Bab 11

386 23 5
                                    

Typo bertebaran!!!


Happy reading ☺️


Sebulan sudah umur pernikahan Sena dan Salsa. Mereka masih seperti orang asing yang tak pernah mengenal sebelumnya. Kedua orang tua mereka juga tidak tau keadaan rumah tangga anak dan menantunya seperti apa.

Malam ini Sena dan Salsa akan berkunjung ke rumah mama Rahma. mereka akan makan malam bersama,termasuk keluarga Salsa yang minus kedua abangnya.

Hanya suara sendok yang dominan di ruang itu. Tidak ada seorang pun yang memulai perbincangan. Mereka lebih memperhatikan kedua pengantin baru yang masih seperti orang asing.

"Adek,ditambah sayang nasinya." Ujar Rahma pada menantu kesayangannya.

"Sudah cukup ma,adek kenyang." Jawabnya sambil tersenyum. Salsa sudah meletakkan sendok pertanda ia sudah selesai makan.

"Bagaimana hubungan kalian sekarang?" Tanya kakek Danar spontan.

Tak ada yang menjawab,baik Sena atau pun Salsa, mereka memilih bungkam.

"Kami semua disini tau,kalau kalian sama-sama tak menginginkan pernikahan ini. Tapi semua sudah terjadi,bisakah kalian mulai untuk menerima satu sama lain." Pinta kakek Danar pada pasangan didepannya.

Tapi masih tidak ada jawaban dari keduanya. Mereka kompak diam karena tidak tahu harus menjelaskan apa. Keadaan rumah tangga mereka memang dari awal tidak baik.

"Ya sudah terserah kalian,kakek hanya ingin di umur kakek yang semakin tua ini,kakek bisa melihat kalian bahagia. Jangan buat kakek merasa bersalah karena telah menikahkan kalian berdua." Jelas kakek Danar saat melihat keduanya belum juga membuka suara.

"Maaf kek,kami belum bisa mewujudkan keinginan kakek. Kami memang menikah tapi kami belum bisa membangun sebuah keluarga." jawab Salsa sendu. Ada rasa sakit dalam hatinya.

"Sena juga belum bisa kek. Dan Sena juga gak bisa kalau harus berpura-pura senang, padahal kenyataannya kami biasa saja." Sambung Sena sedih melihat wajah tua kakeknya.

"Tak apa, memang semuanya kesalahan kakek. Tapi percayalah kakek menikahkan kalian berdua demi kebahagiaan kalian. Coba untuk lebih membuka diri pada pasangan. Sena,kakek yakin kebahagiaan kamu ada pada Salsa begitupun sebaliknya." Jelas kakek seraya berlalu pergi masuk ke dalam kamarnya.

"Menginaplah malam ini disini." Pinta papa Reynald.

"Maaf pa,besok Sena harus kerja." Tolak Sena pelan. Mana mungkin ia menginap jika harus tidur bersama dengan Salsa.

"Adek mau pulang kerumah mama. Boleh kan ma?"pinta Salsa pada mamanya.

"Jangan sayang,kamu harus ikut suamimu. Siapkan keperluannya dan turuti semua kemauannya." Nasehat Dewi pada anaknya. Ia juga sedih melihat rumah tangga anaknya yang masih berjalan di tempat.

Sena memandang sendu pada kedua mertuanya,ada rasa bersalah dalam hatinya,karena telah bersikap tak baik pada anaknya. Apalagi hubungan persahabatannya dengan Satria menjadi dingin karena masalah ini.

"Maaf ma,pa,kalau sudah membuat kalian kecewa." Ucap Sena dengan raut wajah bersalah. Ia tahu Salsa adalah putri satu-satunya, mereka semua menyayangi Salsa dengan sepenuh hati. Melihat Salsa tidak bahagia,mana mungkin mereka diam saja.

Dewi dan David hanya bisa tersenyum miris melihat menantunya. "Ada waktu disaat kita kehilangan,baru kita akan sadar bahwa kita sudah kehilangan sesuatu yang berharga." Tekan David masam.

"Adek besok ada jadwal kursus memasak?" Tanya Rahma pada menantunya.

Mendengar pertanyaan mamanya Sena dibuat kaget, pasalnya dia tak tau mengenai kursus memasak Salsa. Sena pikir selama ini Salsa sibuk mendaftar kuliahnya.

 SALSA DAN SENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang