Bab 10

151 13 0
                                    

Maaf typo bertebaran!!






Happy reading ☺️





Pagi ini Salsa terbangun lebih cepat dari biasanya. Setelah menunaikan kewajibannya Salsa beranjak ke tempat penyucian baju. Ia ingin mencuci pakaian dalamnya karena sudah banyak yang kotor.

Salsa tak suka jika pakaian dalamnya di cucikan oleh orang lain. Jadi ia selalu meluangkan waktu minimal seminggu sekali untuk mencuci perlengkapan pribadinya.

Tak lama Sena juga bangun, mendengar suara berisik di tempat penyucian ia pun menuju kesana. Tanpa sengaja Sena masuk dan melihat Salsa sedang menjemur cucian.

Sedangkan Salsa yang melihat siluet Sena langsung menjerit histeris. Apa yang dilakukan lelaki itu, hingga datang ke sini.

"Aaarrghh!!!! Jangan lihat!!!" Teriaknya,tapi percuma karena Sena sudah sampai di ambang pintu dan tercengang melihat pemandangan di depannya.

Salsa malu bukan main,ia hanya bisa menyembunyikan wajahnya yang merona. Padahal Salsa sengaja bangun pagi supaya bisa mencuci pakaian dalamnya dengan aman. Namun sepertinya Salsa harus mengganti jadwal mencuci barang pribadinya dari pagi menjadi tengah malam.

Bukan hanya Salsa yang merona,tapi Sena juga. Ia sempat tertegun sejenak melihat pakaian dalam Salsa. Bagaimana pun juga ia lelaki dewasa, dihadapkan dengan pakaian dalam wanita membuat kepalanya traveling kemana-mana. Dasar otak piktor!

"Lo mau godain gue?" Ujar Sena mendengus,menganggap Salsa dengan sengaja melakukan hal itu.

Salsa jengkel mendengar penuturan Sena. Siapa juga yang ngegoda dia,apa mencuci bisa dikatakan menggoda. Kalau begitu semua pembantu rumah tangga yang mencuci berarti menggoda penghuni laki-laki dong.

"PD banget Lo,ini tuh emang kebiasaan gue nyuci pakaian dalam sendiri. Ngapain juga lo kemari? Mau pelototi bra sama celana dalam gue!!" Balas Salsa yang malu akan ucapannya sendiri. Habisnya tuh orang ngomong seenaknya,ya dibalas lah.

"Gue gak nafsu liat pakaian dalam lo, ukurannya gak ada beda sama anak kecil." Ujar Sena lagi dan berlalu dari tempat itu.

Padahal sejak tadi Sena menahan rasa gugupnya, supaya tak terlihat oleh Salsa. Begitupun jantungnya yang sejak tadi berdetak tak beraturan. Untuk ukuran Sena tidak mau menjelaskan,ia bukan lelaki kemarin sore.

"Bagus dong,jadi gue gak perlu sibuk buat sembunyikan ini semua. Rencananya gue mau jemur di dalam kamar, berhubung Lo gak nafsu gue bakal jemur di sini aja." Jawab salsa cuek berusaha tak perduli. Walau di hatinya ada sedikit rasa tidak percaya mendengar ucapan Sena yang katanya tidak nafsu melihat pakaian dalamnya karena berukuran kecil. Hello,dada gue itu bisa nutupi semua kepala elo!!

***

Sena sedang bersiap untuk menjemput Shella,hari ini dia akan menemani kekasihnya itu berbelanja. Sebenarnya Sena paling tak suka jika harus menemani perempuan berbelanja. Ribet dan membosankan.

Sena ingat dulu pernah menemani mama dan juga Salsa saat dia masih akur berdua. Tetapi tetap sama, ribet dan membosankan. Tidak ada hal yang menyenangkan saat menemani perempuan berbelanja.

Kadang dia bingung, kenapa dulu dia begitu dekat dan selalu menuruti apapun permintaan Salsa. Malah dia sering mengecewakan Shella hanya karena lebih memilih berdua dengan Salsa. Apalagi Shella yang selalu nurut dengan apa yang dikatakannya, membuat Sena merasa di hargai sebagai seorang kekasih. Salsa itu sudah dianggap adik, apalagi Salsa adalah adik kesayangan sahabatnya Satria, jadi Sena selalu memprioritaskan Salsa dibanding Shella.

Jika mengingat itu,ada rasa kecewa hinggap di hatinya. Salsa yang dulu bukanlah Salsa yang sekarang. Semenjak Sena melihat kekasaran Salsa,ia jadi tidak respek lagi padanya. Kadang ada rasa rindu pada manjanya Salsa dengannya. Akan tetapi hampir tiga bulan ini Sena tak melihat rajukan atau pun rengekan Salsa lagi. Salsa kini berubah sepenuhnya.

 SALSA DAN SENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang