...
Dona, sang Mama dari Robin memperhatikan Haelen yang kini turun sambil mengikat rambutnya keatas. "Masih molor ya si Bujang?" Tanya Dona sambil mengiris beberapa buah untuk Haelen.
Haelen mengangguk, "Iya. Katanya jam tiga pagi baru nyampe rumah ya, Ma?"
Wanita paruh baya dengan wajah rupawan itu seketika menghentikan pergerakan tangannya. Lalu menatap Haelen dengan pandangan yang bertanya-tanya.
Semalam anak sematawayangnya itu mengabarinya kalau udah balik dari Bandung, sekitar jam sembilan malam. Dan Robin bilang, dia mau langsung mampir ke rumah Haelen. Kangen katanya.
Tapi dari ucapan Haelen barusan, bisa disimpulkan kalo semalem mereka berdua nggak saling bertemu.
Apa Robin berbohong?
Tapi kenapa?
"Oh? Iyakah? Mama masih tidur jam segitu, jadi nggak tau dia nyampe jam berapa." Ucap Dona senatural mungkin. Bukan maksud beliau ingin berbohong juga ke Haelen, wanita itu hanya nggak mau ikut campur dengan privasi dua muda-mudi yang tengah dimabuk cinta itu.
"Kamu udah sarapan?"
"Udah, Ma. Tadi sama Sena. Hehehe."
"Eh iya, udah kelas berapa dia? Tinggi banget ya sekarang, dah lama nggak liat." Kata Dona seraya menggiring Haelen untuk duduk di ruang keluarga.
"Kelas 1 SMA. Iya tinggi banget. Pohon kelapa aja kalah sama dia." Canda Haelen.
Dona mengangguk. Tersenyum samar sambil terus memperhatikan Haelen. Nggak tau kenapa beliau pengen banget merengkuh anak itu dengan erat.
Perasaannya nggak enak akhir-akhir ini tentang Haelen.
"Kamu beneran mau summit ke Mahameru lagi, ya? Seminggu lagi kan?" Tanya Dona dengan raut sendunya. Beliau juga tau tentang kejadian setahun yang lalu
"Iya hehe. Kangen. Tapi tanggal perginya udah diajuin, jadi lusa. Nggak minggu depan." Haelen nyengir lebar. Seseneng itu dia dengan alam.
Dona meraih salah satu tangan Haelen, kemudian mengenggamnya. "Bertanggung jawab atas apapun yang terjadi sama anggota timmu emang penting, tapi kamu juga punya hak buat melindungi dirimu sendiri."
"Haelen bakal jaga diri baik-baik, Ma."
"Iya. Harus. Kamu ada kelas pagi kan? Robin bangunin dulu sana, suruh nganter."
"Berangkat sendiri aja, deh. Biar Robin istirahat. Pasti dia masih capek banget. Lagian aku bawa mobil sendiri kok hari ini." Kata Haelen, yang kemudian mendapat anggukan dari Dona.
Sebelum pergi, dia kembali ke kamar Robin terlebih dahulu untuk mengambil tasnya sekalian pamit sama Robin.
Haelen tersenyum menatap wajah terlelap pacarnya. "Berangkat dulu, ya." Lirih Haelen seolah nggak mau mengganggu tidur Robin.
KAMU SEDANG MEMBACA
A S U ✔
FanfictionTinkerbell selalu ada buat Peter. Dan Peter? Dia pilih Wendy.