"El?!" Pekik Yeji seraya menahan tubuh Haelen yang terlihat akan tumbang. "Lo oke kan? Lo nggak fokus sejak dari puncak tadi."
Haelen tersenyum lebar. "Gue baik. Nggak usah khawatir."
Mereka udah ngelewatin batas vegetasi. Yang semula berjalan diatas pasir kasar dan nggak ada tumbuhan apa-apa, kini tampak banyak tumbuhan di sekitar mereka.
Kira-kira masih 2,7 km lagi untuk kembali tiba di Kalimati.
Yeji cukup pintar untuk mengetahui gelagat-gelagat anggota timnya. Apakah mereka masih kuat, atau udah capek. Masih bisa lanjut, atau harus stop.
Dan dia tau Haelen sedang nggak baik-baik saja.
Dari awal Haelen terus berada di barisan terdepan, sesekali mungkin dia mundur barisan untuk ngecek anak-anak. Setelah itu dia pasti balik lagi ke depan untuk memimpin perjalanan.
Sejak perjalan dari puncak tadi memang Haelen masih melakukan itu. Namun semakin lama, Haelen semakin mundur.
Bukan lagi untuk sekedar mengecek kondisi anggota tim, tapi memang seolah langkahnya mulai melambat.
Karena Yeji ada di barisan paling belakang, jadi dia tau.
"Ryu?! " Seru Yeji.
"Lo ambil alih posisi Haelen. Jalan duluan sama anak-anak lainnya sampe camp terakhir kita." Katanya. Membuat Ryujin sedikit kebingungan, namun dengan cekatan dia segera mengiyakannya.
"Ji, gue nggak apa. Serius." Ucap Haelen dengan suara lirihnya.
"Hanan, lo bareng gue sama Haelen."
Hanan pun mengangguk mengerti.
"Ji. Gue baik-baik aja kali." Kata Haelen masih bersikeras mengatakan dirinya baik-baik saja.
Ryujin sudah mulai memimpin anggota tim yang lain di depan. Menyisakan Yeji, Hanan, dan Haelen yang masih berada di tempat semula.
"Gue bisa ngerasain tangan lo yang pegangan sama gue gemeteran, El!"
Merasa anggota tim yang dipimpin oleh Ryujin perlahan tak terlihat, Haelen menjatuhkan dirinya diatas tanah untuk duduk. Salah satu tangannya berpegangan pada pohon yang ada di dekat tubuhnya.
"Minum dulu." Kata Hanan setelah dia membantu Haelen mengambil botol minumannya.
"Thanks, Nan."
Setelah meminum beberapa tegukan, Haelen pun bangkit. "Ayo. Keburu ketinggalan jauh sama yang lain." Katanya. As usual, pake senyuman pada awal dan akhir kalimatnya.
Namun belum lama berdiri, Haelen kembali terduduk. Seolah tulang-tulang ditubuhnya melunak begitu saja.
"Istirahat bentar ya?" Pinta Haelen. Masih berusaha menyembunyikan kalo dirinya nggak baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
A S U ✔
FanfictionTinkerbell selalu ada buat Peter. Dan Peter? Dia pilih Wendy.