✨✨✨1. Pertama jumpa.
Suara gaduh itu terdengar dari sebuah gang sepi malam ini. Jam baru menunjukkan angka 8 malam. Namun, jalan ini sudah sepi akibat gerimis yang turun sejak tadi sore dan baru reda 30 menit yang lalu. Cuaca dingin khas hujan membuat banyak orang memutuskan bergelut dengan selimut lebih awal hari ini.
Di keheningan malam, Andra mengangkat sudut bibirnya, melihat Arkan berhasil menghindari pukulan salah satu anak buahnya.
Dia duduk manis diatas motor sambil sesekali menyesap rokok. Andra rasa, dia tidak perlu turun dan mengotori tangannya untuk melawan Arkan, anak buahnya yang gila akan uang itu pasti bisa menanganinya. Membuat lelaki yang paling dia benci itu babak belur malam ini.
Andra memandang kasihan Arkan, mau melawan dengan cara apapun, Arkan tidak akan menang melawan 10 orang yang berturut-turut melayangkan tinjuan dan serangan kepadanya. Bocah tengik itu hanya membuang-buang tenaganya saja.
Senyum miring Arkan terbit tatkala 10 orang itu terbaring lemah diatas aspal, ia lalu memandang remeh Andra yang melihatnya dengan tenang, hal itu membuat Andra terkekeh, lelaki itu lalu melirik segerombolan orang yang awalannya masih duduk diatas motor dengan beberapa balok kayu, mengkode mereka untuk maju dan mengajar Arkan.
Hanya dengan satu kode itu, kini Arkan kembali sibuk melawan 15 orang yang menyerangnya dari berbagai arah secara cepat. Namun, lelaki dengan jaket hitam itu cukup gesit untuk menghindari beberapa pukulan dan tinjuan yang diarahkan kepadanya.
Sampai nasip sial itu datang, ia terkecoh kala seseorang berusaha memukul lengannya dengan balok, sampai tak sadar orang disampingnya melayangkan bogeman kearahnya.
Bugh!
Pukulan itu tepat mengenai sudut bibir Arkan, rasa nyeri dan panas langsung menjalari pipi kanan, dan ujung bibirnya, dia dibuat langsung tersungkur karenanya.
Mengabaikan rasa nyeri itu, Arkan bangkit dan membalas pukulan tadi tak kalah kuat, meninju wajah salah satu anak buah Andra yang kini terlihat mundur beberapa langkah dengan pipi merah dan erangan kesakitan sambil mengumpatinya.
Arkan bisa berkelahi tentu saja, dia menguasai beberapa ilmu beladiri, tapi tetap saja, melawan 25 orang sendirian itu tidak mudah, tubuhnya mulai kelelahan dan langsung tumbang diatas aspal ketika seseorang memukul bagian belakang kepalanya, membuat rasa pusing menyerangnya dengan cepat.
Tertatih tatih ia mencoba berdiri, sambil memegang belakang kepalanya yang terluka ia memandang remeh Andra, berusaha menunjukkan bahwa dengan sisa sisa tenaganya ia tidak takut "Jadi gini cara main lo, keroyokan? Pengecut Lo, Dra." ucap Arkan dengan nada mengejek di ujung kalimatnya. Namun ternyata hal itu malah mendatangkan tendangan kuat pada perutnya yang membuatnya kembali tersungkur sambil meringis kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKANAYA
Teen FictionKisah ini dimulai saat Naya menolong Arkan yang terlibat perkelahian di gang samping kompleks perumahannya, Naya yang menggangap Arkan menyebalkan lalu keadaan yang selalu membuat Arkan berada di sekitar Naya. Kata orang Arkan itu cuek, tapi kata Na...