4. Mulai tertarik?✨✨✨
Satu Minggu berlalu semenjak kejadian pengeroyokan Arkan. Namun, nampaknya kejadian itu tidak terlalu penting untuk kedua orang itu. Baik Arkan maupun Naya, sama sama bersikap seolah tidak pernah bertemu dan berinteraksi sebelumnya. Pernah sekali Arkan berpapasan dengan Naya di koridor, namun gadis itu malah berdecak sebelum berbalik memutar arah.
Namun Arkan tidak mau ambil pusing, dia mengangkat bahunya acuh dan kembali melanjutkan langkah menuju kelas. Dalam hati pria itu hanya bergumam, mungkin gadis itu benar benar kesal dengannya, karena pertemuan mereka memang jauh dari kata menyenangkan. Tapi Arkan bisa apa? dia juga tidak mengharap mereka menjadi teman, jadi bersikap seperti ini sudah benar menurutnya.
***
Mata Naya memandang serius sebuah kertas yang bertuliskan Pemilihan Ekstrakurikuler untuk Siswa Kelas XI SMA Cakrawala. Yang dibagikan oleh Nauval, ketua kelasnya tadi.
Sudah sepuluh menit semenjak kertas itu dibagikan, namun Naya benar benar tidak tahu harus memilih ekstrakurikuler mana.
Bakat? Dia, tidak yakin punya.
Hobi? Hobinya tidur, makan, nonton drakor.
Tahun lalu saja, Naya memilih tidak mengikuti ekstrakurikuler satupun, karena hal itu tidak diwajibkan. Namun, peraturan tahun berubah begitu saja, semua siswa dan siswi kelas X dan XI wajib mengikuti minimal 1 ekstrakurikuler yang akan berpengaruh pada rapot semester nanti, membuat orang orang seperti Naya sudah menghela nafas panjang sejak pengumuman ini disampaikan Nauval tadi.
Dara yang baru selesai mengisi nomor teleponnya di formulir kini melirik Naya dengan tatapan bingung "Belum milih juga, Naya?" Tanya Dara saat melihat kertas milik Naya masih kosong, Naya yang menyadari Dara sudah selesai mengisi miliknya kembali menghela nafas panjang sebelum menggeleng lemah "Belum, gue bingung banget, lagian siapa sih yang ngide ekskul diwajibin gin." jawab Naya lalu menelungkupkan wajahnya di meja. Tak lama, dia menoleh kearah Dara, raut wajah temannya itu sangat berbeda dengan miliknya yang keruh dan lesu "ikut musik lagi?" Naya ganti bertanya.
Dara menunjukkan kertas ekstranya, dengan senyum lebar dia mengangguk "iyupss!" jawab Dara girang, namun detik setelahnya gadis berponi itu ikut merosot lesu "cuma itu yang Dara bisa."
Melihat raut wajah Dara yang tiba tiba berubah drastis itu membuat Naya sempat berdecak, tangannya lalu terulur memegang pundak Dara dan menepuk pelan beberapa kali, seolah menyalurkan semangat dan keberanian "Nggak papa, lo emang paling cantik waktu lagi nyanyi Dar, apalagi suara lo, bagus banget. Jangan kecil hati begitu!" Ujar Naya antusias.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKANAYA
Novela JuvenilKisah ini dimulai saat Naya menolong Arkan yang terlibat perkelahian di gang samping kompleks perumahannya, Naya yang menggangap Arkan menyebalkan lalu keadaan yang selalu membuat Arkan berada di sekitar Naya. Kata orang Arkan itu cuek, tapi kata Na...