3. OKB

51 5 0
                                    

"loe kan yang nyebarin berita itu di kampus" tuduh Anggara pada Anin.

"Jangan asal nuduh yah, gue nggak ngelakuin apa-apa".

Napas Anggara memburu, amarahnya memuncak. Ia baru saja berseteru dengan Roy.

"Terus siapa yang nyebarin, siapa coba".

"Loe lupa? Nggak mungkin orang tua mereka nggak tahu soal pernikahan papa loe. Secara kan itu mereka rekan-rekan papa loe. Paham"

Anggara tidak bisa berpikir jernih, lagipula kenapa ia gusar dengan tersebarnya pernikahan papanya. Benar kata Anin pasti rekan- rekan papanya bakal tahu.

Anggara tidak menjawab, ia langsung meninggalkan Anin di rooftop.

Bukan rahasia umum lagi soal Anin dan anggara yang jadi saudara tiri. Mereka bahkan kerap mendapat ejekan dari teman-teman yang tidak suka dengan mereka tak terkecuali Roy ataupun Sherly.

Anin tak pernah menghiraukan ejekan atau hinaan dari teman-teman elitnya di kampus. Selagi masih ada Lisa dan Ratu, Anin bersemangat. Tekadnya ia harus menjadi sarjana dan membanggakan ibunya.

"Hai OKB, orang kaya baru" itu salah satu cewek genk Sherly. Gadis itu sedang bersama Roy.

Mereka duduk bersisian dengan Anin, Lisa serta Ratu. Saat ini mereka ada di ruang perpustakaan.

"Sekarang derajat loe naik yah" ujar gadis itu lagi yang diketahui bernama Geby.

"Eh, ada kain nggak. Pengen gue sumpal tuh mulut yang ngerocos mulu" ucap Lisa menatap Geby yang sedang bergelayut manja di lengan Roy.

"Hahaha, berani sekali cewek ini. Silahkan kalo berani" tantang Geby.

Lisa berdiri ingin menghampiri Geby, tapi lengannya ditahan oleh Ratu dan Anin. Ingat Lisa, dia selevel dengan Geby dan teman-temannya.

"Udah ah, nggak usah diladenin". Anin dan kedua sahabatnya itu beranjak. Namun tiba-tiba Roy dengan gesit menarik lengan Anin.

"Eh eh...apaan sih loe"teriak Anin. Lisa dan Ratu mengejar Anin yang sudah dibawa pergi oleh Roy. Sedangkan Geby masih terbengong di tempatnya semula.

"Stop di situ, gue mau ngomong sama teman loe" ucap Roy menghentikan Lisa dan Ratu.

Kedua gadis itu menurut setelah mendapat persetujuan dari Anin lewat anggukan kepalanya.

"Ngapain loe" Anin menghentak tangannya di pegangan Roy.

Badan Roy maju menghimpit badan Anin. Lelaki itu tampak menyeringai, Anin tentu takut namun tidak ingin menampakkannya.

"Loe mau apa" ucap Anin sedikit gemetar. Roy tertawa seakan menyadari kegugupan gadis di depannya saat ini.

"Enak juga bermain-main dengan gadis ini" batin Roy.

"Mau gue?" Roy masih ingin melihat reaksi Anin seperti apa.

"Mau gue adalah loe" ucap Roy dengan telunjuknya hampir mengenai dada Anin.

"Jangan macam-macam Roy, gue sama sekali nggak takut sama loe".

"Emang loe pikir gue mau ngapain hee?".

Anin menyilangkan kedua lengannya di dada. Ia tahu lelaki dihadapannya ini cuma main-main namun ia tetap waspada. Namun Roy terkekeh melihat tingkah Anin saat ini.

"Loe tenang aja, gue nggak bakal ngapain-ngapain loe. Loe bukan selera gue".

Anin bernapas lega.

"Gue mau loe ada dipihak gue".

Anin memicingkan matanya, Roy seakan tahu jika Anin sedang bertanya 'maksudnya?'.

My Step BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang