Bab 8

126 12 0
                                    

Typo bertebaran!!



Happy reading ☺️





Hari ini adalah hari terakhir Salsa berada di sekolahnya. Ia sedang mengurus ijazah terakhirnya supaya bisa mendaftar masuk ke perguruan tinggi.

Hari ini juga Salsa memutuskan untuk menceritakan tentang pernikahannya pada ketiga temannya.

Wajah mereka langsung pias saat mendengar cerita Salsa tentang pernikahannya dengan Sena.

"Gimana sih,kok bisa orang tua kalian dengan mudahnya jodohin anak?" Yasmine tak habis pikir dengan orang tua teman baiknya ini.

"Iya sa,gue juga heran, apalagi sifat kak Sena yang berubah drastis." Sambung Vita kasihan melihat Salsa.

"Tenang aja,gue ikhlas kok. Anggap aja gue ngebalas perbuatan baiknya dulu ke gue. Dan ini cuma enam bulan aja kok. Gue juga udah tandatangani perjanjian pranikah." Jawab Salsa dengan entengnya.

"Lo berdua gila sa!! Itu sama aja Lo mempermainkan pernikahan,dosa." Aurel pun angkat bicara.

"Palingan dia nanti yang nanggung dosa gue." Salsa mencoba untuk tidak perduli dengan perkataan Aurel.

"Tapi Lo jadi kan kuliahnya bareng kita?" Tanya Vita dan Yasmine bersamaan.

"Gue gak tau," jawab Salsa sendu.

"Sebelum semua masalah ini ada,gue memang niat banget buat kuliah bareng kalian,tapi sekarang rasanya gue pengin banget kuliah bareng Aurel di Bogor." Ujar Salsa ingin pergi menjauh dari kehidupannya sekarang. Ia mau membuka lembaran baru,tanpa ada Sena di dalamnya.

"Loh kok gitu sih,jadi kita bakalan pisah dong,gue gak mau!!!" Protes Vita tak terima ditinggalkan sahabatnya.

Tapi Salsa gak perduli protes Vita dan dia mengalihkan pandangannya menghadap Aurel.

"Rel, bantu gue setelah cerai dari kak Sena." Aurel mengiyakan ucapan salysa.

"Trus kita gimana,masa gue sama Vita nyangkut disini sih."

"Emang kenapa sih,sama-sama kuliah juga."

"Beda kali,gue tetap gak mau pisah sama kalian."

"Oke,kalo gitu gue harus pulang sekarang,gue mau rayu bonyok buat mgasi izin kuliah bareng kalian."ucap Vita mantap.

"Gue juga deh, pokoknya kita harus sama-sama."sambung Yasmine.

Salsa terharu melihat ketiga teman terbaiknya.tak menyangka mereka tak ingin berpisah darinya.

"Thanks...tunggu gue disana,gue pasti nyusul kalian." Mereka pun berpelukan erat sebelum berpisah.

Inilah salsa,diluar dia terlihat tegas bahkan dengan ketiga sahabatnya. Sungguh berbalik jika dia sedang dengan keluarganya dia akan bersikap manja dan lembut termasuk dengan Sena,tapi itu dulu sekarang dia akan bersikap tegas jika berhadapan dengan Sena. Tak ingin terlihat lemah dihadapan lelaki itu.

***

Wajah Salsa sejak tadi tertekuk masam. Bagaimana tidak,Sena berbohong tentang undangan yang kemarin dikatakannya. Tak ada resepsi atau pernikahan mewah. Hanya akad sederhana yang melibatkan keluarga inti dan beberapa tetangga serta teman dekat keduanya.

Selesai akad tadi,Sena membawa Salsa ke apartemennya. Mereka akan tinggal di sana supaya privasi mereka tidak terganggu.

"Ni kamar lo,dan disebelahnya kamar gue. Ingat lo jangan pernah masuk ke dalam kamar gue!!" Ujar Sena ketus.

"Siapa juga yang mau masuk ke kamar lo. Dasar penipu!!" Salsa berkata sarkas karena kesal dengan omongan Sena yang kemarin mengatakan undangan sudah disebar.

"Gue bilang gitu supaya lo langsung mau nikah sama gue dan gak banyak alasan." Beo Sena jujur karena entah kenapa hatinya tidak rela mendengar Salsa menolak menikah dengannya.

"Sinting Lo!!" Umpat Salsa dan menutup pintu kamarnya kencang.

Sena sendiri gak terlalu perduli dengan umpatan salsa. Dia lebih memilih masuk kedalam kamarnya dan mulai membersihkan tubuhnya yang sudah lelah. Malam ini dia sudah berjanji pada Shella untuk datang ke apartemen kekasihnya.

Salsa sendiri juga sudah segar setelah berendam di kamar mandi. Walaupun apartemen Sena tak terlalu besar tapi fasilitasnya lengkap dan mewah.

Salsa mengamati ruangan yang akan menemaninya selama enam bulan kedepan. Ada ruang tamu yang bersambung dengan ruang tv. Setelah itu ruang makan dengan mini bar mungil juga dapur yang di yakini Salsa tak pernah disentuh oleh yang punya apartemen.

Salsa melangkah menuju ruang tv,ia menyalakan tv dan sibuk menonton sambil sesekali memindahkan saluran tv dengan remote.

Tak lama Sena keluar dari kamarnya,ia terlihat sangat tampan Salsa sampai tercengang melihat penampilan Sena.

"Gak usah bengong, gue tau kalo gue ini tampan."

"Sapa juga yang bengong," ujar Salsa sambil mengalihkan pandangannya menghadap tv. "Untuk apa tampan tapi penipu." Lirih Salsa sinis yang mendapat delikan tajam Sena.

Sena duduk di sebelah salsa dan mengeluarkan sebuah kartu serta beberapa lembar uang cash berwarna pink.

"Ini buat lo!" Sena menyerahkan kartu dan uang yang tadi diambilnya.

Salsa tak mengambilnya,dia malah mendengus kecil tapi Sena dapat mendengar dengusan itu.

"Kenapa,lo gak mau?"

"Ya! Gue gak butuh duit Lo. Tabungan gue masih cukup untuk menghidupi gue sampai enam bulan ke depan." Jawab Salsa meremehkan lelaki di sebelahnya.

"Lo lupa di surat pranikah tertulis kalo gue tetap akan biayain Lo sampai pernikahan kita selesai." Tegas Sena tak ingin dibantah.

Dengan sangat terpaksa Salsa mengambil kartu beserta uang yang diberikan Sena. Ia akan menyimpan uang Sena di suatu tempat,nanti begitu cerai ia akan mengembalikan semuanya.

"Lo gak perlu kerjain apapun disini. Besok datang orang yang bantuin beresin rumah dan masak makan malam." Ujar Sena seraya bangkit dan pergi keluar dari apartemennya.

Begitu sampai diluar Sena memegang dadanya yang sejak tadi berdetak luar biasa saat berada didekat Salsa. Mengingat penampilan Salsa yang menggunakan hotpants dan juga kaos putih polos yang lumayan tipis. Hati Sena bergetar melihat penampilan Salsa tadi. Sungguh sangat menegangkan.

Berhenti memikirkan Salsa,Sena pun melajukan mobilnya menuju ke apartemen sang kekasih.

Didalam Salsa juga sama, memejamkan mata guna untuk meredamkan detak jantungnya yang sempat menggila tadi saat Sena duduk di sebelahnya.

Mungkin karena sudah lama mereka tidak duduk berdampingan makanya jantung Salsa bisa nervous seperti tadi. Padahal dulu mereka lengket bagai amplop dan perangko. Tapi sekarang seperti air dan minyak. Dan Salsa tidak menyesali keadaan sekarang. Untuk apa,toh lelaki itu sudah di butakan dengan cinta Shella.

Memikirkan itu membuat Salsa jadi lapar, ia membuka aplikasi go food guna memesan makanan yang di inginkannya.

Setelah memakan makanannya Salsa membereskan bungkusan kosong bekas ia makan. Salsa juga mencuci gelas bekas minumnya.

Jam sudah menunjukkan angka sebelas malam tapi Sena belum juga pulang,ada rasa khawatir yang hinggap di hatinya. Tapi Salsa mencoba untuk menepis itu, untuk apa memikirkan lelaki yang tidak bertanggung jawab seperti Sena,lebih baik ia tidur.

Begitu pun dengan Sena,sejak tadi ia ingin pulang,tapi Shella masih saja menahannya. Ia juga khawatir dengan Salsa yang di tinggal sendiri di apartemen. Apalagi ini sudah tengah malam,tak mungkin ia mengabaikan Salsa begitu saja, bagaimana pun juga Salsa adalah istrinya sekarang.

"Sayang,aku harus pulang. Besok aku kerja,dan ada meeting penting." Pinta Sena entah sudah yang ke berapa kali.

"Baiklah,tapi kamu harus janji minggu depan kamu temani aku belanja." Pinta Shella, karena ada tas baru yang ingin ia beli.

"Oke,aku janji! Kalau gitu aku pulang dulu yaa." Pamit Sena sambil mencium kening kekasihnya lembut.










Jangan lupa pencet bintang dan coment yang membangun!!







Trims😘

 SALSA DAN SENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang