Taeyongie. Aku sudah mengetahuinya dari gerak-gerikmu selama ini. Kita sama."

Mendengar itu Taeyong semakin merenggut, "Baiklah, kau memang benar."

Ten bersorak riang, "Benarkan kataku? Lalu kenapa kau tidak mencari kekasih? Kau itu cantik, tidak sulit untuk mendapatkan namja tampan dan populer sekalipun."

Taeyong menggeleng lemah, "Ntahlah, aku tidak berminat"

Ten tersenyum, "Bagaimana dengan Yuta?"

Taeyong menoleh dengan wajah terkejut.








TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 11, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Heather | YuTaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang