✨✨✨2. Yang terjadi malam itu
Pukul 09.30 Naya baru menginjakkan kakinya dikelas, dengan bahu merosot lesu, Naya menyeret kursi miliknya dan duduk dengan helaan nafas panjang. Sambil menyelonjorkan kakinya yang terasa pegal, Naya membaringkan kepalanya di atas meja, dengan tangan yang sibuk bergerak mengipasi area wajahnya yang terasa gerah. Dalam hati Naya mengeluh, soal betapa panas dan lelahnya dia karena hukuman ini.
"Naya, telat lagi?" Tanya Dara yang baru kembali setelah mengumpulkan tugas bersama Naufal, gadis bernama lengkap Adara Zesya Artica, Biasa dipanggil Dara, dengan poni dan berambut sebahu, sebagai ciri khasnya, dia adalah teman satu bangku dan sahabat Naya. Mereka sudah duduk bersama sejak kelas 10.
Yang ditanya menggulum bibir, sebelum menarik bibirnya keatas, dan memperlihatkan cengiran polos "Iya nih, tadi busnya mogok." jawab Naya, lalu menaikkan satu alisnya berusaha meyakinkan Dara.
"Beneran?" tanya Dara dengan nada ragu dan tatapan penuh selidik, yang membuat Naya langsung menegakkan tubuhnya dan mengangguk mantap "betulan" jawab Naya sambil memegang pundak Dara "adakah gue pernah bohong?"
Bukannya menggeleng, Dara malah mengangguk dan tersenyum tipis "Minggu lalu Naya bohong, katanya busnya mogok tapi kesiangan bangun kan?"
Penuturan fakta itu membuat Naya berdecak dan menguatkan genggamannya pada bahu Dara "sahabatku! people change. Gue udah berubah, lupakan sosok Naya minggu lalu itu!" ujarnya penuh penekanan, sebelum mengangguk mantap, mengabaikan tatapan kosong Dara yang agaknya mulai lelah dengan janji janji palsu soal perubahan diri itu.
***
Setelah melalui pelajaran kimia yang menguras otak dan kewarasan itu, akhirnya bel istirahat berbunyi, bel yang bagaikan angin segar ditengah kemarau itu membuat semua orang bersorak kegirangan. Beberapa siswa bahkan langsung mengibrit keluar setelah guru mengakhiri kelas, begitu juga dengan Naya dan Dara, kedua gadis itu langsung menuju kantin sekolah, enggan membiarkan perut malang mereka terlalu lama kelaparan.Sesampainya dikantin mereka langsung berpisah untuk memesan makanan masing masing, Naya melipir ke stand bakso Mang Waris, sementara Dara memilih antri nasi ayam geprek yang ada di stand paling ujung.
Naya yang selesai memesan terlebih dulu, langsung mencari meja yang kosong, namun kondisi kantin yang penuh sempat membuatnya menghela nafas, takut tidak kebagian meja kosong untuk menyantap baksonya hari ini. Namun agaknya takdir masih berbaik hati, beberapa siswa terlihat beranjak dari sebuah meja yang ada di sudut kantin, Naya yang melihatnya langsung melangkah lebar, melewati beberapa orang yang berlalu lalang sambil berharap meja itu tetap kosong sampai ia tiba disana.
Untungnya harapan Naya menjadi nyata tak kala ia berhasil duduk dan menaruh semangkuk bakso dan segelas es teh itu dengan aman diatas meja. Matanya lalu menelisik, mencari keberadaan Dara yang ternyata sedang berdiri di depan stand ayam geprek dengan sebuah piring dan sebotol air mineral di tangannya, gadis itu terlihat celingukan mencari keberadaan Naya diantara kerumunan manusia di kantin ini. Naya pun melambaikan tangannya tinggi tinggi, sambil memanggil nama Dara beberapa kali agar gadis itu menoleh kearahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKANAYA
Roman pour AdolescentsKisah ini dimulai saat Naya menolong Arkan yang terlibat perkelahian di gang samping kompleks perumahannya, Naya yang menggangap Arkan menyebalkan lalu keadaan yang selalu membuat Arkan berada di sekitar Naya. Kata orang Arkan itu cuek, tapi kata Na...