Alvin pergi bukan berarti Alvin tidak meninggalkan apapun untuk kakaknya. Kenan masih bisa melihat senyuman adiknya walaupun didalam foto. Kenan masih bisa mengunjungi adiknya meskipun harus ke pemakaman. Kenan masih bisa membayangkan suara manis dan tawa canda adiknya. Kenan masih bisa mengenang kebersamaanya dengan Alvin melalui semua foto dan video yang ia punya. Kenan bahkan masih merasakan kehadiran Alvin didekatnya. Tapi hanya satu yang Kenan tidak bisa lakukan yaitu memeluk Alvin seperti adiknya yang masih mampu memeluk Kenan sebelum ajal menjemputnya.
Mengingat keburukan itu, Kenan menekan piano dengan keras disertai emosi yang membuncah. Sudah Kenan coba semua cara untuk menenangkan kesedihannya. Sudah Kenan coba untuk baik-baik saja namun tetap tidak ada perubahan. Kesedihan itu masih sama dan kehilangan Alvin masih menjadi luka baru dalam hatinya. Kenan mengaku kalah, dia tidak sepenuhnya kuat.
Kenan juga masih menerima komentar buruk disemua sosial medianya. Kenan dianggap sebagai seseorang yang terlalu membawa perasaan. Bagi semua orang yang tidak tau, kesedihan Kenan hanya dibuat-buat agar dia tetap mendapatkan perhatian dimasyarakat. Sampai ada yang mengatakan bahwa kematian Alvin adalah kebaikan untuk Kenan karena Kenan bisa menguasai semua harta ayahnya.
Gila, memang gila. Mana mungkin ada seorang kakak yang bahagia dengan kematian adiknya sendiri?
Kenan membuka pintu kamar Alvin perlahan. Kamar itu masih sama, terlihat rapi dan bersih seperti Alvin tidak pernah meninggalkannya. Lukisan yang belum selesai, gitar dan keyboard disudut ruangan, sprei yang tidak terlalu banyak motif, warna pastel disekeliling kamar, bahkan aroma kamar itu masih sama. Kenan tersenyum tipis dengan kedua mata sendunya. Sudah satu bulan kamar ini kau tinggal, Vin.
Kenan membuka lemari kamar Alvin. Adiknya itu tidak banyak memiliki baju formal dan setelan kemeja seperti dirinya. Dia hanya memiliki koleksi celana jeans, hoodie, sweater, kaos besar dengan warna yang sama. Tapi adiknya itu tetap manis walaupun hanya memakai pakaian sesimple itu.
Kenan meraih salah satu hoodie yang ia berikan saat Alvin berulang tahun. Seingat Kenan, Alvin belum sempat memakainya karena Alvin menjadikan hoodie itu sebagai hoodie keberuntungan yang akan ia kenakan disaat hari yang penting saja.
Meski masih sedih, kini Kenan sudah bisa mengendalikan air matanya. Meski kehilangan itu masih sangat pedih namun Kenan merasa dia baik-baik saja. Kenan menatap lagi seisi lemari Alvin dan ia temukan sebuah kamera dengan buku album foto beserta semacam diary yang tersimpan rapi namun mudah dijangkau dilemari itu. Kenan membawa semuanya ke kasur dan membuka diary yang berjudul...
Dari Orang yang Tidak Pintar di Sosial Media.
Dari Alvin untuk Kak Kenan
1.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue and Grey // END
Fanfiction"Sampai bertemu lagi, Alvin. Kakak sangat merindukanmu" batin Kenan yang sampai saat ini masih menjerit dan terluka karena kepergian adiknya.